Tiba-tiba Siauw Eng melompat berdiri, lalu mengikatkan buntalan abu di atas punggungnya dan secepat kilat ia lalu lari menuju ke Tiang-an.
Mendengar betapa ibu dan ayah tirinya ditangkap dan diseret-seret oleh Can Kok, ia tak dapat menahan gelora dan kemarahan hatinya lagi, lalu pada saat itu juga melompat pergi hendak menolong ayah tirinya, terutama ibunya dan menghukum kepada perwira Can yang menghina orang tuanya itu.
"Siauw Eng, tunggu ....!" Cin Pau berseru sambil mengikatkan pula buntalan abu tulang-tulang ayahnya dipunggungnya dan berlari mengejar. Oleh karena memang ilmu berlari cepat dari Cin Pau masih lebih tinggi tingkatnya, maka ia berhasil menyusul gadis itu dan memegang tangannya.
"Nanti dulu, Eng-moi. Kau mau kemana?"
"Kemana lagi? Apakah aku harus membiarkan saja ibuku ditawan dan dihina orang? Akan membunuh anjing she Can itu dan berusaha menolong ibu!" jawabnya dengan marah sekali.
Cin Pau maklum bahwa kehendak gadis ini takkan dapat ditahan atau dihalanginya lagi, maka terpaksa ia lalu berkata sungguh-sungguh, "Marilah, adikku, mari kita pergi bersama. Biar kita berdua memberi pelajaran kepada penjahat-penjahat kejam itu. Akan tetapi, menurut pendapatku, soal membalas dendam kepada Can Kok adalah soal kedua. Yang terpenting sekarang ialah kita harus berusaha membebaskan dan menolong Gak-ciangkun dan ibumu!"
Biarpun baru sebentar berkumpul dengan pemuda itu, namun Siauw Eng telah mendapat keyakinan betapa luas pandangan Cin Pau dan betapa cerdiknya pemuda itu, maka ia lalu menurut saja. Demikianlah, mereka berlari-lari cepat menuju ke kota raja.
Cin Pau maklum bahwa mereka berdua sedang dicari-cari dan pintu gerbang dijaga keras sekali, maka ia mengajak Siauw Eng bersembunyi di dekat tembok kota dan menanti datangnya malam.
******
Malam itu gelap gulita, karena udara tertutup awan tebal. Keadaan di rumah tahanan di mana Gak Song Ki dan Kwei Lan dikeram, sunyi sekali. Beberapa orang penjaga dengan golok terhunus menjaga di sekeliling rumah itu, dan tiga orang penjaga lain duduk di ruang dalam depan pintu kamar tahanan sambil main dadu.
Dua bayangan yang gesit sekali gerakannya mengintai dari jauh, memandang ke arah rumah tahanan itu dengan mata tajam. Mereka ini adalah Cin Pau dan Siauw Eng yang telah berhasil melewati tembok kota tanpa terlihat oleh penjaga.
Ketika dua orang penjaga sedang berjalan agak jauh dari rumah tahanan itu, tiba-tiba mereka roboh tanpa dapat mengeluarkan teriakan sedikitpun karena jalan darah thian-hu-hiat mereka telah tertotok oleh jari-jari tangan Cin Pau dan Siauw Eng yang cepat dan tepat gerakannya. Dengan kaki mereka, kedua orang muda itu menyepak tubuh para penjaga yang telah menjadi lemas dan pingsan itu ke tempat gelap. Kemudian mereka terus maju ke dekat pintu gerbang di mana duduk pula tiga orang penjaga di atas bangku sambil bercakap-cakap.
"Siapa?" seorang di antaranya membentak ketika melihat dua bayangan berkelebat di dekat mereka, akan tetapi sebagai jawaban, tangan Cin Pau dan Siauw Eng bergerak cepat dan ketiga orang itu pun telah tertotok, seorang oleh Siauw Eng dan dua orang oleh Cin Pau. Kemudian kedua anak muda yang gagah itu terus masuk ke dalam. Tiga orang penjaga yang sedang main dadu terkejut sekali melihat kedatangan mereka yang tiba-tiba itu, akan tetapi dengan cepat Cin Pau dan Siauw Eng dengan pedang di tangan telah melompat dan menodong dengan ujung pedang.
"Jangan bergerak dan banyak ribut!" kata Cin Pau dan sebelum ketiga orang penjaga itu sempat melawan, ia mengulurkan tangan kirinya dan menotok pula. Ilmu totok dari Cin Pau memang ajaib karena ia memperoleh didikan khusus dari Tiauw It Lojin yang menjadi ahli dalam ilmu kepandaian ini.
Mereka lalu membuka pintu kamar tahanan, mempergunakan kunci yang berada dalam kantong seorang di antara ketiga penjaga itu. Ketika pintu terbuka, Siauw Eng menubruk maju dan ia menangis sambil memeluk ibunya yang duduk menyandar tembok dengan wajah pucat dan tubuh lemas. Sedangkan ayah tirinya ternyata telah mengalami pukulan-pukulan karena mukanya bengkak-bengkak dan iapun duduk di atas lantai menyandar tembok dengan tubuh lemas.
![](https://img.wattpad.com/cover/86552844-288-k39935.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pembakaran Kuil Thian Lok Si - ASKPH
Fiction généraleKaisar terkejut sekali, apalagi ketika mendengar bahwa seorang di antara kedua orang pemberontak itu adalah Gobi Ang Sianli yang telah terkenal namanya di kota raja, dan alangkah marahnya ketika ia mendengar bahwa pemberontak ini semenjak kecil tela...