Semester selanjutnya, aku sudah tidak menempati kost-an itu lagi. Aku pindah ke rumah yang dibangun sang ibu. Pada chapter ini, aku akan menceritakan beragam kisah horror di kampusku.
Tahun 2010, aku menjadi bagian dari HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan), dan tentunya pangkatku naik menjadi senior. Kampusku selalu mengadakan acara tahunan untuk menyambut mahasiswa baru dengan diadakannya UPH Festival. Jurusan kami cukup semangat untuk mengadakan pameran yang bertempat di ruang skripsi lantai dua. (Sekarang sudah banyak direnovasi dan menjadi kantor dosen.)
Di ruangan itu, cat akrilik dan poster berserakan. Kami menggambar setiap sudut dengan triplek yang disediakan oleh para senior tahun ketiga. Panel-panel besar di susun berjajar membentuk labirin, menyisakan ruang untuk bekerja. Walaupun berat, namun cukup menyenangkan hingga tanpa disadari matahari sudah tenggelam. Kami beristirahat dan entah bagaimana, obrolan kami berujung pada hal mistis yang mengarahkan pada pertanyaan temanku,
"Lo ga bisa ngobrol ya ama mereka?"
"Liat aja masih kadang-kadang, gimana dengerin suara…." Jawabku.
"Memang denger apa?" tiba-tiba secara spontan seorang anak kecil dengan gaun pesta berwajah blasteran muncul didepanku. Aku kaget dan jatuh kebelakang. Anak itu melompat mengitari cat dan panel-panel raksasa, bermain sambil sesekali tertawa. Yang pasti dia bukan manusia. Ini pertama kalinya aku mendengar suara dengan sangat jelas. Aku terpana dan tak bisa mengalihkan pandanganku sampai anak kecil itu menghilang di jendela belakang.
Ketika malam semakin larut dan waktu sudah menunjukkan pukul sembilan, seorang penjaga datang untuk menanyakan jika ruangan masih akan dipakai untuk waktu yang lama. Kami mengiyakan, lebih tepatnya kami akan menginap di ruangan itu untuk menyelesaikan gambar yang belum terjamah. Karena bosan, kami sempat mengobrol sebentar dengan penjaga kunci. Mas-nya berkata jika UPH sempat masuk ke dalam situs Kaskus karena cerita horrornya cukup terkenal. Bahkan di beberapa tempat menjadi legenda misteri yang sering dicari oleh mahasiswa, terutama gedung B yang kami tempati sekarang.
Mulai dari lukisan yang suka mengedipkan mata, hantu di ruang fotografi, dan yang paling terkenal ada di studio foto lantai 6.
Dengan tekad bulat, dan rasa bosan serta kantuk yang cukup parah, aku ingin membuktikan gosip-gosip misteri itu. Lukisan kayu berkedip adalah yang paling dekat dengan ruanganku sekarang. Aku turun kebawah dengan menggunakan lift untuk membeli cemilan di supermarket 24 jam di Benton. Tentu saja aku tidak melewati lukisan tersebut. Tetapi aku kembali dengan menggunakan ramp, tempat lukisan itu terpajang. Sambil menggigit risol, aku menatap lukisan itu dengan seksama. Menunggu.
15 menit berlalu dan aku mulai kecewa karena tidak ada yang muncul. Akhirnya aku menyerah dan melanjutkan pekerjaanku di ruang skripsi.
Waktu sudah menunjukkan pukul dua pagi. Aku yang kembali bosan, berjalan keluar ruangan untuk pergi ke toilet. Rasa penasaran kembali muncul, membuatku melirik ke arah ramp. Aku menghampiri lukisan itu lagi. Kembali aku terdiam penasaran sambil menatap serius didepannya.
Sesuatu yang samar muncul perlahan, menyerupai kabut asap. Bayangan putih semakin lama semakin jelas, menembus tembok dari perlahan, semakin cepat. LARI! Langsung muncul dibenakku. Kemudian aku melihat sesuatu yang samar. KUNTILANAK dengan mata merah dan wajah marahnya mengejarku. Buru-buru aku berlari dan masuk ruang pameran, membanting pintu.
BRAKK
Semua senior yang sedang mengerjakan pameran langsung menengok kaget.
"Kenapa Cil?" tanya salah satu senior.
"Gila... gue dikejarkunti" semua langsung pucat. Mereka tak ingin mendengar kelanjutannyakarena malam ... masih panjang.
_____________________________
Sebenernya chapter ini masih lanjut dan masih cukup banyak, tetapi berhubung author lapar...
Sabar yaaa xD
KAMU SEDANG MEMBACA
Indigo's Life
ParanormalKisah dimana kehidupanku sebagai yang mereka panggil "Indigo's Child", dimana anak Indigo memiliki kemampuan yang tidak dimiliki oleh orang-orang biasa lainnya. Bagaimana mengatasi rasa takut dan petualangan melintasi dunia seberang. Disertakan deng...