"Biarkan aku lewat!"
Leonel tidak peduli jika ia harus menjerit. Mereka sama sekali tidak membiarkannya melewati pintu ini, sementara Camellia berada di baliknya. Di saat seperti ini, Leonel tahu ia akan menghalalkan segala cara untuk mengeluarkannya dari sana.
Beberapa orang pemuda menatapnya dengan datar, namun ada iba yang tersirat dalam pandangannya. Mereka mengenakan setelan putih layaknya para guardian- memang itulah mereka. Namun tugas mereka kali ini bukanlah untuk menjaga perbatasan dari para mutan, melainkan menjaga agar tidak ada orang yang akan mengacaukan jalannya 'Camellia'.
"Aku juga bekerja di fasilitas ini! Aku punya hak untuk lewat!"
"Tuan Hale sudah berpesan; hanya mereka yang ditugaskan yang boleh memasuki ruangan ini."
Eldrick- ya. Leo ingat. Terlepas dari persetujuan Presiden Alford, ialah yang dulu memilih Blaire di antara semua kandidat yang memungkinkan, dan bagaikan efek domino menjebak Noir agar ikut terseret. Ia membuat Noir yang seharusnya merupakan rekannya sendiri mempertaruhkan nyawanya demi keberhasilan 'Chiquita', dan kali ini ia akan melakukan hal yang sama pada 'Camellia'. Yang berbeda adalah, Leonel tahu ia tidak akan bisa menjebaknya.
Ia tidak punya apa-apa untuk menyelamatkan Lia.
"Biarkan aku lewat-"
"Hentikan!!!"
Seketika manik hitam milik sang pemuda melebar dan tubuhnya berhenti meronta. Suara jeritan dari dalam ruangan itu membuatnya membatu di tempat, tersentak. Ia mengenal suara itu lebih dari siapapun, dan mendengarnya melengking sedemikian rupa, Leonel tahu bagian terburuk dari proses mutasi itu telah di mulai.
Ia sekarat! Gadis itu sekarat sekarang!
"Proyek ini bukanlah bagianmu, Lawrence."
Suara berat nan datar itu membuat Leo menoleh, dan mendapati sosok seniornyaa itu berdiri di sana, dengan setumpuk berkas di tangannya. "Kak Hale...."
Sang ilmuwan yang lebih senior itu berjalan maju dan menepuk pundak juniornya tersebut ketika mereka berpapasan, dan kalimat itu jelas membuat Leonel semakin tidak karuan. "Kau tidak berguna di sini."
"Kau-"
"Aku memanfaatkan keterlibatan Noir untuk 'Chiquita', namun, kau bukan apa-apa, Lawrence. Kau tidak berpengaruh apapun untuk keberhasilan 'Camellia'."
Tangan Leonel terkepal erat. Matanya terasa panas karena emosi yang tertahan itu; namun, ia tidak bisa mengelak dari kata-kata Eldrick. Benar, ia memang tidak punya apa-apa untuk Lia. Ia tidak tahu seperti apa mutasi itu akan berlangsung. Ia bukan Noir yang menguasai medan seutuhnya.
"Lebih baik kau diam dan jangan mengganggu, atau kau malah harus melihat kekasihmu itu berubah menjadi monster."
Pada akhirnya, mereka pasti menginginkan 'Camellia' untuk berhasil, dan tentunya, mereka sudah mempunyai kalkulasi tersendiri untuk itu. Sial. Sial- kenapa ia tidak berguna!? Tidak ada yang bisa ia lakukan selain memasrahkan keadaan sekarang, sementara suara teriakan Lia dari dalam ruangan itu berangsur berkurang.
.
.
Sang wanita menjerit. Blaire tidak bisa lagi menghitung sudah berapa kali belati itu merobek organ dalamnya. Setiap kali bilah besi itu tertancap, ia tahu darah memuncrat keluar dari luka yang menganga itu, membanjiri baik tubuhnya sendiri maupun pemuda berpakaian serba putih yang berdiri tepat di depan kursi di mana ia terduduk -atau tergeletak- sekarang. Kalau saja sabuk kulit itu tidak menahan keempat pergelangannya; jangankan untuk berdiri dan kabur, duduk pun rasanya menyakitkan. Peluh membasahi sekujur tubuhnya dan perih akibat tikaman itu membunuhnya berulang kali. Ia memang pernah merelewati neraka sebelumnya dan tubuhnya yang sekarang lebih kuat ketimbang manusia normal, namun kedua hal tersebut tidak lantas sela-sel sarafnya mati begitu saja.

KAMU SEDANG MEMBACA
Amaranthine
Science FictionDi masa depan, percobaan pada manusia terus dilakukan demi menciptakan ras manusia yang lebih baik dari sebelumnya; lebih cerdas, lebih kuat, tahan terhadap berbagai penyakit, atau bahkan hidup abadi. Sebagai seorang Alpha, Blaire hanya menginginkan...