21

1.5K 247 131
                                    

"Beb, ini kita ngapain berdiri di trotoar begini?" Tanya Shania kepada Beby yang malah sibuk memainkan ponselnya. Shania mendengus lalu dengan cepat merampas ponsel milik Beby. "Apa, hah?" Kata Shania menatap Beby sinis. "Mau di rusak lagi?"

Beby menepuk keningnya. Beby menggeram lalu mengambil kembali ponselnya dari tangan Shania. "Kamu tuh, sabar dulu sih! Aku lagi cari hotel terdekat tau." Jawab Beby yang langsung membuat Shania menganga. Apa-apaan. Shania kira liburan kali ini sudah di rencanakan dengan matang oleh Beby. Ternyata tidak.

"Jadi kita belum booking hotel?" Tanya Shania. Kepala Beby menggeleng. Shania mendengus lalu menidurkan koper besarnya di tanah lalu duduk di atasnya. Beby mengalihkan fokusnya kearah Shania lalu kepalanya kembali menggeleng melihat kelakuan aneh Mama muda itu.

"Best vacation ever deh Beb, serius." Getutu Shania dengan wajah memberengut.

Beby terkekeh geli lalu mengangkat sebelah tangannya untuk mengusap puncak kepala Shania yang kali ini terlihat seperti anak kecil. "Sabar ya, udah dapet nih."

"Kamu ngapain aja sih emang sampe hotel aja belum sempet di booking?" Tanya Shania sambil mengangkat kepalanya guna menatap Beby.

"Kerjaan aku banyak Shania." Jawab Beby pelan.

Shania mendengus lalu melipat kedua tangannya di depan dada. "Gak salah emang aku patahin laptop kamu." Ucap Shania. "Bentar lagi HP kamu juga bakal jadi korban kemurkaan aku, liat aja."

"Jangan dong, aku kabar-kabaran sama orang kantor gimana nanti?"

"Lama-lama kantor kamu yang aku boikot!" Jawab Shania sambil beranjak lalu meninggalkan Beby.

Beby menatap punggung Shania lalu menggelengkan kepalanya. Ia menyelipkan ponsel di saku jaketnya lalu menarik koper hitam besar milik mereka guna mengikuti Shania yang entah ingin melangkah kemana.

"Shania!" Panggil Beby. Shania tidak menyahut.

"Shania Junianatha, heh!" Beby mengeraskan suaranya. Masih tidak mau menjawab, Shania terus melangkahkan kakinya dengan wajah cemberutnya.

Beby melepaskan genggamannya dari koper lalu berlari dan langsung melingkarkan tangannya di perut Shania yang lantas membuat Shania menghentikan langkahnya. "Mau kemana, hm?" Bisik Beby pelan yang langsung membuat bulu Shania merinding.

Beby tertawa kecil lalu melepaskan pelukannya. Beby memiringkan kepalanya guna menatap wajah Shania. Pipi Shania bersemu merah semerah tomat. Beby menarik gemas hidung Shania lalu ia menyelipkan jarinya di jemari Shania.

"Udah ya jangan ngambek, sekitar lima ratus meter ke depan itu hotel kita." Kata Beby lembut. "Sebentar, aku ambil kopernya dulu. Aku tinggalin disana tuh." Lanjut Beby sambil menunjuk koper hitam besar yang tergeletak di pinggir trotoar jalan.

"Ish, yaudah sana!"

"Oke."

Setelah terjadi keributan kecil di antara mereka berdua, akhirnya mereka sampai di hotel dengan selamat. Shania langsung mendaratkan tubuhnya di atas kasur guna mengistirahatkan tubuhnya. Beberapa detik kemudian Shania membuka matanya saat merasakan adanya sentuhan di kakinya.

"Buka dulu sepatunya, baru tiduran." Kata Beby sambil melepas ikatan tali sepatu Shania dan melepasnya.

"Makasih." Gumam Shania pelan. Beby mengangguk.

Afire Love [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang