book of us ¦ jjp

5.1 + Present For You

Don't be a silent reader please.

Suara dentingan sendok dengan piring terdengar jelas di ruang makan. Di dalam sana terdapat sebuah keluarga kecil yang tengah makan malam. Sebenarnya keluarga mereka belum lengkap. Ada satu orang yang belum bergabung malam ini.

"Ibu, sebentar lagi Ayah ber-ulang tahun ya?" tanya si kecil bernama lengkap Im Jinhee. Sang Ibu yang sering dipanggil Im Jinyoung berbalik dan tersenyum, lalu membawakan coklat hangat buatan untuk kedua anaknya. Ia meletakkan masing-masing satu cangkir coklat di depan anak-anaknya yang langsung disambut oleh ucapan terima kasih dari putra-putri tercintanya.

"Ya, anak Ibu benar. Tanggal 6 Januari nanti, Ayah kalian akan ber-ulang tahun." Jinyoung duduk di kursi yang selalu ia tempati saat makan di meja makan. Tepat di samping kiri kursi di tengah. Ia menoleh pada kursi makan di tengah yang kosong. Malam ini Jaebum ㅡsuami Jinyoungㅡbelum pulang dan ia sama sekali tidak mengabarkan istrinya kalau ia sedang lembur atau tidak.

"Ibu sudah menyiapkan hadiah untuk Ayah?" tanya Jaehee, si sulung. Jinyoung tersenyum lebar. "Tentu saja sudah! Ibu sudah menyiapkannya sejak lama," jawab Jinyoung sambil memasukkan satu sendok nasi goreng terakhir ke mulutnya.

"Ibu, kami ingin memberikan sesuatu untuk Ayah, tapi apa ya?" tanya Jaehee lagi setelah itu langsung menyesap coklah hangat buatan Ibunya. Jinyoung mengetukan jari telunjuknya di dagunya, seperti sedang memikirkan sesuatu, namun pikirannya buyar saat si kecil memanggilnya.

"Ibu, kalau Ibu menghadiahi Ayah apa?" tanya si bungsu. Jinyoung menoleh pada Jinhee dan membersihkan sedikit coklat di sudut bibir Jinhee dengan tissue.

"Itu rahasia, sayang," jawab Jinyoung sambil tertawa kecil melihat Jinhee yang mengerucutkan bibirnya karena jawaban Ibunya. Jinyoung menoleh pada Jaehee. "Ibu hanya ingin bilang, Ayah menyukai segala hal yang diberikan oleh keluarganya. Ia akan menerimanya dengan senang hati. Ayo gunakan kreatifitas kalian! Buat Ayah bangga dengan hasil karya kalian sendiri," ucap Jinyoung yang berusaha memancing diri anak-anaknya untuk mengembangkan sisi kreatifitas mereka.

"Dua anak Ibu ini sangat pintar, kalian pasti bisa!" Jinyoung memberi semangat pada kedua anaknya. Jaehee dan Jinhee saling bertatapan sebentar, lalu menoleh pada Ibu mereka dan mengangguk sambil tersenyum. Jaehee dan Jinhee pun turun dari kursi mereka dan berjalan menuju kamar mereka diikuti sang Ibu di belakang. Di antara dua pintu kamar kedua anaknya, Jinyoung mencium dahi Jaehee dan tersenyum menatap Jaehee.

"Jaehee, jangan lupa menggosok gigi ya. Itu penting sekali! Setelah itu kau langsung tidur ya, jangan tidur terlalu malam, itu tidak baik," ucap Jinyoung sambil mengusap puncak kepala anak sulungnya. Jaehee membentuk posisi hormat. "Siap, Bos!"

Jaehee langsung menghambur ke pelukan Ibunya, lalu mencium pipi Jinyoung. "Aku sayang Ibu. Selamat malam." Jaehee langsung masuk ke dalam kamarnya, meninggalkan Jinhee dan Jinyoung berdua. Mereka berdua pun masuk ke dalam kamar Jinhee yang didominasi oleh warna merah muda.

Jinyoung menemani Jinhee dari si kecil menggosok giginya di kamar mandi sampai berbaring di kasur. Jinyoung mencium dahi Jinhee dan tersenyum ke arah Jinhee.

"Ibu, kapan Ayah pulang? Aku ingin minta cium sama Ayah," sahut Jinhee dengan nada imutnya. Jinyoung hanya bisa tersenyum sambil mengusap surai hitan milik Jinhee.

"Sepertinya Ayah banyak pekerjaan, sayang. Nanti kalau Ayah sudah pulang, akan Ibu suruh untuk menciummu ya," ucap Jinyoung dengan nada pelan. Jinhee tersenyum dan mengangguk bersemangat. Jinyoung mengecup dahi Jinhee sekali lagi. "Selamat malam, sayang. Semoga mimpi indah."

Jinyoung menyalakan lampu di atas nakas, lalu berjalan ke arah pintu, kemudian mematikan lampu kamar Jinhee. Ia pun menutup pintu itu dengan pelan sampai rapat, kemudian ia melangkahkan kakinya ke kamar Jaehee untuk memastikan Jaehee sudah tidur. Setelah itu, Jinyoung kembali ke dapur untuk membersihkan meja makan.