Saat kamu mulai jatuh cinta kepada seseorang, kamu harus mempersiapkan diri juga jika suatu saat nanti kamu akan tersakiti sebab cintanya. Tidak usah khawatir. Kamu hanya perlu menahan diri agar tidak terlalu jatuh dalam pesonanya. Karena segala sesuatu yang berlebihan akibatnya juga akan berlebihan.
*****
Untuk pertama kalinya suasana di apartement Shania begitu gelap dan mencekam. Terlihat Beby dan Elang duduk bersebelahan masih dengan sisa-sisa tangis Beby. Elang menatap Beby beberapa saat lalu setelah itu ia menghela napasnya berat. Elang hendak menyentuh bahu Beby, namun lagi-lagi Beby menepis tangan Elang untuk tidak menyentuhnya.
"Jadi, siapa yang mau jelasin duluan?" tanya Kinal dengan nada suara dingin. "Kita duduk kayak begini udah hampir satu jam dan kalian sama sekali belum ada yang mau membuka suara." Lanjut Kinal.
Elang menghela napasnya lalu ia mengangkat kepalanya untuk menatap Kinal dan Nabilah selaku teman dari Shania secara bergantian. "Malam itu, sesuai apa yang gue jelasin tadi. Memang nyata. Terjadi." Elang membuka suara dengan berat hati. Elang menghela napasnya. "Niatnya gue mau nolongin Shania, tapi-"
"Seharusnya kamu inget, kamu punya aku!" sela Beby. Elang menatap Beby tajam. "Aku tau! Aku paham, aku ngaku aku salah!" jawab Elang cepat.
"Emang kamu salah!" bentak Beby sambil mengusap sisa-sisa air matanya.
"Tolong, jangan berdebat dulu." Ujar Kinal menengahi. Kinal beralih menatap Beby. "Lo diem dulu, ngerti?" kata Kinal. Beby mengangguk pelan. Kinal kembali menatap Elang. "Coba lo ceritain secara detail."
"Jadi, malam itu...."
Dengan langkah kaki sempoyongan, Shania berjalan menuju parkiran. Efek yang diberikan satu botol alkohol benar-benar membuat Shania sangat mabuk. Shania terus-terusan meracau dengan sedikit menyebut nama Beby disana.
Perut Shania mual, Shania jatuh terduduk di aspal dengan pandangan kabur. Elang yang baru saja selesai meeting dengan kliennya memincingkan matanya. Ia sedikit mengenali seseorang yang sedang terduduk di aspal itu. Dengan gerakan cepat, Elang keluar dari mobilnya dan mendekat ke arah orang tersebut.
"Astaga...Shania?" gumam Elang tidak percaya.
Dengan sedikit kesusahan, Elang memapah tubuh Shania yang sedikit lebih besar darinya. Elang membawa Shania masuk ke dalam mobilnya.
"Hahaha, aku bodoh ya bisa cinta sama kamu." Gumam Shania dengan mata tepejam.
Elang mengerutkan keningnya. Elang langsung merendahkan suhu mobilnya melihat keringat yang membasahi rambut serta seluruh tubuh Shania.
Shania membuka matanya lalu melirik ke sebelahnya. Shania tersenyum. "Kamu disini? Aku percaya kamu nggak bakal ninggalin aku begitu aja." Gumam Shania pelan lalu langsung menarik tengkuk Elang yang di pengelihatannya adalah Beby.
Shania melumat bibir Elang cukup kasar. Ia beranggapan bahwa orang yang ada di dekapannya ini adalah Beby karena memang mereka berdua memiliki wajah yang sangat mirip.
Elang tidak mau kalah, karena napsunya sudah terpancing oleh Shania, Elang langung memutar posisi menjadi mengurung Shania di bawahnya. Shania tersenyum tipis sambil mengelus pipi tirus Elang. "Do it, Beby."
Elang mengerutkan keningnya. Beby? Pikir Elang. "Ah paling dia mau bilang 'Baby' karena dia lagi mabuk jadi agak gak jelas." Gumam Elang langsung kembali menyambar bibir Shania, turun mengecupi leher Shania yang membuat Shania mengeluarkan desahan yang menurut Elang sangat seksi dan menggoda.
Tanpa pikir panjang Elang langsung melepaskan kemeja Shania yang sudah basah dengan keringatnya lalu membuangnya ke sembarang arah. Dan lagi-lagi, Elang mendapatkan pemandangan yang akan berakhir melakukan kejadian seperti waktu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Afire Love [Completed]
FanfictionSebuah cinta yang berapi-api. Sekuel dari Love Affair 7/10/16 - 1/8/17