Shania POV
Argh, entah kenapa pagi ini perutuku terasa sangat tidak enak. Tadi sebelum sarapan isi perutuku sudah keluar. Dan beberapa menit setelah sarapan, perutuku kembali mual. Tidak biasanya aku mual-mual seperti ini.
"Hmm, apa gue tanya aja ya sama Kak Ve?" gumamku sambil mengelus peurutku yang semakin hari semakin membuncit. "Ah jangan, masalah ini kan masih rahasia."
Aku menopang daguku di atas meja. Mana Nabilah nggak ada pula. Masa aku tanya Gaby. Gak mungkin!
Aha, my Beby! Aku sampai lupa.
Aku berjalan menuju kamarku sambil cekikikan. Aku jadi ingat adegan dimana Beby melarikan diri dariku malam itu. Wajahnya...astaga. Aku jadi rindu padanya.
Telfon ah~
"Bebyyy!" sapaku riang. Sedangkan Beby hanya membalas dengan dehaman. Ish!
"Beb, kamu tau gak aku kenapa?"
"Gak!" jawabnya. Ish, padahal kan aku belum selesai ngomong. Kurang ajar emang si cungkring.
"Aku kan belum selesai ngomong sayaaang..." ujarku manja. Kudengar Beby mendengus diseberang sana. Masa bodo dia mau geli atau gimana hahaha.
"To the point, mau apa kamu? Aku sibuk." Katanya.
Aku memberengut. "Sibuk mulu. Sama akunya kapan?"
"Nunggu lebaran monyet." Jawabnya asal. Pingin kutendang rasanya.
"Tau tai gak?" balasku kesal.
"Tau," jawabnya. "Itu kamu kan?" lanjutnya sambil tertawa.
Aku menghela napasku panjang. Untung aku sayang sama dia. Untung aku cinta sama dia. Coba enggak, udah aku lindes pake mobil molen. Cungkring gitu gaya-gayaan. Huh.
"Serius ih! Aku mau ngomong serius."
"Apaan?"
"Tadi pagi aku mual. Itu kenapa ya?"
"Shania bego."
"DASAR YA KAMU! GAK BERPENDIDIKAN. TOLONG JAGA ETIKANYA. KAMU KAN PEMILIK PERUSAHAAN MASA BAHASANYA KAYA ANAK JALANAN." Teriakku. Bodo amat lah.
"Astaga Shania, telinga aku pengeng ini denger kamu teriak-teriak kaya orang utan." Gumamnya kesal. "Emang bener kamu oon, begitu aja gak tau."
"PULANG NANTI KAMU AKU GORENG!"
"Silahkan Nyonya Shania." Jawabnya singkat lalu langsung memutuskan panggilan.
Kok nyebelin?
Kok gondokin?
Kok aku mau nyembelih orang ya rasanya?
*****
"Kamu tuh morning sickness." Jelas Beby sambil memberi secangkir teh hangat padaku lalu duduk di dekatku. "Bodoh banget. Calon Ibu begitu aja enggak paham."
Aku tertawa kecil. " Hehe, aku gak kepikiran sampe sana."
Beby memutar bola matanya malas. "Aku harus balik ke kantor. Kerjaan aku banyak."
"Kerja mulu. Temenin aku sih sekali-sekali." Ujarku sambil mengedip-ngedipkan mataku.
"Kelilipan?"
"Gak peka!"
"Emang."
Aku menghela napasku panjang. "Aku mau belanja deh, Beb."
"Belanja gih sendiri, mobil ada, uang ada." Jawabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Afire Love [Completed]
FanfictionSebuah cinta yang berapi-api. Sekuel dari Love Affair 7/10/16 - 1/8/17