2.4

1.9K 230 35
                                    

Don't be a silent reader please.

Jaebum menatap tajam ke arah Jackson sambil menarik Jinyoung ke pelukannya. Ia takut Jackson ingin melakukan sesuatu lagi pada Jinyoung, tapi dilihat dari wajah Jackson, sepertinya ia tidak datang dengan niatan jahat seperti itu.

"Jinyoung, kita harus bicara, berdua," ucap Jackson. Tanpa babibu lagi, Jinyoung langsung menganggukkan kepalanya, tapi tangannya ditahan oleh Jaebum.

"Aku akan ikut," kata Jaebum sambil menatap Jackson tidak suka. Jinyoung langsung menatap wajah Jaebum. "Tapi, hyung..."

"Pokoknya aku tetap ikut." Jinyoung menghela nafas. Tidak ada pilihan lain lagi. Ia harus membiarkan Jaebum ikut bersamanya.

Jinyoung, Jaebum, dan Jackson mengunjungi sebuah cafe di dekat sana. Mereka memesan minuman dan setelah membayarnya dan mendapatkan pesanannya masing-masing, mereka bertiga duduk di meja paling pojok. Jinyoung duduk di samping Jaebum, sementara Jackson duduk di hadapan mereka.

"Cepat katakan apa yang kau ingin bicarakan," perintah Jaebum dengan nada ketusnya. Jinyoung menyenggol pelan lengan tunangannya itu sambil memandang wajah tampannya. Jaebum menaikkan bahunya. "Apa yang salah, sayang?"

Jinyoung kembali menoleh ke pria di depannya dan tersenyum kecil. "Silahkan berbicara."

Jackson menghela nafasnya. Ia menjulurkan tangannya ke arah Jaebum, berniat ingin berjabat tangan. "Perkenalkan aku Jackson Wang."

Jaebum menatap tangan itu beberapa detik, lalu langsung membalas uluran tangan itu sambil berucap, "Im Jaebum."

Jackson melepaskan jabatan tangan itu dan mulai menatap Jinyoung, kemudian menghembuskan nafasnya. "Jinyoung, aku minta maaf atas semua yang pernah kuperbuat padamu. Aku benar-benar menyesal, seharusnya aku tidak berbuat hal itu. Hidupku tidak tenang selama beberapa bulan ini karena memikirkan tindakan yang sudah kuperbuat dan akhirnya aku memutuskan untuk meminta maaf padamu."

"Aku mengunjungimu ke rumahmu, tapi kata mereka kau pergi dari rumah. Aku pun semakin tidak tenang. Aku berpikir bahwa aku yang telah menyebabkan keluargamu khawatir. Dan pada saat itu, aku semakin merasa bersalah padamu. Aku berusaha mencarimu kemana-mana, tapi aku tidak bisa menemukanmu. Untunglah, akhirnya kita dapat bertemu hari ini," jelas Jackson panjang lebar.

"Tenang saja, sudah kumaafkan sejak dulu," balas Jinyoung sambil tersenyum ramah. Jaebum hanya terdiam sambil melipat kedua tangannya di depan dada. Ia ingin mendengar apa saja yang ingin dikatakan pria yang sudah menyakiti pria yang dicintainya.

"Omong-omong, bagaimana kabarmu?" tanya Jackson agak ragu. Jinyoung menjawab, "Aku baik, kandunganku juga. Kau?"

"Ya, aku baik-baik saja. Hanya sedikit stres." Jinyoung mengigit bibir bawahnya. Ia tidak tahu lagi harus mengobrol tentang apa. Suasananya terlalu canggung.

"Kau tidak bekerja apapun?" tanya Jaebum sambil menegakkan posisi duduknya dengan tangan yang masih sama seperti sebelumnya. Jackson menundukkan kepalanya sambil menggeleng.

"Kau ingin bekerja? Temanku sedang membutuhkan pegawai," tawar Jaebum yang entah tiba-tiba berubah seratus delapan puluh derajat. Jinyoung saja sampai sedikit terkejut dengan sikap Jaebum. Mendengar tawaran menyenangkan itu, Jackson langsung kembali mengangkat kepalanya dengan senyuman di wajahnya.

"Benarkah? Dimana tempatnya?" Jaebum memberikan sebuah kartu nama cafe dan restoran milik Jaehyung. Jackson langsung mengambil kartu itu dan mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya pada Jaebum.

"Sama-sama, semoga itu bermanfaat bagimu." Jinyoung tersenyum kecil. Akhirnya Jaebum dapat menerima Jackson yang sudah mengakui kesalahannya.

"Jinyoung, Jaebum," panggil Jackson. "Ya?"

book of us ¦ jjpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang