Aku melangkahkan kaki yang sudah tak terasa lagi lelahnya masuk kedalam rumah yang kami tata bersama.
Rumah pertama yang aku beli dengan uangku. Rumah pertama yang kami tata berdua. Nadia adalah gadis yang cerewet, kami membagi tugas didalam urusan rumah tangga. Dia yang akan memasak, mencuci baju,mengepel. Dan aku akan menyapu dan mencuci piring. Untuk tugas lainnya kadang kami berinisiatif mengerjakan sendiri sendiri atau kadang lebih sering kami akan mengerjakannya bersama.
Aku mengusap usap wajahku.
Pukul setengah sepuluh malam.
Aku sudah seperti apa saat ini, aku tidak tau. Istriku kalau seperti ini. Pasti langsung menarik menarik ku yang bermalas malasan setelah pulang kerja untuk segera mandi dan makan bersamanya. Lalu kami berpelukkan mesra. Berciuman lembut yang memabukkan dan mendorongku untuk mengajaknya pergi kedunia dimana hanya milikku dan dia.
Aku berteriak, memandang frustasi foto foto kami diatas televisi ruang tamu. Kami bahkan selalu membahas bagaimana jika nanti dimasa depan foto itu akan semakin banyak dengan foto anak anak kami. Dia akan berdebat panjang, membahas manisnya anak laki laki dengan baju Batman berlari manja, dan aku masih bersi kekeh dengan cantiknya anak perempuan memakai baju Princess memainkan gaun mungil yang dipakainya.
Istriku kemana kamu.
Aku terus memanggil namanya
Nadia sayang
Nadia ku.
Istriku.
--------
Aku terbangun ketika adzan subuh berkumandang, tak ada lagi sentuhan jemarinya yang menggoyang kan tubuhku, Memintaku menjadi imam untuk sholatnya.
Aku bahkan baru sadar kalau aku tidur disofa malam kemarin.
Aku berjalan perlahan menuju kamar mandi untuk membersihkan diriku.
Bau sekali. Istriku akan marah jika aku tidak mandi. Aku tersenyum kecut.
---
Jam 9, aku masih dirumah. Hari ini hari sabtu sejak tadi aku sudah mengacak acak seisi kamar ruang tamu dan kamar kami. Mencari petunjuk yang mungkin mengarah kemana dia pergi. Namun nihil. aku hampir membuat seisi rumah seperti kapal pecah namun sayangny tak ada petunjuk apapun yang aku temukan.Aku juga menghubungi semua teman yang aku kenal dan beberapa akrab dengan nadia namun tak ada satupun yang mengetahui keberadaannya.
Aku tak ingin kelihatan tidak baik baik saja tapi aku juga tak ingin kelihatan hancur.
Rumah tanggaku.
Ponselku berdering. Tertera jelas disana.
Mama
Antara ragu dan ingin aku perlahan mengambil ponselku dan menjawab telepon darinya.
"Kamu dimana mas?" pertanyaan terlontar begitu saja. Tumben tanpa salam.
"Assalamuallaikum ma. Aku dirumah."
"Walaikumsalam mas, berikan ponselmu pada menantu mama." ujar beliau langsung menohok hatiku.
Aku takut, tapi aku juga lebih takut jika berbohong. Belum bersih semua rasa sakit karena hinaan yang fastin lontarkan kemarin malam padaku. Tapi kini aku harus dan pasti akan menerimanya lagi.
"Dimana menantu mama?" ujarnya sedikit meradang. Dari suaranya terdengar jelas dan tegas.
"Ma.." ujarku lirih.
KAMU SEDANG MEMBACA
I miss You, My Wife
RomanceAku tersadar setelah kepergian dia Yang aku tau hanya penyesalan. 1 tahun apakah belum cukup bagimu untuk menjauhiku? #perselingkuhan BEBERAPA PART DI PRIVASI. FOLLOW UNTUK MEMBUKA