Haunted University (Toilet Gedung B)

1.4K 84 2
                                    


Hari semakin gelap. Pulang larut bagi anak desain tentu sudah menjadi hal yang biasa. Tak terasa, waktu sudah menunjukkan pukul tujuh. Aku berempat dengan teman-temanku menuruni ramp perlahan. Kami sudah sangat lelah dengan tugas yang menumpuk.

Lantai satu sudah mulai sepi, walaupun masih ada beberapa mahasiswa berlalu-lalang. Ramp yang biasa terlihat cukup seram menjadi semakin mencekam.

"Guys, ke toilet dulu yuk!" ajak aku yang tidak ingin pergi sendirian. Teman-temanku mengiyakan dan kami masuk ke toilet tepat di samping ramp. Toilet itu besar, diisi sekitar sepuluh bilik dan delapan wastafel. Toilet ini biasanya ramai karena tidak hanya mahasiswa yang menggunakannya, tetapi tamu yang datang juga karena posisinya mudah untuk ditemukan dan dekat dengan pintu masuk.

Setelah selesai dengan keperluanku di toilet, aku buru-buru menuju wastafel, tempat teman-temanku sedang bergosip sambil berkaca. Dari belakang, aku merasakan sebuah aura yang cukup kuat. Dengan jantung yang sedikit berdebar, aku menoleh. Di pojok sana, ditengah bilik, seorang wanita bergaun putih yang kotor dan compang camping berdiri melayang. Rambut panjangnya melayang-layang. Wajah pucat di balik surai hitamnya seakan tersenyum. Asap abu-abu berputar perlahan mengelilingi wanita itu, membuat pemandangan itu menjadi seperti sebuah monokrom. Waktu seakan melambat.

Aku mencoba mengabaikannya. Untung aku tidak sendirian, walaupun hanya aku yang dapat melihat sosok menyeramkan itu. Aku berbalik dan segera bergabung dengan teman-temanku yang melihatku bingung. Mereka tahu aku melihat sesuatu.

Aku mencuci tangan di bawah air keran wastafel yang dingin. Menyegarkan tanganku yang bergetar, lelah dan takut. Aku menoleh pada cermin besar yang memantulkan wajah pucat ku dan teman-temanku yang kelelahan.

Tak lama, wajahku semakin menegang. Di dalam cermin, aku melihat makhluk itu berjalan di belakang kami dengan perlahan, membuat waktu seakan kembali melambat. Ketika berada tepat dibelakangku, ia sempat menoleh dan tersenyum. Kali ini, wajahnya terlihat dengan sangat jelas. Seputih kertas dengan senyumnya yang membelah pipi. Ia kemudian menghilang di pintu keluar.

Aku kembali tersadar. Jantungku masih terasa berdebar.

"Guys, mending kita cepetan keluar yuk."

Teman-temanku yang sudah tahu aku pasti melihat sesuatu mengiyakan. Mereka juga tidak ingin berada lebih lama di dalam sana.

"Lu liat apa Cil?" Tanya salah satu dari mereka.

"Cuma ... ada cewek tadi." Setelah itu aku terdiam. Kami berpisah di depan pintu masuk dan segera pulang.


________________________________

Note : 

Kalau lagi capek, paling gampang lihat mereka. Entah kenapa walaupun sudah ditutup, mata bathin bisa terbuka dengan sendirinya.





Indigo's LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang