5. Kasih Ibu

27 5 1
                                    

"mah boleh bantu masak ngga?"

"eh kamu telat, tuh bawa aja makanannya ke meja makan,," jawabnya sambil beres – beres selesai masak,

"kan Oliv baru selesai mandi sama belajar hehe" jawabku sambil so imut,

Mamahku mendekat mencubit pipiku dengan lembutnya,, "huu kamu tuh bikin mamah geli aja" tak tahu apa sebabnya seketika air matanya menetes pas dipipinya, mungkin dia memkirkan lagi sesuatu yang pernah dialaminya,

"mah kenapa? Ari mata mamah menetes?" tanyaku sambil mengusap pipinya

Beberapa detik sambil menatapku dia tidak menjawab, sepertinya pikirannya hilang begitu saja,,

"ngga sayang mungkin mamah kena bawang merah tuh jadi mamah kaya menangis" dia tersadar dan melepas tangan yang ada dipipiki lalu mengusap air matanya, "ayo sayang mamah udah laper nihh kita makan, udah bereskan? Tadi kamu mau bilang apa ??" dia menarik kursi dan langsung duduk, Aku melupakan yang terjadi saat itu juga dan duduk di kursi berhadapan dengan mamah, " udah mah beres semuanya, nanti kalau udah beres makan mah kita makan dulu, wahh makanya pasti enak mah ehhe"

"iya kamu ngomong aja makan tuh sayurannya jangan lupa ikannya" sahutnya sambil menaruh nasi di piring ku,

"eh mamah harusnya aku yang ngasi nasinya" ucapku sambil menghalangi piringnya

"ngga sayang sekali mamah yang gini ,"

"iya udah jangan banyak banyak mah"

Tak kerasa nasi sudah satu sendok lagi dan tidak lama aku makan lalu mengambil minum.

"mah sudah selesai makannya?" tanyaku

"iya sudah, kamu mau bilang apa?"

"tadi disekolah, temen – temen mau ada liburan pas sudah UTS tidak jauh kok mah ke bukit yang tidak jauh dari sini, disana kita akan adakan kemping, gimana menurut mamah?"

"jangan " jawabnya sambil merapihkan piring

"iya kalau mamah melarang aku tidak akan pergi" walaupun aku ingin pergi tapi sudahlah itukan jawaban mamah jadi aku terdiam,

Tiba – tiba dia berhenti membereskan piring, " sini Oliv deket sama mamah" aku berdiri dan berjalan menghampirinya, " sini kamu duduk dikursi" dan aku duduk dikursi dekatnya "mamah bercanda, kamu mau kemana pun mamah setuju aja tapi kamu harus jaga diri selalu ingat yang maha kuasa dan jagan melupakan mamah, mamah ijinin", dia memeluku erat, saat itu aku merasa hanga, saat itu aku tidak ingin melepaskannya

"yang bener mah??" jawabku

"iya bener, kalau kamu nanya lagi mamah berubah pikiran nihh!"

" ah mamah, beres beres ah biar cepet tidur, heheh"

" eh kamu jangan dulu, kita nonton dulu aja sayang"

" emmm mau ngga ya"

" mamah ngga ijinin nihh"

"iya mah mau ehh, bersin ini dulu,, mamah bikin gereget aja huuu"

Pagi yang cerah itu menemani kecerahan hatiku, didepan rumah sudah ada Hani yang menungguku untuk pergi kesekolah,

"Pagi Hani?" Tanyaku dengan tersenyum manis

"Pagi juga Liv?" kembali membalas senyuman itu,

"Mah Oliv berangkat sekolah dulu ya"

"iya sayang " tidak lupa aku menyium tangannya dan langsung mendekati Hani untuk pergi bersama ke sekolah.

" akhirnya angkotnya datang juga"

Cahaya OliveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang