8. Holiday

16 3 7
                                    


"Akhrinya kita sudah selesai juga beres beresnya buat tendanya juga ya Liv,," sahut Sindi sampai keringatnya bercucuran,

"iya Sin, nihh minumnya. Eh,, mau ada pengumuman tuh Sin, pak Hamid kayanya"

"tes tes,, ini sudah bnr ini Pak Didin?,," terlihat pak Hamid sedang mencoba alat pengeras suara,

"iya pak sudah silahkan,"

" pengumuman kepada seluruh siswa sekarang istirahat sampai sore dulu . Nanti sore kita akan berkumpul,persiapkan tenaga kalian, terimakasih".

"Kirain apaan tadi, mmm" pas aku melihat ke sebelah " eh Denies, kapan kamu udah ada disini,? Terus dimana si Sindi?" terkejut aku melihat Denies langsung ada disampingku, " Aneh!!"

"nggak tau tuh, eh gue dari tadi disini kali Oliv, kelelahan yah jadi nggak fokus tuh,," balas Denies,

"heheh, iya mungkin" ,, "kenapa jadi ginih"

" eh mau kemana? Tanganku,," Denies memegang tanganku dan mengajakku ke suatu tempat,

"diam sini, gue tunjukan sesuatu yang indah,,", saat tanganku dia pegang rasa nyaman banget, tapi kenapa perasaan ini tidak enak

" Denies lihat ada yang ngejar!!"

" Aduhh dia lagi,, kita sembunyi duluu," dengan muka tegang Denies langsung cepat – cepat mencari tempat sembunyi.

Ternyata Sandra dan dua kawannya mengikuti kita, dari tadi perasaan yang tidak enak itu ternyata dia penyebabnya,

"Oyyyy,,, kalian dimana? Denies ? sayangku?? Kamu dimana?? ,, iih banyak nyamuk lagi, jangan bercanda Denies, sialan si kucing itu iiiii,," teriak Sandra mencari aku dan Denies, padahal hanya terhalang oleh daun talas, tapi dengan keadaan banyak nyamuk dan membuatanya panik begitu Sandra dan dua kaawanya tidak akan semudah itu untuk menemukan kita,

" sudahlah San nanti aja, biarkan mereka pergi dulu, banyak nyamuk lagi ihhkk!"sahut Jenifer temen Sandra yang tidak takut di selingkuhi cowok karena dia punya banyak cowok yang mungkin semua selingkuh,

"Bentar , mereka mungkin tidak jauh" tanggap Sandra

" iya nih San, dari pada kita semua bentol bentol ,, takut ihh !!" omel Restina berdarah daging German dan Russia yang lucunya itu orang tuanya asli orang indonesia dan mereka pindah jadi warga negaranya masing - masing, gosip dari Sindi kedua orang tuanya Resti itu bertemu ketika pulang kampung dan yang lucunya lagi mereka semua tetanggaan.

"Bentar , mereka mungkin tidak jauh" tanggap Sandra

" hy guys itu apa??",

"mana? Jangan bercanda Res ahh. ehhh ituuu???"

"Cacing!!!!" tersontak melihat cacing mereka pun lari terbirit – birit,

" Hahahahaha,,,!" aku dan Denies kala itu tertawa terbahak melihat Sandra dan temanya berlarian,

" eh Oliv kamu tertawanya berlebihan, aku jadi ikut tertawa deh, eh,, " Denies berhenti sejenak bicaranya " akuu,, aku menghargai kamu liv, jadi sekarang aku kamu aja biar sama- sama sopan hehe. Eh ayo kita lanjutin",

" Denies?!"

" kenapa kamu Oliv? Ehh,"

"muka ku kayanya bentol".

" sudah aku duga!"

Beberapa jalan kemudian Denies memperlihatkan ku sebuah pemandangan yang indah, terlihat perkampungan yang tertata, lahan pertanian yang luas dan bebukitan yang memukau seakan-akan menglilingi dan menjaga diriku,

"liatkan? Ini yang akan aku tunjukan kepadamu, sebuah kemegaahan dan kebesaran Tuhan" ucap Denies dengan senyuman indahnya,

"iya heheh,"

"ehh, jangan dulu mikirin muka, nanti juga kempis sendirinya. Kamu masih cantik kok" sahutnya sambil menatapku. Siapa yang tidak terkejut disebut cantik oleh orang yang kita sayangi it's the best day ever, rasanya seperti di pagi hari meminum susu dan menunggu mamah selesai masak sambil menonton film Spongebob.

Waktu itu adalah waktu yang aku rasa tidak akan terjadi lagi, tapi aku berharap ini tidak akan berakhir dan ingin terus bersamanya.

" Denies sudah sore waktunya kembali "

"ohh iya, ayo ! sini pegang tanganku" sahut Denies sambil menyodorin tangannya

"iya tapi nanti pas disitu udah ya,  malu"  iya malu baru pertamakali

"yey , iya tenang aja"

Cahaya OliveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang