" Bagaimana ini, sialan kau cepat bergegas!" perkataan yang amat keras terdengar dari balik pintu kamarku. Aku keluar dan ternyata ayahku ingin memukul ibuku. "jangan ayah!" aku berusaha menahanya " apa yang ayah lakukan!", aku peluk ibu dengan erat, " diam kamu anak pulung!" sahutnya sambil dia pergi. Sebuah kejadian yang tak terdengar mengasikkan melambai didepanku yang tak pernah ku sadari saat itu.
"tidak Liv mamah yang salah, nanti ayahmu juga baik, tenang syang"
"iya mahh, Oliv siap siap dulu sekolah" balasku sambil memegang tangan ibu.
Hari ini aku berangkat sendiri kesekolah memikirkan sebuah kenyataan yang datang gembira namun tergores sedikit titik yang tidak pernah aku pikirkan, walau aku hentika semua tapi itu hal yang tak mudah tapi aku terus tersenyum karena aku anggap itu hal kecil yang taakan pernah terulang lagi.
"pagi anak anak, sekrang kita belajar matematika" bu guru menerangkan pelajaran.
'oliv nanti kelas kita ada tanding basket, kita liat yuu" ujar sindi dengan berbisik,
"iya sin" sautku dengan nada pelan.
Disaat aku menonton basket tiba – tiba hpku berdering, kulihat ternyata ibuku yang memanggil, tapi saat itu aku tidak menjawabnya, entah mengapa perasaanku sedang senang menonton denies bermain basket. Tidak lama kemudian permainanya selesai, disudut jauh seorang perempuan mendekati Denies yang sedang beristirahat. Tak tahu mengapa perasaanku seperti diterjang sebuah jarum yang panas , namun aku abaikan.
"Sin tunggu dulu ya aku pergi dulu sebentar" aku pergi untuk menelepon ibuku.
"hallo mah ada apa?" sahutku di telepon
"Oliv mamah dirumah sakit, jangan dipaksakan pulang nanti aja kalau sekolahmu selesai ada bibi irma kok disini" jawabnya dengan nada kecil
"kenapa mah kan tadi pagi mamah sehat-sehat aja"
" ngga Liv tenang aja cuma panas, nanti juga sembuh " katanya menenangkanku,
"iya mah cepet sembuh ya bentar lagi aku juga pulang" kataku dengan hati yang geliah,
"iya sayang, mamah tutup dulu".
Saat aku mau pulang, digerbang sekolah Denies dan dan pacarnya sedang bertengkar namu aku abaikan. Lama kemudian sopirku mengirim pesan kepadaku, ternyata mobilnya mogok dan sekarang ada dibengkel. Tidak terasa Denies mendekatiku, aku gugup melihat dia ternyata sudah ada disampingku
"aku tahu kamu sedang ada masalah, ayo aku bantu kita pergi!"
"tapiiii tapiiaa,, " kataku dengan gugup
"ayolah jangan malu malu"
Seandainya dia miliku dan dia tahu asal mulaku apa mungkin dia akan selalu menghiburku, namun hanya pikiranku saja perkataan itu muncul tapi tidak dengan kehidupan ini. Memiliki seseorang yang dekat dan bisa menghibur hatinya itulah salasatu keinginan seseorang, terutama aku sendiri. Namun aku bersukur sekarang bisa mempunyai orang tua yang bisa menyangiku.
"Oliv heyy kita sudah sampai," ucapnya sambil menyetandarkan motor,
"iya" jawabku dengan tersenyum, "mkasih ya sudah ngantar aku, kamu mau langsung pulang?" tanyaku,
"iya Liv langsung pulang, sampai nanti Olive" ucap Denies dengan mulut tersenyum, dia sudah pergi meninggalkan ku rasanya aku merasa nyaman dekatnya, saat itu aku lupa dengan tujuan sebenarnya aku tergila gila dengan Denies "eh kenapa aku terus memikirkannya seharusnya aku masuk kerumah sakit dan jenguk mamah ah, sudahlahh,".
"suster ruangan Ibu Astrid yang mana ya ?"
" Bu astrid yang itu mba, maju kekiri dan belok kekanan nomor 9" jawab suster, "iya makasih sus" tak lama aku menemui ibuku, air mata tak lama jatuh melewati pipiku "mamah gimana keadaan mamah sekarang?"
"ngga sayang mamah mendingan, besok juga mamah pulang" katanya dengan tersenyum sambil memegang pundak aku.
Hari menjelang malam dengan wajah yang marah yang kupanggil dia ayah masuk kedalam ruangan, " Cuma sakit sedikit harus kerumah sakit, ayo kita pulang" dengan suara keras dan tangan yang tak terkendali ayah melakukan hal yang tak pantas, " ayah apa yang ayah lakukan kepada mamah, mamah jelas jelas tidak sehat ayah" sahutku sambil memeluk mamah ,
"tenang sayang mamah besok juga pulang, iya pah besok ya pulangnya" dengan nada yang lemas mamah menjawab,
KAMU SEDANG MEMBACA
Cahaya Olive
أدب المراهقينPerjalanan seorang gadis yatim piatu disalasatu yayasan yatim piatu bernama Olive yang masih percaya bahwa ibu dan ayahnya masih ada, banyak sekali cerita dan kejutan yang menimpa Olive saat dia dirangkul oleh salasatu keluarga yang saat itu sedang...