Lima tahun kemudian
"Sayang, kamu dimana?"
"Sebentar, aku lagi mantau proyek nih, kamu dimana? Kyla sama Zara udah kamu jemput?" Jawab Beby tenang.
"Udah, nih ada disamping aku. Zara sebentar." Beby terkekeh saat mendengar Shania dan Zara sedikit berdebat. "Yaudah, langsung ke kafe biasa aja ya? Mau makan siang disana nih katanya."
"On my way on ten minutes." Jawab Beby cepat. Shania tertawa. "See you."
Beby melepas helm proyek dari kepalanya lalu kembali memakai blazer kerjanya melapisi kemeja putih polosnya. Beby mendekat kearah Gaby lalu ia menepuk bahunya. "Gab, gue cabut dulu ya. I'm count on you." Kata Beby sambil mengedipkan sebelah matanya.
Gaby mengangguk. "Siap!"
Akhirnya setelah lima tahun yang lalu Beby meminta kepada Shania untuk menemaninya hingga napas terakhirnya, impiannya terwujud juga. Perusahaan baru yang rencananya akan dinamakan dengan nama gabungan antara Beby dan Shania. Tentu harus melalui proses panjang dan membutuhkan waktu yang sangat lama karena memang dana yang dibutuhkan tidaklah kecil. Untungnya Shania juga mau berinvestasi. Dan Beby bersyukur Shania selalu ada dan selalu mendukung apapun kehendaknya.
Beby keluar dari dalam mobilnya lalu matanya langsung mencari-cari keberadaan tiga orang yang sangat berarti di dalam hidupnya itu. Dan terlihat Zara dengan lucu melambai kearahnya. Beby tersenyum lalu mendekat kearah mereka.
"Mama!" Zara turun dari atas kursi lalu melompat-lompat kegirangan. Beby tertawa kecil lalu menarik Zara kedalam pelukannya dan menggendongnya. "Gimana sekolahnya hari ini, hm?" Tanya Beby sambil menyentuh ujung hidung Zara.
"Aku belajal banyak, Ma! Tapi Kak Kyla isengin aku tuh." Kata Zara dengan bibir mencebik tanda ia kesal. Beby tertawa kecil lalu mencium gemas pipi Zara.
"Kok belom pesen?" Tanya Beby beralih menatap kearah Shania.
"Nunggu kamu." Jawab Shania cepat.
Beby terkekeh. "Lama ya?" Tanya Beby. Shania menggeleng. "Yaudah, pesen aja mau makan apa." Beby beralih menatap Kyla yang sedari tadi hanya diam memainkan tabletnya. Dengan lembut Beby menarik tablet dari genggaman Kyla. Kyla mengangkat kepalanya menatap Beby kesal. Beby tersenyum. "Family time, no phone."
Kyla menghela napasnya lalu ia mengangguk pasrah. Kyla dan Zara kini sudah mulai tumbuh, Kyla berumur enam tahun. Sedangkan Zara lima tahun. Kyla sudah mulai sekolah di sekolah dasar sedangkan Zara masih berada di taman kanak-kanak. Sifat keduanya pun sangat berbeda. Kyla lebih terkesan tidak peduli, cuek dan tidak banyak bicara. Berbanding terbalik dengan Zara yang banyak bicara, periang dan sedikit manja. Keduanya kadang tidak akur, namun syukurnya Shania dan Beby bisa mengatasi semua itu.
"Ma, emang Mama lagi bangun pelusahaan besal ya?" Tanya Zara sambil menggoyang-goyangkan kakinya yang menggantung di atas kursi.
Beby mengangguk. "Iya, besar. Nanti kalau udah jadi, kamu boleh main kesana." Jawab Beby.
"Wah, ada tempat mandi bolanya nggak?" Tanya Zara lagi.
"Itu kan perusahaan, bukan bazar." Sahut Kyla menatap Zara malas. Zara merengut mendengar ucapan Kyla.
Shania menggeleng. "Kyla, enggak boleh begitu sama Adiknya." Kata Shania memperingati.
Kyla menghela napasnya. "Iya Ma, maaf."
Beby tertawa melihat kelakuan Kyla dan Zara. "Nggak ada sayang, itu tempat orang-orang untuk mencari uang. Bukan untuk main-main." Jelas Beby dengan penuturan lembut. Zara mengangguk-ngangguk paham.
KAMU SEDANG MEMBACA
Afire Love [Completed]
FanfictionSebuah cinta yang berapi-api. Sekuel dari Love Affair 7/10/16 - 1/8/17