Bab 7 : 1 tahun Berlalu

19.7K 962 14
                                    

Foto kami masih terlihat indah disana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Foto kami masih terlihat indah disana. Namun dia yang Kunanti tak kunjung datang maupun aku temukan.

Kenapa kamu tidak ada kabar?

Aku memeluk foto itu sangat erat. Bayangan bayangan kebersamaan kami terlukis jelas, begitu indah difikiranku.

"Kamu nggak berkunjung ke rumah mertuamu dek?" Mas Yusuf masuk ke kamarku.

"Insya Allah besok lusa mas, waktu hari Sabtu." Ujarku.

"

Sudah setahun, belum ada kabar sama sekali tentang Nadia." Mas Yusuf mendekat ke arahku. Dan diambilnya foto itu dari tanganku.

"Sini mas lihat wajah istrimu itu, bukan kamu aja yang kangen dia. Mas juga kangen kalau lihat istrimu ini." Dia mengusap wajah istriku yang ada difoto itu.

"Dulu, dia paling periang, dan paling jail. Bahkan dia melebihi tingkah istri mas Kalau sudah dirumah ini." Ujar mas Yusuf.

Sudah setahun, apa kamu tidak bosan dengan pelarianmu. Apa kamu tidak rindu denganku?
Tidak ada sedikit malam pun aku tidak memikirkanmu. Berharap suatu keajaiban bahwa kamu akan datang. Mengetuk pintu rumah kita. Dan aku menyambutmu dengan pelukan hangat ku.
Taukah kamu, bahwa kamu adalah doa utama disetiap sholatku. Aku adalah imammu. Dan sekarang harus melaksanakan ibadahku sendiri tanpamu istriku.
Berapa banyak teman yang kamu miliki, bahkan aku habiskan hariku hanya untuk mengunjungi mereka. Menanyakan dimana kamu? Dan kenapa tuhan begitu tidak peduli akan kita. Membiarkanmu hidup dengan amarahmu dan aku meratapi hidupku tanpamu dengan penyesalan ini.

"Jangan melamun dek." Mas Yusuf memeluk pundakku dari belakang.

"Ayo kita kumpul di ruang makan. Mbakmu buat masakan spesial untuk hari ulang tahun Seno."

"Hhehe, iya mas. Ayo." Aku mengikuti langkah mas Yusuf. Keluar dari kamarku. Menyusuri anak tangga dilantai 2 menuju dapur keluarga kami.

Disana ada Mama dan mbak lintang, serta Amel yang sedang asik dengan kesibukkan mereka.

"Halo Ma, Yusuf berhasil membawa anak kesayangan mama turun kemari." Ujar mas Yusuf. Menepuk meluk pundakku. Dan mendekat ke arah meja makan.

Semua menoleh padaku. Mama lalu tersenyum dan mendekat padaku.

"Hmmm, anak ganteng mama." Ujarnya mengusap pipiku.

"Hustt, mas Yusuf ini loh. Kenapa bergedelnya dimakan." Amel tiba tiba saja merajuk. Dan aku melihat mulut mas Yusuf sudah mengunyah sesuatu dan ada separuh bergedelnya ditangan kanannya.

"Suf, kamu ini. Itukan buat Bancakan anakmu." Timpal mbak lintang.

"Ayo sini le. Kamu juga mau bergedelnya?" Mama malah mendorong mendekat ke arah meja makan. Dengan wajah sumringahnya.

I miss You, My WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang