19. Kenyataan

5.6K 240 50
                                    

Farel menekan tombol darurat berkali kali.

Wajah tampak menegang saat pertama kali membuka pintu dan mendapati keadaan sahabatnya tidak dalam kondisi baik baik saja.
Darah segar tampak jelas keluar dari hidungnya, dimana tangannya terkulai lemas. Mengarah kearah pintu dan mengisyaratkan, ada usahanya untuk meminta tolong pada seseorang.

"Sen sen." ujar pria itu panik. Setelah pintu terbuka dia berlari menekan tombol darurat berkali kali. Tanpa memedulikan tas ransel maupun barang yang dia bawa. Farel mendekat ke arsen.

"Sakit rel." ujar arsen saat melihat farel masuk. Pria itu ternyata masih tersadar. Bajunya sudha penuh darah. Dan memar terlihat di lengan tangannya.

Gila, bagaimana tombol ini berada disamping kiri laci yang jauh dari tubuh arsen. Batin pria itu.

Dia hanya melihat arsen dengan panik, dan tidak berani menyentuh tubuhnya karena arsen merintih kesakitan jika bersentuhan ataupun badannya tersentuh.

Farel mondar mandir keluar ruangan, menghadap ke arah meja perawat diujung koridor. Tidak beretika memang, tapi kini dia berteriak meminta tolong ke arah perawat.

"Dokternya lama sen. Tahan sen."

"Ya tuhan. Tolong." Ucap farel cemas.

"Arghhhh." Arsen berteriak sambil memegang punggung belakangnya.

"Infusnya bisa lepas sen. Lu yang tenag coba relax. Gw panggil dokter. Gw keluar." perintah farel.

Perawat mendekati mereka, bersama salah seorang dokter jaga.

"Harap menjauh dari pasien." Ujar seorang perawat. Farel hanya mengikuti dan keluar ruangan. Hingga perawat itu menutup ruangan kembali.

Farel menundukkan kepalanya. Telingannya tampak risih mendnegar erangan arsen kesakitan. Apa wanita itu gila? Bagaimana dia meninggalkan suaminya dengan kondisi begini Tanpa pengawasan?. Farel adalah pria yang benci berspekulasi. Apapun yang terjadi disini, bagi farel dia harus menyaksikan langsung, dan memahami sendiribaru dia dapat menyimpulkan apa yang sebenarnya terjadi.
Hanya saja, dia ingin marah, arsen tidak akan seperti ini,saat ada yang menjaganya. Berapa lama dna apakah sering sahabatnya diperlakukan seperti ini. Farel mengelai nafas.

Ini pertama kalinya dia menjumpai arsen untuk sekian lamanya tapi akhirnya seperti ini hasilnya.

1 tahun yang lalu, ini pernah terjadi pada arsen. Pria itu hafal betul bentuk dna gejala yang dialami sahabatnya. Darah mengalir dari hidung, memar disekujur tubuh. Bahkan mungkin kini dia menggigil kedinginan. Farel ingat betul bahwa ini adalah ciri ciri seseorang mengalami leukimia. Selama dia bersama pria itu, farel adalah sabahabt yang paling mampu menJaga rahasia dan paling sering menggatkan arsen untuk menjaga dirinya. Jangan sampai lelah, jangan sampai lelah, jangan sampai lelah. Berkali kali farel mengigatkan itu. Dan hari ini, matanya melihat sendiri bahwa arsen lelah, sahabatnya otu lelah. Hati dan fisik arsen terliaht lelah. Ekspresi suram yang tersirat diwajahnya terlihat jelas saat kedua mata mereka bertemu.

Apa sebenernya yang terjadi dneganmu di korea sen, sbeerat apakah itu?

"Kenapa tidak ada laporan pada saya!" ujar wanita itu geram pada dokter jaga disebelahnya.

Farel menoleh kesumber suara. Pintu sudha terbuka. Dia berjalan mendekat ke arah dokter itu untuk menanyakan kondisi sahabatnya.

"Sebentar saya akan cek kondisinya."

"Baru dicek dok?" Suaranya tak percaya. Matanya memandang ke dalam, Arsen sudah pingsan dan tak sadarkan diri disana.

"Sen. Sen." Teriak farel khawatir.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 12, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I miss You, My WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang