Bab 14 arsen kenapa?

15.2K 714 14
                                    

Arsen terbangun. Dia menguap. Pria itu sudah membuka matanya karena sedari tadi ada tangan tangan usil yang sudah mengusik tidurnya.

"Dep, cini omnya cumisnya banyak." Suara anak itu.

Arsen mengguman membuat tangan yang sedang mengusap usap kumisnya itu langsung menarik tangannya.

'Hayo." tarik arsen. Dia membuka mata dan mendekat anak itu.

"Kamu jail ya. Sini peluk." arsen mengangkat anak itu dan memeluknya erat. Anak yang dipelukkannya meronta ronta.

"Depta, depta. Olong omnya." rengek anak itu memanggil anak yang sedang bermain main dengan tumpukal mainan kayu lalu mendrkat ke arah arsen.

"Sini hayo om grlitikkin." ujar arsen. Tangannya sudah sibuk membuat dipta yang awalnya berteriak tertawa ke gelian.

"Mama. Mama. Omnya mau makan dipta." teriak depta berlari ke arah dapur. Sedangkan arsen malah tersenyum dan menggangkat anak itu.

"Oh ini ya, si jagoan." ujarnya. Mengangkat angkat anak itu.

"Om cumisnya jelek." pegang anak itu pada kumis arsen. Namun arsen malah mengangkat mulutnya dan seolah ingin memakan jari tangan anak itu. Yang mrmbuat anak itu memasuk keluarkan tangannya dari mulut arsen dan tertawa tawa.

"Dipta. Jangan tarik tarik tangan mama sayang." nadia bersuara. Masih dengan celemek dia melangkah mengikuti tangan dipta yang menariknya berjalan ke ruang tamu.

Mata wanita itu membulat saat melihat arsen. Dengan asiknya bercanda dengan anak laki lakinya. Terbesir sesuatu didalam hatinya, entah sebuah rasa yang tak dapat diutarakan dengan kata kata.

"Lihat ma. Depca dimakan om itu." rengek anak laki lakinya yang lain. Dipta masih memaksa nadia mendekat dan membuat arsen yang tadi bercanda tiba tiba otomatis tersenyum padanya. Menolehkan kepalanya dan menyapa nadia.

"Pagi nad." ujarnya.

"Mama omnya lucu." depta menoleh.

"Omnya mau makan kamu dep." dipta berucap.

"Ndak ip. Omnya baik. Coba deh cini icut jendong om."

"Ndak au. Nanti dimakan." dipta bersembunyi dibalik nadia.

"Sini gendong juga." arsen menurunkan badannya dan membuka tangannya.

"Cini dipca." lambai tangan depta.

Nadia lalu mengistruksi agar berakhir. " ayo kamu sini depta dan dipta ikut mama ke kamar. Kalian harus mandi."

"Aku cuman mau ngajak anakku main nad." ujar lirih arsen. Depta sudah keluar dari pelukkan pria itu. Dan menuruti mamanya untuk berjalan mendekati nadia.

"Mereka belum mandi. Mereka juga harus berangkat ke penitipan snsk soalnya aku sudsh harus kuliah pagi ini. Kalau mau bermain sama mereka. Aku nggak ngelarang kok." ujsr nadia tanpa ekspresi, wanita itu menoleh pada anak anaknya lalu berjalan, mengajak mereka untuk menuju mandi.

Meninggalkan arsen yang tersenyum dan menyemangati hatinya sendiri.

----

Beberapa menit telah berlalu, arsenpun sudah selesai mandi sesuai intruksi nadia juga untuk menyuruhnya mandi di kamar tamu dan dirinya kini sudah duduk manis menikmati sepotong roti bersama nadia dikursi depannya. Serta dipta dan depta.

"Kamu bisa kembali ke rumahmu atau tempat penginapanmu." nadia berujar.

Arsen mendongakkan kepalanya menoleh ke sumber suara.

"Aku mau tetap disini." ucap singkat arsen.

"Rumahnya mau aku kunci. Bibi datangnya sore. Jemput mereka berdua dan bersih bersih rumah." terang nadia.

I miss You, My WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang