1.1 + Lie

15.9K 713 141
                                    

Don't be a silent reader please.

xXx

"Hyera-ya, maafkan aku," ucap seorang pria dengan tangan yang menggenggam tangan seorang wanita yang dipanggil Hyera tadi.

"Sudahlah, aku tidak peduli! Aku membencimu. Membencimu!!!" teriak Hyera dengan air mata yang membasahi sekujur pipinya. Ia sudah tidak percaya dengan pria di depannya ini yang sepertinya adalah kekasihnya. Hm, mungkin bukan sepertinya lagi.

Wanita bernama Hyera itu sudah muak, muak dengan kelakuan yang pria itu lakukan. Pria yang dulu dicintainya dan sampai sekarang masih dicintainya. Hyera baru saka berkata bahwa ia membencinya? Tidak, itu hanyalah sebuah kebohongan.

Hyera mencoba untuk melepaskan genggaman kekasihnya itu dengan susah payah karena kekasihnya itu lebih kuat dari dirinya. Air mata yang keluar dari mata Hyera semakin lama semakin banyak dan sudah tidak dapat ia tahan lagi. Pria di depan Hyera itu terus saja mengucapkan kata maaf berkali-kali. Ia takkan menyerah sampai Hyera memaafkannya.

"Lepaskan! Kubilang lepaskan!"

"Hyera-ah, aku mencintaimu. Sangat mencintaimu. Maafkan semua kesalahanku. Aku memang manusia tidak tahu diri," kata pria tersebut sambil berharap bahwa Hyera akan memaafkannya dengan setulus hati. Hyera menatap pria di depannya ini yang sedikit terhalangi oleh air matanya. Ia sudah tidak kuat lagi. Ia sudah tidak bisa berbohong lagi. Ia sudah tidak bisa menyembunyikannya lagi.

"Aku juga mencintaimu." Akhirnya Hyera mengungkapkan isi hatinya itu. Spontan, sang pria pun memeluk Hyera dengan erat. Rasa lega melekat di hatinya. Akhirnya, Hyera memaafkannya juga.

"Terima kasih, Hyera. Akan kuusahakan kesempatan kedua ini dengan sebaik mungkin," ujar pria itu di telinga Hyera. Hyera membalas pelukan hangat itu. Air mata masih saja keluar dari matanya.

Pria itu melepaskan pelukannya dan menempatkan jari-jarinya di dagu Hyera. Ia menarik dagu Hyera dengan pelan, mendekati bibirnya. Hyera menutup matanya, begitu juga dengan pria itu.

Dekat.

Sangat dekat.

Danㅡ

Klik.

"Prakiran cuaca di Busan hari iniㅡ"

"YA!!! Jangan mengganti channelnya! Drama itu sedang seru!" gerutu seorang pria berwajah imut dengan pipi tembamnya. Ia meletakkan makanan cemilan yang ia makan tadi ke meja kecil di depannya dan mengambil bantal sofa di sampingnya. Ia pukuli pelaku kasus penggantian channel televisi secara tiba-tiba itu ㅡtemannyaㅡ dengan bantal sofa itu.

"Ck, kau kira melihat orang berciuman itu seru, huh?" balas teman pria imut ㅡsi pelakuㅡ itu dengan nada ketus. Ia mengambil makanan cemilan milik temannya itu dan memakannya dengan santai. Pria berwajah imut itu menghentikan pukulannya dan memeluk bantal sofa itu dengan bibir yang ia cemberutkan. Matanya terfokus pada televisi yang sekarang tengah diganti channelnya oleh teman menyebalkannya itu.

"Kau juga akan seperti itu nanti dengan kekasihmu. Lihat saja nanti," celetuk pria imut itu pada temannya yang berperawakan manis. Pria berperawakan manis itu menatap pria di sebelahnya itu dengan tatapan tajam.

"Ingatlah, Kunpimook Bhuwakul. Aku tidak akan pernah merasakan hal menjijikan itu," sanggah pria itu pada seorang pria imut bernama Kunpimook Bhuwakul tadi. Hm, untuk orang yang baru pertama kali mendengarnya agak sulit ya untuk menghafalkannya. Jadi seperti ini kalau ingin menghafalkannya. KUN.PI.MOOK. BHU.WA.KUL. Bhuwakul itu marganya. Biasalah, orang Thailand.

book of us ¦ jjpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang