Konspirasi

107 5 0
                                    

Mobil hitam mercedes-benz melesat menuju parkiran sebuah area bangunan seperti kantor. Keluar lah seorang pria dari pintu belakang mobil.
Pria berpenampilan rapi menggunakan jas itu berjalan menuju bangunan yang tampak seperti kantor di ikuti oleh pengawalnya.

"Gentlemen, sorry for being late."

Ucap pria itu saat memasuki ruangan dengan meja cukup panjang dengan 8 kursi yang sisanya di duduki oleh beberapa orang.

"Aaah, pak harun. Silahkan duduk, kami sudah menunggu anda." Ucap salah seorang yang duduk disana merupakan seorang pengusaha minyak.

Pria yang merupakan mentri sumber daya alam itu pun duduk di salah satu kursi yang masih kosong. Ia merapikan jasnya yang terbuka kancingnya.

"Bagaimana perjalanan bapak?" Tanya salah seorang yang duduk di seberangnya.

"Oh, pak ilham.. Anda disini juga." Jawabnya terkejut.

"Tentu, kita perlu sebuah kooperativ untuk bisnis ini bukan?" Jawab ilham.

Ilham adalah seorang menteri dalam negeri. Segala aspek yang menyangkut kerja sama dalam negeri atas persetujuan dan arahan beliau.

"Oke bapak-bapak, siap untuk rapat kita?" Tanya seorang pengusaha itu.

"Silahkan pak mardy, dengan senang hati." Jawab salah seorang yang merupakan pengusaha bidang bertambangan di sana.

Ke delepan orang yang diantaranya adalah pejabat itu, mereka melakukan sebuah pertemuan tertutup. Mereka membicarakan bisnis dan visi mengenai sumber daya alam.

"Saya memiliki ahli geologi yang sangat handal dan professional di bidangnya. Dia tamatan oxford, silahkan beri tepuk tangan untuk nona sabrina."
Ia menunjuk salah seorang wanita yang ada dalam pertemuan itu.

Para tamu yang lainnya pun bertepuk tangan untuk salah seorang tamu wanita mereka. Wanita itu hanya tersenyum dengan rambut terikat dan pakaian formal berwarna merahnya.

"Cantik dan brilliant." Tambah mardy memuji wanita bernama sabrina itu.

Ia bangkit dari kursi dan menyalakan proyektor. Kemudian ia membuka laptor dan mempresentasikan topik pertemuan mereka. Tampak gambaran  peta untuk sebuah lokasi yang di tandai dengan lingkar merah, serta beberapa foto lokasi yang terlihat seperti hutan.
Para tamu pun memperhatikan dengan seksama ke arah layar refleksi proyektor itu.

"Natuna? Bisa dijelaskan?" Tanya harun kepada mardy yang sedang berdiri tepat dengan proyektor.

Mardy berbalik arah, memandangi tiap tamu yang berada di situ.

"Ehmmm." Mardy tersenyum.
"Tentu, setelah menjawab pertanyaan saya. Apakah kita bersih? Hmmm?"
Tanya mardy dengan tersenyum dan lirikan serius kepada seluruh tamu.

Para tamu yang berada di dalam area itu saling menatap satu sama lain, mereka pandang memandang ke arah yang lainnya, memastikan benar-benar bersih dari penghianatan.

"Kau tidak yakin pada kami pak?" Tanya menteri dalam negeri.

Lantas mardy tertawa kecil.
"Haha, maaf saya hanya bergurau. Tentu kita semua berada disini dalam keadaan bersih. Benar?"

Para tamu pun menunjukan senyum antar satu sama lain. Senyuman yang menunjukan gestur setuju dari tiap tamu.

"Boleh saya melanjutkan?" Mardy bertanya serius kepada seluruh tamu.

Silahakan..

Beberapa tamu sepakat menjawab mardy dengan jawaban yang sama. Mardy meletakan tangannya menyangga badannya tepat di atas meja tamu mereka.

SELECTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang