Chapter 8 : The School Trip - Part 1

4.5K 222 7
                                    


Aku lupa mungkin menceritakan sedikit kehidupan sekolahku. Cerita ini terjadi ketika aku baru memasuki kelas 1 SMP. Mulainya masa praremaja selalu diawali dengan kegiatan study tour yang diadakan oleh sekolah. Semua murid tentunya sangat menantikan kegiatan ini. Didalam kelas, bahkan ketika jam istirahat, topik study tour menjadi yang paling ramai diperbincangkan. Apa yang akan dibawa, buku, cemilan dan tentunya bagaimana menyembunyikan handphone yang seharusnya dititipkan ke guru.

Tujuan study tour ini adalah Yogyakarta, melihat pemandangan indah Candi Borobudur dan Prambanan—serta mempelajari sejarahnya. Bagi kami ini adalah kesempatan terindah bersama sahabat. Walaupun aku adalah salah satu anak introvert, tetapi sahabatku adalah sahabat terbaik yang pernah kudapatkan.

Pertama kali melangkahkan kaki di Daerah Istiewa itu adalah sebuah perasaan yang luar biasa. Hari pertama kami mengunjungi Candi Prambanan. Mendengarkan cerita Roro Jongrang yang menjadi legenda setempat. Aku sangat menyukai sejarah, apalagi berjalan di tempat-tempat menuh misteri itu. Bahkan terkadang tempat sejarah masih membagikan kenangan mereka lewat emosi yang mengalir menjadi energi. Aku berjalan mengelilingi candi-candi yang dibuat dalam semalam itu dengan perasaan kagum. Mencari-cari emosi yang dirasakan oleh masa lalu yang ternyata tidak kutemukan.

Aku lebih suka berjalan sendirian ditempat-tempat penuh misteri, mencari apa yang orang lain tidak bisa lihat dan rasakan, sampai para sahabat mencari dan mengajakku kembali kedalam grup. Kami kembali menuju kerumunan yang ramai. Sebuah candi yang bentuk sempurna disebelah candi yang belum selesai dan puing puing bebatuan berserakan tidak teratur. Candi terakhir. Sebuah energy yang kuat menarikku untuk masuk.

Kegelapan meliputi ruangan yang lembab dan pengap. Aku tak dapat melihat apapun, tanganku berusaha meraih apa yang ada didepanku. Berharap agar aku tidak terjatuh dan menabrak sesuatu. Sampai aku memegang bebatuan yang keras dan dingin. Sekeliling tubuhku tiba-tiba panas. Aku kaget. Dibelakangku muncul cahaya putih kekuningan. Semakin lama semakin terang dan menyilaukan. Aku menoleh kebelakang. Ternyata seorang guru yang masuk membawa sebuah senter. Bodohnya aku kenapa tidak menggunakannya, malah meraba raba dengan susah payah. Aku kembali menatap kedepan, ternyata tanganku menyentuh sebuah patung. Seorang wanita dengan pakaian tradisional dengan selendang terikat dipingganggnya. Aku mengagguminya. Patung yang cantik. Bahkan dalam udara selembab ini, patung itu tidak ditumbuhi sedikitpun lumut, sementara dibeberapa dindingnya terdapat lapisan hijau itu.

Dalam kekagumanku, aku mendengar tawa menggema. Tawa yang sedikit meyayat hati. Seorang wanita, dibalut kain hijau dan akseoris emas yang gemilau berdiri dipojok dinding. Wajahnya berubah sedih ketika melihatku. Rambut hitamnya yang panjang dan indah terurai, mirip dengan patung tersebut. Cahaya putih mengitarinya, membutakan sesaat. Dalam momen itu aku melihatnya menghilang dibalik patung wanita. Aku terdiam seribu Bahasa. Tak memahami apa yang baru saja kulihat. Aku masih terpana. Bulu kudukku meremang, membuatku ingin keluar dari sana.

Aku masih terdiam sesampainya di hotel, paras cantiknya membuatku menempa gambaran itu kedalam memori terdalam. Sampai sekarang aku masih ingat jelas sosoknya. Namun karena aku tidak pernah kembali kesana, aku belum dapat memastikan sosok misteriusnya. Mungkin benar legenda itu. Mungkin si cantik Roro Jonggrang benar telah dikutuk menjadi batu oleh Bandung Bondowoso yang tidak berhasil menikahinya. Mungkin candi-candi itu benar dibangun dalam semalam.

Karena sejarah menyimpan cerita paling misterius yang pernah terjadi.

____________________

NB : Cerita ini dibagi menjadi 3 part karena kami disana 3 hari 2 malam. Selamat membaca!
Maaf ya updatenya agak lama. Diusahakan setelah ini seminggu sekali. Karena author sedang sibuk ngurus pernikahannya sendiri hehe..

Indigo's LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang