9. Holiday 2

18 2 7
                                    


                Hari menjelang malam dimana semua orang bersiap untuk melakukan kegiatan selanjutnya,

"Ok semuanya sudah hadir?" Tanya Denies kesemua orang,

"Sudah,!!" Serempak semuanya menjawab.

"Eh Sindi mana ya?"

" Oliv? Lo disana ya, gue cari loo huu,,," Sahut Sindi yang dari tadi mencari aku,

" Ok sekarang kita akan melakukan sebuah permainan, eh bukan permainan tapi sudah lah. yaitu menulis harapan untuk masa depan kalian, karena kita disini bukan hanya untuk liburan dan refresing, kita disini juga untuk memkirikan masa depan masing – masing agar kita bisa menghujudkannya, nanti semuanya dipasang di lentera yang telah di sediakan untuk diterbangkan. Semuanya jelas?!!!"

"Jelas!" serempak menjawab,

"Jeeelllasss,," Suara Sindi dengan nada lemas,

"Gitu amat Sindi, semangat dong Sin"

"Gue cape Liv mmmm"

"Kalau sudah jelas dimulai dari sekarang!"

              Semua orang menulisakan harapannya, terutama aku yang banya harapan dan yang ingin aku capai selain untuk pekerjaan terutama mencari alasan kenapa aku semdiri, udara dingin dan malam hari pas sekali untuk merenungkan semuanya memang liburan ini membuat semuanya tidak sia – sia.

" Eh Oliv serius amat kamu?"

" Eh Denies, kamu juga nulis ya?"

"Ciee kalian lebih dekat ya sekarang? hihi" Sahut Sindi sambil senyum,

" Sindi ihh,, ngga juga. Tapi, tinggalkan kita!"

" Apa?? Gitu amat"

" Eh ngga bercanda kok"

Terdengar suara berisik ngga tau dari mana asalnya tapi berisik banget,,

" Denies kamu disini ya, temenin aku dong,," Ternyata Sandra yang muncul dan membawa Denies untuk menemaninya, " Eh Lo Oliv jangan so centil ya!"

"Haha pangeranya di ambil penyihir tuh hahaha!"

"Ehh diam Sindii!, bukan penyihir lagian itu mah"

" Terus apaan? "

"Siluman hahahaha"

                Beberapa menit kemudian semuanya sudah selesai nulis harapannya, selanjutnya semua harapan itu diikat ke lentera lalu diterbangkan. Pemandangan saat itu indah sekali, ditambah lagi lihat bersama teman – teman, itu akan lebih mendekatkan dalam kebersamaan, "Indahnya hari ini ya Allah. Semoga harapan yang aku tulis cepet tercapai terutama untuk orang tuaku yang sebenarnya, aku yakin dia masih ada dan menungguku disana, semoga aku cepat bertemu dengan mereka , amin"

" Hey Oliv lihat tuh!" Sindi menunjuk ke arah Denies

"Ahh, biarin aja mereka berdua siapa ini,," Tapi sebenarnya hatiku merasa sakit ketika Denies berduaan dengan orang cerewet itu, " Ada yang lebih penting Sin, mau kamu membantuku?"

"Apaan Liv, pasti lahh lo itu temen yang unik ngga ada yang sama dengan lo Liv, lihat aja bentol kok di jadiin hiasan hahah" Sindi tertawa terbahak - bahak

"Serius nihh, bisakan? Eh kayanya tadi udah mengempes Sin"," Dasar Denies katanya ngempes sendiri! " Gumam geram dalam hatiku

"Iya tapi apa dulu? Nanti ceritanya sudah acara ini selesai sambil ngolesin tuh ada obatnya di tenda"

"Sindi acaranya sudah selesai, hanya kita berdua yang berdiri disini yang lainya sudah balik ke tenda"

"Eh iya juga ya, kapan pengumumannya"

"Aku tau Sindi pura – pura bego, cantik cantik kok bego. Dia sendiri tadi yang bahagia ada pengumuman selesai acaranya, huhu. Tunggu tapi kapan ya?! Aku sendiri juga ngga dengar" kataku dalam hati . " Eh, Sindi mana?!"

"Oiiii, mau disana sampai kapan? Balik oi balik!" Teriak Sindi yang sudah di depan tenda

" Wahh,, ni anak jail. Kayanya aku yang bego" Tak lama aku juga kembali ke tenda.

Malam yang melelahkan dan juga menyenangkan. Saat itu semua orang sedang berbenah untuk tidur. Di tenda berisi lima orang yaitu aku, Sindi , Hani, Reni dan Silvi.

" Lelah ya Liv? Sini mana tadi yang mau diolesin?" Kata Sindi sambil membawakan obat olesnya

" Iya nih Sin. Oh ini nih, aku berbaring ya," Sambil nguap

" Eh, kenapa Liv bisa bentol gitu? " Sahut Hani yang ikut berbaring dekat aku

" Tadi banyak nyamuk pas lagi kegiatan, ya aku kenah deh" Jawabku dengan nada malu

" Bohong banget Oliv dehh, aku lihat sendiri kamu sama Denies dan dikejar Sandra ya,? Aku lihat kamu dan Denies sembunyi di semak – semak haha" Ternyata Hani ngikutin dari belakang dan melihat semua kejadian itu dan dia juga sama kena bentol dan bahakan lebih banyak, makannya dia tidak ikut kegiatan sama sekali, berdiam di tenda sambil mengoles – ngoles obat untuk bentolnya,

" Ada – ada aja nih anak" Cetus dalam hatiku.

" Oh iya Liv tadi lo mau cerita apa? Kalau rahasia mumpung ada gue sama Hani yang masih bangun" Tanya Sindi yang sangat penasaran

" Ouh iya mau lupa tadi, makasih Sindi udah ngingetin aku "

" Iya udah ehhh, jangan gesek – gesekin pipi lo ke pipi gue Oliv geli ehh"

" Hehe maaf"

" Oi! mana ceritanya Oliv !" Sahut mereka berdua.

" Ok jadi begini ,,,," Saat itu Hani dan Sindi dengan mata melotot juga muka yang fokus siap untuk mendengarkan apa yang aku katakan, tapi..........

" Oi kalian cepet tidur jangan ada yang gadang!!!" Terdengar suar keras dari luar dan saat itu juga semuanya  tertidur pulas. 

Cahaya OliveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang