Bab 15 kenyataan

14.5K 702 18
                                    

"apa ada keluarganya?" Seorang perawat baru saja keluar dari ruang perawatan.

"Saya. Saya keluarganya." Jawab Nadia sambil mengangkat tangannya lalu Dia berjalan mendekat ke arah perawat itu.

"Baik, silahkan masuk. Dokter ingin berbicara dengan Anda." Nadia menggenggam tangan Bilal. Pria itu tersenyum dan mengangkat tangannya memberikan semangat.
Jung juga ada disana, Nadia menatap sekilas dan pria itu mengangguk.

Langkahnya berjalan, mengekor. Mengikuti perawat itu.

"Permisi." Ujar Nadia. Membuka pintu itu.

Pria dengan jas putih. Tersenyum dan mempersilahkan dia duduk.

"Apa anda keluarganya?" Tanya dokter itu.

"Iya dok." Jawab Nadia.

Lalu dokter itu membuka beberapa catatan yang masih penuh coretan,yang berisi data Arsen sepertinya. Batin nadia.

"Dia kakak? Adik? Saudara? Atau suami anda?" Tanya dokter itu.

"Dia suami saya."

Dokter itu lalu membalikkan catatannya ke arah Nadia.

"Apa suami anda sering kecapekan? Ada sering kelelahan? Dan stress akhir akhir ini." Tanya dokter itu.

"Tidak terlalu dok. Kenapa?" Nadia berusaha menerka nerka, mencari kemungkinan. Apa Arsen baik baik saja? Atau memang sesuai dengan perkataan dokter itu.

Dokter itu hanya mengangguk angguk.

"Ini masih diaknosa kasaran dari saya, sepertinya produksi sel darah putihnya meningkat setelah benturan. Saya sudah cek, ini berada di rusuk belakang tubuh dekat dengan pinggul. Beberapa bercak merah pada punggung dan lengan tiba tiba muncul, namun masih samar samar." Tunjuk ya pada beberapa foto x-ray dan kamera.

Dokter itu lalu mendengus, "Saya takutnya sepertinya indikasi ini mendasari bahwa pasien pernah mengalami leukimia sebelumnya." Tambahnya.

Nadia terbelalak.

"Leukimia dok?" Ulang wanita itu.

"Ini masih hipotesis saya. Pasien sudah dalam perawatan. Kita lihat saja bagaimana proses penyembuhan lukanya. Dan perlu dilakukan cek darah juga lebih lanjut. Untuk prosedur lanjutan ini, berhubung pasien adalah turis, kami akan melakukan pengobatan dasar. Untuk lebih lanjut, perlu adanya kebijakan dari kedutaan dan pengurusan surat ketersediaan dilakukan perawatan dengan tanggung jawab total yaitu pelimpahan antar negara." Terang dokter itu.

Selain itu, nadia juga bertanya kemungkinan yang terjadi dalam jangka waktu tertentu. Dokter memebrrikan saran dan masukkan banyak hal lalu menyarankan nadia untuk segera mengurus keperluan arsen secepat mungkin.

----
Wanita itu baru saja menutup pintu keluar ruang dokter yang memeriksa arsen.

Bilal dan jung yang melihat nadia. Langsung berjalan mendekat ke arah wanita itu.

"Gimana nad?" tanya jung.

Nadia masih melamun, menginggat perkataan dokter tadi.

"Nad, arsen nggak papakan?" kini tanya bilal sambil menyentuh pundah nadia. Membuat wanita itu langsung tersadar dan menoleh ke arah bilal.

"Hah?" tanyanya.

"Arsen, gimana? Ndak papakan?" ulang jung.

Tanpa menanggapi pertanyaan jung. Nadia lalu meraih tas ransel arsen yang sedari tsdi di bawah oleh bilal.
"Aku harus ke seoul. Ke kedutaan." ujar nadia. Dia membuka tas itu. Mencsri sesuatu disana.

I miss You, My WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang