7

1.6K 233 62
                                    

Author POV

"Shan, kok bengong aja?" Ve datang menghampiri Shania yang tengah melamun di sudut ruangan dengan tangan menggenggam sebuah novel. Pandangan Shania tidak fokus pada novel melainkan lebih tertarik menatap jauh keluar melalui kaca besar yang kini menjadi sandaran tubuhnya.

Ve mencolek bahu Shania. Shania terkejut lalu menatap Ve. "Eh Kak Ve, kenapa?" tanya Shania. "Maaf, aku lagi banyak pikiran Kak, hehe." Sambung Shania sambil tertawa kecil.

"Itu, Kinal udah nunggu di bawah." Kata Ve lembut.

Kening Shania berkerut bingung. "Lho, kok gak langsung kesini aja?" Shania menutup novel yang niatnya ingin ia habiskan siang ini juga. Tetapi pikirannya malah melayang entah kemana.

"Kan hari ini cek kandungan kamu Shania." Ujar Ve. "Kamu lupa?" Shania mengangguk sebagai jawaban. "Duh, yaudah kamu ganti baju deh sana, aku bilang ke Kinal kamu siap-siap dulu."

"Lah siap-siap? Bukannya udah aku bilang ya semalem?" Kinal cemberut mendengar bahwa Shania belum berpakaian rapi. "Ya kan udah diskusi Ve semalem, itu anak gimana sih."

Kinal menghela napasnya panjang. Tangannya mencengkram erat stir mobilnya guna meredam emosinya. "Ini semua karena dia. Bajingan, bakal gue habisin dia."

"Nju, lama-lama gue bikin anti galau-galau club nih ye buat elu." Kata Jeje sambil melirik kearah Shania yang tengah melamun menatap jalan. "Heran, kerjaannya melamun mulu, makan gak mau, tidur susah."

"Jeje bawel." Kata Ve menatap Jeje tajam.

"Ya gue cuma gregetan aja sama dia Ve, udah napa gak usah di pikirin gitu, dianya juga gak mikirin elu Shan, kesian Dedek bayi lu itu. Entar gedenya demen galau kek Emaknya." Cerocos Jeje yang langsung di hadiahi pukulan di bahunya oleh Kinal. "Nape lo Nal? Bener kan gue?"

Kinal terkekeh. "Iya Nju, elah. Gak usah galau-galau amat napa. Situ kan cantik, seksi, banyak lah yang suka." Kata Kinal melirik Shania melalui kaca tengah sambil menaik-turunkan alisnya. Shania hanya mengangkat bahunya acuh.

"Kalo lo izinin gue buat bunuh dia, gue bakal cari itu orang sampe dapet, gue matiin dia depan muka lo." Kata Kinal yang langsung mendapat pukulan dari Ve. "Apa sih Ve?" kata Kinal sambil cemberut.

"Gak usah macem-macem." Gerutu Ve. "Iyain." Jawab Kinal asal.

"Huaaa tolong gueee, ini gue kepikiran teruss!!!!" teriak Shania sambil mengacak-acak rambutnya. Shania melirik kearah Ve lalu langsung memeluknya. "Kak Ve tolongin aku Kak, dia lari-lari terus di kepala aku. Gimana Kak cara ilanginnya gimana? Astagaa huhuhu."

Jeje dan Kinal bergedik ngeri. "Ternyata kalo cewek tulen ngegalau itu serem ya, Je?" bisik Kinal. Jeje mengangguk-ngangguk setuju akan ucapan Kinal. "Tapi by the way, lu pernah galau begitu gak?" tanya Kinal.

"Sorry ye bray, gue mah anti galau." Jawab Jeje sambil tersenyum. "Cuma suka garuk-garuk tembok aja meratapi nasib." Sambung Jeje sambil terkekeh.

Kinal berdecik. "Sama aja anjink, kesel bat gue."

*****

"Oh, itu yang namanya Shania?" tanya seorang Dokter yang katanya kenalan Nabilah sambil menarik-narik kemeja Kinal.

Kinal menatap sang Dokter tajam. "Heh, lu jangan kek anak bocah dong narik-narik baju gue. Lu kan Dokter, mana kesan kewibawaan elo?" bisik Kinal penuh penekanan.

Jeje menatap Kinal dan sang Dokter secara bergantian. "Lu padaan udah saling kenal?"

"Udah, kemarin si Nabilah ngajak kenalan sama dia." Jawab Kinal malas.

Afire Love [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang