Blaire tidak ingat jika ia mengidap insomnia namun ia sudah menghabiskan dua malam tanpa tidur cukup. Tubuh barunya ini masih bisa bekerja dengan baik hanya dengan dua jam tidur; lagi-lagi, ia menemukan sebuah kelebihan. Ia menghabiskan malam-malam itu mengubrak-abrik isi komputer Noir. Ironisnya, justru ia yang dulu sering kali mengajak Noir tidur ketika hari sudah larut mengingat bagaimana pemuda itu sering kali lupa waktu jika sudah tenggelam di dalam pekerjaannya.
Rumah itu terasa sepi sekarang; hampa.
Ia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak terus terlarut. Justru di saat inilah ia harus berpikir lebih keras mencari solusi. Di dalam komputer milik tunangannya itu tersimpan rekam medis miliknya mereka berdua dan juga hasil penelitian-penelitiannya. Blaire kini menyadari betapa pentingnya kemampuan membaca dengan cepat yang selama ini ia gunakan dalam belajar di malam sebelum ujian. Netra tak selaras itu memindai kalimat demi kalimat, catatan demi catatan, dan kemudian berhenti mengganti halaman ketika deretan paragraf itulah yang muncul di hadapan matanya.
Gaya bahasa dan cara penulisan itu membuat Blaire yakin kalau Noir sendirilah yang menuliskannya. Tulisan tersebut membahas tentang bagaimana sel hasil mutasi dapat berperan sebagai katalis dalam pembelahan sel normal; semua yang tertulis di sana hanyalah sebuah hipotesis. Noir belum sempat untuk melakukan percobaannya. Yang menjadi titik berat dari hipotesis ini adalah memastikan hasil pembelahan sel adalah sel normal, atau minimal, tidak memiliki sifat kanibal sel mutan. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah, cocok atau tidaknya DNA dari sel mutan dan sel normal sebagai penerima.
Tentang kecocokan, Blaire yakin sel miliknya akan cocok dengan Noir, terlihat bagaimana tubuhnya bahkan lebih bisa menerima sel Noir ketimbang sel jantungnya sendiri. Ada kecocokan di dalam DNA mereka –siapa tahu mereka saudara jauh?- dan kecocokan tersebut kebetulan berada pada bagian spesifik yang membuat auto-immune tidak bekerja.
Ruangan itu adalah ruangan yang sama dengan yang Blaire masuki malam itu. Selang dan pipa, baik yang digunakan untuk mengalirkan substansi maupun tegangan listrik melintang di lantai granit tersebut. Semua instalasi yang terpasang di ruangan itu memang tidak berada di ruangan itu sejak awal- baik Blaire maupun Eldrick sama-sama berusaha meminta donasi dari satu pihak dan lainnya untuk meminjamkan peralatan itu.
Sebagai sang 'Chiquita', Blaire kini punya kekuatan untuk mengancam mereka, walaupun ia tidak yakin kekuatan itu akan bertahan lama. Setidaknya, sampai mereka menemukan subjek yang lebih sukses darinya, yang bisa menggantikan dirinya.
Tubuhnya terbalut dalam jas berwarna putih layaknya ilmuwan-ilmuwan lain yang bekerja di fasilitas itu. Matanya terpaku pada mikroskop dihadapannya, sementara tangannya sesekali memutar roda mikrometer di sisi mikroskop tersebut. Sampel yang tengah Blaire amati berasal dari cawan petri yang kini terlantar di sisinya, yang berisi kultur dari sel tubuhnya dan sisa-sisa sel jantung normal yang beberapa hari lalu ia ambil dari tubuh Noir; perlu usaha lebih untuk mencari yang ini. Tidak sekalipun ia terpikir akan mengobrak-abrik tubuh kekasihnya dalam keadaan yang seperti itu. Jangankan untuk itu, keadaan mereka sekarang memang jauh di luar bayangannya.
"Bagaimana?" tanya sang pemuda yang hampir menginjak kepala tiga itu. Eldrick yang juga mengenakan jas putih itu memasuki ruangan kaca tersebut dan berdiri di sisi sang wanita. Sebelah tangannya bertumpu pada meja sementara ia menundukkan tubuhnya.
Blaire itu mundur beberapa senti dan memberikan Eldrick kesempatan untuk melihat ke dalam mikroskop terbut. "Dari penampakannya, hasil pembelahan dari selnya sendiri normal. Jumlah dari selku yang berada di sana juga berkurang." Artinya, sel mutan tidak akan berkembang dan merusaknya.
"Hm, dilihat dari kecepatan pembelahannya sepertinya hipotesisnya benar."
"Dalam taraf sel, iya. Organ- entahlah. Kita butuh paling tidak dua tahun untuk itu," gumam sang wanita. Dua tahun ya. Ia bisa bertemu dengan kekasihnya paling tidak dua tahun lagi. "Aku takut justru selku yang akan berkembang jika ditempatkan di dalam tubuhnya."

KAMU SEDANG MEMBACA
Amaranthine
Ciencia FicciónDi masa depan, percobaan pada manusia terus dilakukan demi menciptakan ras manusia yang lebih baik dari sebelumnya; lebih cerdas, lebih kuat, tahan terhadap berbagai penyakit, atau bahkan hidup abadi. Sebagai seorang Alpha, Blaire hanya menginginkan...