Don't be a silent reader please.
"Terima kasih banyak, hati-hati di jalan," sahut Jinyoung lengkap dengan senyumannya pada supir taksi yang baru saja mengantarkannya pulang ke rumah. Supir taksi tersebut tersenyum, lalu pergi mengendarai kendaraannya menjauh dari rumah Jinyoung.
Penjaga keamanan rumah Jinyoung membukakan pintu gerbang besar rumah Jinyoung dan mempersilahkan tuan mudanya untuk masuk.
"Apakah Bambam ada di rumah?" tanya Jinyoung pada orang yang bekerja di rumahnya itu.
"Ya, tuan muda Bambam baru saja sampai," jawab penjaga keamanan tersebut. Jinyoung mengernyit, Bambam pergi kemana?
"Apakah kau tahu ia pergi kemana?" tanya Jinyoung sekali lagi. Pria tersebut pun langsung menjawab, "Maaf tuan muda, aku tidak tahu."
Jinyoung hanya ber'oh' ria dan langsung masuk ke dalam rumah. Ia mengedarkan pandangannya ke sudut-sudut rumahnya, sampai akhirnya menemukan seseorang yang sedang ia cari.
Jinyoung mendekatinya yang sedang serius menonton drama di ruang tengah dan...
"Aww! Aww! Park Jinyoung! Ini sakit!" protes pria imut bernama Bambam yang sayangnya telinga indahnya dijewer oleh sahabatnya sendiri.
"Kau pergi kemana huh? Kau tahu? Aku pergi ke kampus tadi! Kukira ada jadwal hari ini dan kau sengaja meninggalkanku! Aku berlari berkilometer tanpa bis!"
"Ahh, iya iya. Maafkan aku! Salah seperti itu saja dijewer!" Bambam memukul jari-jari Jinyoung yang sedang menempel di daun telinga indahnya itu. Jinyoung melepaskan jeweran dahsyatnya itu dan memukul punggung Bambam sekali.
Jinyoung ikut duduk di sofa, tepatnya di samping Bambam dengan kedua tangan yang dilipat di depan dadanya. Bibirnya ia majukan karena kesal. Matanya memandang televisi besar di depannya yang sedang menampilkan sebuah drama. Sadar dengan sesuatu yang berbeda, Bambam langsung menoleh pada Jinyoung yang terdiam.
"Kau... tidak marah kalau aku menonton drama romantis?"
"Hm?" Jinyoung bagaikan rohnya baru kembali ke dalam tubuhnya langsung tersentak dan menoleh ke arah Bambam karena pertanyaan tiba-tiba itu. Bambam mengerutkan dahinya. Menurutnya, Jinyoung agak aneh.
"Aah, karena aku sedang baik hari ini, aku tidak akan melarangmu," ucap Jinyoung menjawab pertanyaan Bambam. Bambam hanya terdiam sambil memandang sahabatnya itu. Dalam hati, ia berkata, "Ada apa dengan Jinyoung hari ini?"
"Ada sesuatu yang sedang kau pikirkan?" Jinyoung hanya terdiam sambil menatap televisi yang menyala. Tak lama, ia menggelengkan kepalanya.
"Hmm, Jinyoung..., kau sehat?" tanya Bambam sambil meletakkan punggung tangannya di dahi Jinyoung. Jinyoung hanya mengangguk, kemudian menyingkirkan tangan Bambam dari dahinya. Ia pun bangkit dari duduknya.
"Lanjutkan aktivitas menonton dramamu, aku ingin ke kamar dulu. Aku lelah, ingin istirahat." Tanpa jawaban Bambam, Jinyoung langsung menaiki tangga dan memasuki kamarnya. Bambam hanya menggelengkan kepala melihat tingkah sahabatnya yang terkadang membuatnya bingung. Ia pun kembali memfokuskan pandangannya ke televisi.
Bambam berdecak ketika melihat bahwa drama favoritnya sudah habis jam tayangnya. "Ah, sial."
Bambam mengambil ponselnya di atas meja kecil yang berada di depannya dan mencari kontak seseorang. Ia mengirim pesan pada seseorang tersebut. Kira-kira, isi pesannya seperti ini.
"Besok, temui aku di depan cafe di dekat kampus."
xXx
"Jinyoung, maaf kita tidak bisa pulang bersama. Aku ada urusan lain," sahut Bambam dengan raut wajah sedih karena tidak bisa menemani sahabatnya itu. Jinyoung memberhentikan langkah kakinya di depan gerbang kampus, lalu menoleh ke arah Bambam dengan dahi yang ia kerutkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
book of us ¦ jjp
Fanfiction[warning! ini ff jjp ya! dan ini hanya fiksi! jadi jangan salah lapak ya! makasih :)] Kumpulan fanfiction JJ Project. © ahgaphoenix ㅣ24022017ㅣ