bab 12 karena waktu yang mempertemukan

15.5K 819 35
                                    

Bersabarlah. Segalanya dapat diambil sebagai hikmah untuk menata masa depanmu kembali.

"Kalau bukan karena matanya melihat bibir arsen berpagut dengan bibir wanita lain. Dan kata akan memadu dirinya. Nadia tak akan pernah menjauh dari suaminya itu. Atau bahkan meminta cerai. Karena seburuk buruknya sikap nadia. Dia juga manusia. Yang diajarkan bagaimana cara menjaga dan menghargai sebuah hubungan."

----
Nadia tau itu arsen, mata mereka sempat bertemu saat tanpa sengaja Pagi ini, arsen diajak oleh jung untuk berkunjung ke sahabat istrinya itu. Ya tentu, karena istri jung dan anak mereka juga ingin bertemu dengan si kembar katanya.

Pagar kayu berwarna putih selutut tampak indah dengan berbagai bunga yang mengelilinginya.

Jung berjalan keluar dari mobilnya di ikuti oleh istrinya yang sudah mengendong lea dan aku mengendong anak laki laki mereka, yang memang sudah sejak malam kemarin manja sekali padaku.

"Turun lex, om arsennya keberatan." perintah jung pada anaknya.

"Tidak apa apa jung, ayo masuk saja." kami berjalan beriringan.

Yora- istri jung. Sudah menekan bel rumah itu. Seorang wanita parubaya keluar mengendong seorang anak laki laki menyapa mereka tentu menggunakan bahasa korea.

"Ngomong apaan jung?" toleh arsen pada jung.

"Biasa kalau ibu ibu ketemu. Agak berlebihan." terang jung. Wanita parubaya itu mengandeng tangan yora masuk ke dalam rumah.

"Ajumma. Ajumma." aku menoleh ke arah samping taman. Seorang anak dengan wajah yang mirip dengan wajah anak yang dugendong wanita itu. Memanggil wanita itu. Tangannya sudah penuh dengan lumpur. Termasuk baju yang dia kenakan. Umurnya seperti baru menginjak satu tahun tapi sepertinya dia habis berkotor kotoran.

"Baby om." alex yang dalam gendonganku mengoyangkan badannya dan meminta turun.

Wanita itu yang dipanggil ajumma. Dengan bahasa korea sudah memarahi anak itu. Di menurunkan anak yang dia gendong dan mengusap usap tangan anak yang berlumuran lumpur.

"Jung, terjemahin dong." bisik arsen pada pria yang kini sudah mendekap tubuh alex. Yang sudah mau mendekat ke arah anak itu.

Jung hanya tertawa. "Ajumma. Marah pada dipta." terangnya.

Arsen juga tau kalau marah, cuman ngomong apaan. Gerutunya.

Ajumma itu lalu mengandeng kedua anak itu masuk kedalam rumah. Tapi yang namanya dipta ini sedikit bandel. Mints digendong padahal bajunya sudah kotor semua. Dan yang satunya juga menangis minta digendong ajumma itu.

Yora menatap arsen. Dan pria itu memang tau apa yang yora mau. Tapi arsen susah ngomongnya. Apalagi dia orang asing bagi ajumma itu.
Dengan menggunakan bahasa korea yora memperkenalkan arsen dan bicara bahwa pria itu akan membantu mengendong dipta.

Ajumma itu pun tersenyum dan mengiyahi.

Arsen bicara pada dipta.

"Hallo boy, sini gendong sama om saja. Kasian ajumma." ujsr arsen menggunakan bahasanya. Dia membuka kedua tangannya dan mengedong anak itu.

"Horeee. Om bisa bahasa mama?" dipta memeluk arsen dan arsen lalu mengangkat anak itu.

"Loh dipta juga bisa bahasa om?" tanya arsen.

"Dipa cuka cuka." tangannya mengusap pipi arsen dan al hasil wajah tampan pria itu penuh dengan lumpur. dan dengan polosnya dipa tertawa.

Ajumma itu marah pada dipta mrmukul tangan anak itu. Arsen bicara nggak papa. Dia lucu. Diterjemahkan oleh yora. Kamipun sama sama tertswa dan masuk kedalam rumah itu.

I miss You, My WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang