2.1 + How Can I Say?

4.2K 325 71
                                    

Don't be a silent reader please.

Semoga pada suka sama ff JJP yang satu ini.

Seorang pria manis tengah berjalan mondar-mandir di ruang kamarnya. Jari telunjuk kanannya ia gigit. Kini, hatinya tengah diselimuti rasa gugup dan takut. Pikirannya tengah berantakan.

"Apa yang harus aku lakukan sekarang? Tidak mungkin aku memberitahunya," gumam pria itu masih dengan kakinya yang berjalan mondar-mandir. Sesekali matanya melirik ke sebuah map cokelat yang tergeletak di ranjangnya. Entahlah, apa isi map cokelat itu, tapi dengan meliriknya saja sudah membuatnya tambah pusing.

"Argh, kenapa harus seperti ini?" Pria cantik itu mengacak-acak rambutnya karena frustasi.

"Jinyoung, kau kenapa, nak? Kenapa kau terlihat begitu frustasi?" Tiba-tiba, sebuah suara menginterupsi kegiatan mondar-mandir pria yang bernama Jinyoung atau lebih lengkapnya Park Jinyoung itu. Tampaklah seorang wanita yang tengah berdiri di ambang pintu. Jinyoung terbelalak. "Eomma?"

Orang yang dipanggil 'Eomma' oleh Jinyoung itu mengedarkan pandangannya ke seluruh sisi kamar Jinyoung. Tiba-tiba, matanya menangkap sebuah map cokelat di ranjang anaknya itu. Ibu dari dua anak itu menunjuk map cokelat itu dengan jari telunjuknya. "Itu map apa?"

"Oh, itu..., itu..." Jinyoung tampak gelagapan untuk menjawab pertanyaan yang diberikan Ibunya itu. Ibunya Jinyoung hanya diam menunggu jawaban dari anaknya.

"Oh, itu hanya surat lamaran pekerjaanku, Eomma. Aku frustasi memikirkannya, karena aku takut tidak diterima di perusahaan itu." Akhirnya, Jinyoung dapat menjawab pertanyaan Ibunya dengan lancar. Sang Ibu hanya tertawa kecil, lalu menghampiri anak bungsunya itu dan mengusap kepala anaknya itu dengan lembut.

"Tidak perlu khawatir dengan hal itu, sayang. Kau harus berpikir bahwa kau akan diterima di perusahaan itu. Pikir yang positif saja dan hilangkan segala pikiran negatifmu itu ya," nasihat Sang Ibu sambil menatap anak keduanya itu. Jinyoung tersenyum manis dan memegang tangan kiri Ibunya itu. Dalam hatinya, ia merasa sakit dan bersalah tentunya. Ketahuilah, semua yang dikatakan Jinyoung itu...

"Sekarang, kau tidur ya. Agar besok dapat ke kantor perusahaan yang kau lamar itu dengan kondisi tubuh yang sehat."

Bohong.

Jinyoung hanya dapat menganggukkan kepalanya dan tersenyum ke arah Ibunya. Sang Ibu pun mengucapkan 'Selamat tidur' pada Jinyoung dan kemudian keluar dari kamar Jinyoung. Setelah melihat Ibunya keluar dari kamarnya, Jinyoung langsung menjambak rambutnya sendiri dan menjatuhkan dirinya ke ranjangnya.

"Apa yang baru saja kuperbuat tadi?"

"Argh, aku ini anak yang tidak baik." Jinyoung menenggelamkan wajahnya ke bantal putihnya yang empuk. Pikirannya terus saja abstrak, tak beraturan.

Selama sekitar satu jam Jinyoung berada di dalam posisi itu, akhirnya ia menjauhkan wajahnya dari bantal itu. Ia bangun dari ranjang, mengambil kunci cadangan serta ponsel, dan mengambil map cokelat itu.

"Aku harus mengatakan padanya sekarang. Aku tidak ingin otakku pecah hanya karena memikirkan hal ini," ucapnya, lalu segera membuka pintu kamarnya dengan pelan. Ini jam sebelas malam. Ia tidak mau membangunkan keluarganya, terlebih lagi map cokelat itu memang rahasianya, jadi tidak boleh ada yang tahu.

Jinyoung berjalan mengendap-endap menuju pintu depan. Pelan dan hati-hati, sehingga tidak menimbulkan suara apapun. Ia mengambil kunci cadangannya yang selalu ia bawa dan membuka pintu depan, kemudian menguncinya lagi. Tantangannya yang terakhir adalah pintu gerbang rumahnya yang besar.

Jinyoung melihat keadaan di dekat pintu gerbang. Petugas keamanan yang biasanya menjaga di dekat pintu gerbang tidak terlihat keberadaannya, tapi ia tahu kalau gerbang itu telah dikunci. Jinyoung pun akhirnya harus memanjat dinding yang membatasi lingkungan rumah dan lingkungan luar. Beruntung sekali, dinding pembatas itu tidak terlalu tinggi, sehingga Jinyoung dapat keluar rumah dengan mudah. Setelah itu, ia langsung berlari menuju suatu tempat dengan map cokelat yang terus berada di tangannya.

book of us ¦ jjpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang