Don't be a silent reader please.
"Ini pesanan anda. Selamat menikmati."
"Terima kasih," respon Jinyoung sambil tersenyum. Sang pelayan sedikit membungkukkan badannya, lalu pergi dari meja Jinyoung. Ya, kini Jinyoung sedang berada di sebuah cafe dengan pulpen dan secarik kertas di atas mejanya. Di kursi di depannya ada sebuah kotak berukuran besar yang di dalam kotak paling besar itu ada beberapa kotak dengan ukuran lebih kecil.
"Oke, Im Jinyoung, sekarang pikirkan apa yang ingin kau katakan untuk suamimu," monolog Jinyoung sambil mengambil pulpen. Ia pun mengetuk-ketuk pulpen itu ke dagunya sambil memikirkan kalimat-kalimat romantis.
Jinyoung menuliskan satu kalimat sebagai awalan, namun otaknya kembali terjebak setelah menulis bagian awal. Ia mengetuk-ketuk jarinya ke meja. Otaknya benar-benar mentok sekarang.
"Apa yang harus kukatakan lagi?" Jinyoung mengacak-acak rambutnya, kemudian ia menyesap minuman cokelat yang ia pesan tadi.
Jinyoung mengambil ponselnya, lalu menghubungi seseorang. Ia letakkan ponselnya di dekat telinga sambil menunggu sapaan dari seberang sana.
"Halo, Yugyeom?"
"Ah, Jinyoung hyung, ayo ikut denganku! Di sini ada diskon besar-besaran! Aaaa, aku suka!" Bukannya suara Yugyeom yang terdengar, suara Bambam lah yang terdengar. Jinyoung sampai menjauhkan ponselnya dari telinganya mendengar suara Bambam yang lebih terdengar seperti sebuah teriakan.
"Maaf, hyung, ponselku direbut oleh Bambam. Ada apa, hyung?"
"Bisakah kau datang ke sini? Aku ingin meminta bantuanmu."
"Hanya aku? Bagaimana dengan Bambam?"
"Ck, tentu saja kau bawa Bambam juga. Kalian berdua kan satu paket."
"Kau ada di mana?"
"Aku ada di Paradise Cafe, ku tunggu kau di sini."
"Oke, aku segera ke sana setelah Bambam membeli satu sepatu."
Tut.
Tut.
Jinyoung memutar bola matanya malas mendengar kalimat terakhir yang diucapkan Yugyeom. "Dasar mata diskonan," gumam Jinyoung, lalu kembali terfokus pada kertas di hadapannya. Hah, seperti dirinya tidak menyadari bahwa ia juga sama seperti Bambam kalau sudah melihat barang dengan diskon besar.
Jinyoung menuliskan beberapa kalimat yang terlintas dari otaknya. Sambil ditemani coklat panas, Jinyoung terus mengeluarkan apa isi otaknya sampai akhirnya Yugyeom dan Bambam datang.
"Hai, Jinyoung hyung. Lihat apa yang kubawa!" celetuk seseorang yang berada di dekat Jinyoung. Jinyoung menoleh ke arah sumber suara dan membulatkan matanya.
"Ya ampun, Bambam! Bagaimana bisa kau berbelanja sebanyak itu?!" ucap Jinyoung yang terkejut. Yugyeom sudah duduk di kursi di hadapan Jinyoung. Ia lelah berjalan mengelilingi mall.
"Tentu saja bisa. Barang diskon tidak boleh disia-siakan, hyung. Kau harus belajar dariku," jawab Bambam santai, lalu duduk di samping Yugyeom. Ia pun meletakkan belanjaannya di bawah meja.
"Kau mau kopi atau cokelat? Aku traktir," tawar Jinyoung. Bambam dan Yugyeom menjawab, "Ah, tidak, terima kasih, tadi kami sudah makan."
"Jadi... Ada apa kau menyuruh kami ke sini, hyung?" tanya Yugyeom langsung. Jinyoung menunjukkan kertas pada dua sejoli itu. "Aku butuh bantuan kalian. Besok Jaebum hyung ulang tahun, aku ingin menyisipkan sebuah surat di dalam kado dariku."
KAMU SEDANG MEMBACA
book of us ¦ jjp
Fanfiction[warning! ini ff jjp ya! dan ini hanya fiksi! jadi jangan salah lapak ya! makasih :)] Kumpulan fanfiction JJ Project. © ahgaphoenix ㅣ24022017ㅣ