22

1.4K 226 105
                                    

Hari kedua di Bali, tidak banyak yang mereka lakukan. Setelah sarapan, mereka hanya berdiam diri di dalam hotel menonton DVD duduk bersebelahan di atas kasur. Kebetulan Beby membawa beberapa buah kaset dari rumah. Dengan beberapa bungkus cemilan, mereka menikmati film yang sedang diputar. Hingga mereka tidak sadar waktu sudah menunjukkan pukul dua siang.

"Wah, udahan ya nontonnya? Kalo dilanjut hari ini kita enggak kemana-mana." Ujar Beby sambil mematikan televisi. Beby mengambil beberapa bungkus bekas keripik serta makanan yang lainnya lalu ia membuangnya ke tempat sampah.

Shania meregangkan otot-ototnya lalu ia beranjak dari kasur dan berjalan menuju kamar mandi untuk mencuci mukanya. "Jadi hari ini mau kemana?" Tanya Shania setelah mencuci mukanya, ia mengelap wajahnya dengan handuk lalu menatap Beby.

"Setelah aku browsing-browsing di internet, ada satu tempat nih yang menarik." Kata Beby tanpa menatap kearah Shania. Pandangannya fokus kepada ponsel yang menunjukkan beberapa foto keseruan di tempat yang niatnya akan menjadi tujuan mereka selanjutnya.

"Apa?" Shania mendekat kearah Beby lalu melirik layar ponselnya. "Olahraga air?"

Beby mengangguk. "Disana bisa main Jet ski, diving, sama flying fish. Itu apa ya?" Tanya Beby. Shania mengangkat bahunya. "Nah, daripada penasaran. Ayok kesana."

Beby meletakan ponselnya di atas meja lalu ia mengambil tas ranselnya. Setelah itu ia memasukkan beberapa buah kaos serta celana jeans. Beby meletakkan tas tersebut di atas kasur lalu ia bersiap-siap. Shania juga melakukan hal yang sama.

Sepuluh menit kemudian, mereka sudah selesai berkemas. Beby menunggu Shania yang sedang mengikat tali sepatunya di depan pintu. Selesai dengan urusan tali sepatunya, Shania keluar dari dalam kamar hotelnya lalu dengan semangat menarik tangan Beby menuju lift.

Shania melirik kesebelahnya lalu setelah itu kembali menatap kedepan. Berada di dalam lift berdua dengan mantan Bosnya ini mengingatkan Shania dengan adegan panas di sebuah film yang pernah ia tonton. Shania menggelengkan kepalanya. Ia tidak boleh merusak moment. Tidak boleh.

Shania menghela napasnya saat pintu lift terbuka. Beby menggenggam tangan Shania membelah lobby hotel dengan langkah kaki cukup cepat. Beby menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri mencari taksi yang kosong. Tidak butuh waktu lama, Beby menemukan satu taksi kosong lalu ia memberitahukan alamat yang ia tuju.

Beby menoleh kearah Shania saat mendengar deringan ponsel Shania terdengar. Dengan cepat Shania mengangkatnya. "Kenapa, Nal? Kyla rewel ya?" Tanya Shania dengan nada cemas. Beby mengerutkan keningnya. Beberapa detik kemudian Shania menghela napasnya lega.

"Lu, bikin gue parno tau." Kata Shania galak. Beby terkekeh. "Ya yaudah, ajak aja. Tapi jangan lu ajak naik rollercoaster."

"Ooh, Kyla mau diajak jalan-jalan." Batin Beby.

"Iya, hati-hati." Shania mengakhiri panggilannya lalu menoleh kearah Beby yang keningnya masih berkerut. "Kinal mau ajak Kyla ke Dufan." Kata Shania memberitahu.

"Gaul banget Kyla, umur lima bulan udah diajak ke Dufan." Kata Beby lalu setelah itu tertawa kecil. "Aku pertama kali ke Dufan aja pas SMA kelas tiga. Itu juga karena acara sekolah."

"Kamunya aja yang kudet." Ledek Shania.

"Aku sibuk belajar Shania." Jawab Beby santai.

Shania terkekeh. "Iya, dan membuahkan hasil."

Beby mengangguk setuju. "Dari kecil aku memang bercita-cita mau buat perusahaan dengan nama belakang aku. Dan syukurlah, semua kerja keras aku membuahkan hasil." Jelas Beby sambil tersenyum bangga. "Kamu sendiri gimana? Apa cita-cita kamu?"

Afire Love [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang