The School Trip - Part 2

3.8K 206 2
                                    

Hari menjelang malam ketika kami sampai di hotel. Tubuh terasa lelah dan kaki sudah pegal, namun semangat untuk begosip bersama teman-teman masih membara. Hotel ini terlihat cukup tua dengan dinding berlumut dan pohon-pohon yang sangat besar. Anak laki-laki tidur di lantai dua dan yang perempuan dilantai satu. Tak bisa dipungkiri, walaupun hotel ini terlihat sangat tua, ternyata kamarnya sangat luas.

Kami memutuskan untuk bercengkrama sebentar dengan teman sekamar. Kami mengeluarkan semua snack yang kami siapkan untuk melewati malam dengan cerita-cerita. Ditengah perbincangan kami, tiba-tiba terdengar suara teriakan beberapa teman perempuan yang sangat keras dari ujung lorong. Kami dengan penasaran membuka pintu untuk melihat apa yang sedang terjadi dan mendapati beberapa teman di kamar pojok berhamburan keluar. Ternyata ada beberapa anak laki-laki yang juga keluar dari kamar itu.

Hal ini memancing perhatian guru yang tidur disebelah kamar. Dua orang guru datang dan menanyakan apa yang terjadi. Setelah mendengar penjelasan mereka, ternyata mereka mengisi waktu dengan bermain jelangkung dengan menggunakan cara seperti ouija. Mereka mematikan lampu kamar dan mulai bermain. Tak beberapa lama, mereka bersaksi jika lampu kamar berkedip dan seorang wanita berpakaian putih dengan rambut yang menjuntai muncul dengan jelas dari balik jendela. Semua yang dikamar itu melihatnya. Kedua guru tersebut memeriksa kamar mereka dan tidak menemukan apapun. Akhirnya guru lain datang karena keributan yang menarik perhatian. Anak laki-laki menjadi sasaran kemarah mereka karena berani menyelinap kamar anak perempuan. Semuanya reda ketika akhirnya anak perempuan yang ketakutan pindah ke kamar guru.

Kejadian itu membuat anak lainnya menjadi tidak tenang, termasuk aku tentunya yang menjadi semakin peka dengan sekitarku. Kami masih membicarakan kejadian tersebut dengan kamar yang terang benderang. Waktu menunjukkan pukul setengah sebelas.

"Tok tok." Terdengar pintu kamar kami diketuk perlahan. Aku membuka pintu dengan perlahan, mengintip sebentar. Temanku dari kamar sebelah berdiri didepan dengan lainnya. Mereka bertiga, memegang senter dengan gemetaran. Aku membukakan pintu dan menyuruh mereka masuk.

"Kita tidur disini ya......" Kata Lusi meminta ijin. Wajahnya resah.

"Boleh aja." Jawabku.

"Siapa sih yang main jelangkung di tempat kayak gini." Kataku kesal sambil menunggu semuanya benar-benar masuk ke kamar. Jantungku tiba-tiba berdegup dan ngilu. Aku melihatnya dengan jelas. Wanita itu, mungkin yang lain lihat sebelumnya. Ia berdiri didepan kamar sebelah, kamar guru. Kepalanya bersandar pada tembok seakan ingin menembus dinding. Tubuhku tak bisa digerakkan sampai ia....melirik perlahan kearahku. Ia tersenyum.

Aku buru-buru menutup pintu dan segera naik ke atas kasur. Berpura-pura tenang agar temanku yang lain tidak panik. Malam itu, aku hanya memejamkan mata tanpa bisa tidur dengan nyenyak.

Indigo's LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang