Bab 1 : dia menghilang

34.9K 1.5K 38
                                    


Tidak mudah menerima kenyataan pahit, atas diriku yang ditinggalkan pergi olehnya tanpa membuat penjelasan dulu atas kesalahan yang telah ku perbuat padanya.

Hati seperti di tikam rasa penyesalan dan kekecewaan. Tak ada hari tanpa mengutuk kebodohanku, berjalan tanpa arah memondar mandirkan diriku ke satu tempat ke tempat yang lain, hanya untuk memastikan bahwa dia ada disalah satu tempat itu dan aku akan memeluknya, mengenggam jemarinya, berkata jutaan kata maaf dan apapun itu, bahkan jika harus menunduk dan memohon padanya. Aku akan melakukan semua itu.

Aku akan mempertahankan hubunganku dengannya, menjelaskan segalanya, menyadari kesalahanku dan mengaku menyesal. Aku bahkan seperti orang gila, berteriak keras pada langit langit yang mungkin kini menatapku ibah. Tak ada lagi bayangannya, sapaan manisnya di pagi hari, tawa tawa kecil kami, kejailanku padanya, dan semur ayam buatannya.

Aku rindu perdebatan kecil kita, tentang posisi sofa, pekerjaan rumah yang tidak kelar,wajahnya yang cemberut ketika aku yang selalu mendengkur jika pulang kerja larut malam, dan pastinya aku rindu senyumannya. Dia suka sekali membuatku ingin selalu memeluknya ketika dia dengan cekatannya memasak di dapur.

Aku rindu istriku.

Aku geram sejadi jadinya.

Wanita macam apa dia?, tiba tiba menghilang tanpa jejak. Katanya ingin pulang hanya 2 Minggu kerumah orang tuanya untuk menuntaskan rasa rindunya. Tapi apa ini. Bahkan aku sudah menghubungi keluarganya di tuban dan katanya dia sudah kembali 2 hari lalu.

Aku tak pernah mencurigai perubahannya seketika, hanya saja akhir akhir ini dia memang sangat pendiam. Tak pernah ada lagi hal yang kita lalu seperti bulan bulan sebelumnya sejak satu setengah tahun pernikahan kita. Bahkan dia memintaku untuk berpisah ranjang dengannya. Dia dikamar tamu dan aku tetap dikamar kita.

Aku bodoh

Aku berhak bicara hal itu saat ini, menjambak berkali rambutku. Mengusap usap wajahku.

Sungguh aku saat ini frustasi.

Kepalaku terasa ingin pecah dan terbelah.

Suami macam apa aku ini?, sikap perubahan drastis dari istriku yang selama ini suka manja dan selalu ingin terus berada di dekatku, bahkan aku abaikan saja seperti angin berlalu.

Aku layak dibilang seperti hantu di kehidupannya akhir akhir ini, dia benar benar mengacuhkanku. Bahkan saat aku bicara dia hanya menjawab seadanya.

"Darimana kamu Nad?" tanyaku waktu itu, Aku duduk di sofa menunggunya hingga pukul sebelas malam, karena pada saat itu pertama kalinya. Bukan, itu Minggu Minggu pertama kalinya dia selalu pulang malam seperti ini.

"Kerja mas." jawabnya. Lalu berlalu begitu saja ke kamarnya dan menutup kamar itu.

Aku bukan tipe pencemburu. Didalam hidupku, ketika aku telah berikrar dengan seseorang, aku akan selalu mempercayainya. Menjunjung tinggi rasa kesetiaan diantara kami. Dan akan selalu seperti itu.

"Haaaaaaaaa." Aku berteriak keras. Baru saja aku keluar dari tempat dimana dia bekerja. Sebuah bangunan menjulang tinggi dipusat kota Jakarta ini. Merupakan tempat kerja istriku sebagai konsultan keuangan.

"Dia resign." Aku mengulang kata itu perlahan dan kata itu terus mengekor menghantui pikiranku.

"Nadia sudah resign 2 Minggu yang lalu sen." Ujar Aditya. Temanku yang juga bekerja satu divisi dengan istriku dibagikan keuangan.

Aku akan gila. Kemana perginya kamu sayangku. Aku menaiki mobilku, memutuskan untuk kembali ke rumahku. Dan menghentikan sementara beberapa hari pencarian ku tentang dia.

I miss You, My WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang