3 + My Dear Children [Bonus]

3.3K 229 15
                                    

Don't be a silent reader please.

Sebuah keluarga tengah berkumpul di ruang makan untuk makan malam. Di sana terdapat dua orang pria dengan satu anak laki-laki dan satu anak perempuan. Suasananya sangat ramai. Keramaian itu bersumber dari dua bocah itu yang saling berebut menceritakan aktivitas sekolahnya pada Sang Ayah yang baru saja pulang dari kantor.

"Ayah, tadi di sekolah, aku belajar menghitung dan aku mendapat bintang lima! Teman-teman dan guruku memberikan tepuk tangan meriah untukku," sahut seorang anak perempuan yang dikenal bernama Im Jinhee. Sang Ayah yang bernama Im Jaebum langsung bertepuk tangan.

"Wah, anak Ayah memang hebat!" seru Jaebum dengan senyum lebarnya. Jinyoung ㅡIbu Jinheeㅡ ikut bertepuk tangan. "Jinhee hebat! Ibu bangga!"

Semuanya tersenyum bahagia, termasuk Im Jaehee yang sekarang sudah menginjak usia sepuluh tahun. Sebenarnya, ia merasa cemburu karena adiknya terus saja dipuji. Ia ingin menceritakan yang baru saja terjadi di sekolah. Ia yakin, orang tuanya pasti ikut bangga, tapi adiknya selalu memotong perkataannya ketika ia memulai pembicaraan. Oke, Jaehee memaklumi Jinhee yang masih kecil, jadi ia mengalah pada adik kecilnya.

"Jaehee tidak ingin bercerita ke Ayah hm?" tanya Jaebum sambil menatap Jaehee. Senyum Jaehee terlukis di wajah tampannya. Akhirnya, yang ia tunggu tiba.

"Ayah, Ibu, tadi di sekolah, Kim saem mengadakan ujian mendadak. Semua murid panik karena mereka belum belajar. Aku sendiri juga ikut panik, tapi aku berusaha tenang. Saat aku mengerjakan soal ujian, ternyata materi soalnya sama dengan yang kupelajar malam sebelumnya. Setelah selesai mengerjakan, nilai ujian tadi langsung diberikan. Aku bahagia karena aku mendapat nilai tertinggi dari semua murid di kelas!" jelas Jaehee panjang lebar. Jaebum, Jinyoung, dan Jinhee memberikan tepuk tangan meriah untuk jagoan muda mereka.

"Jaehee oppa memang yang terhebat!" puji Jinhee. Jaebum menambahkan, "Jaehee memang pintar! Ayah bangga!"

"Anak Ibu memang pintar-pintar. Ayah dan Ibu sangat bangga dengan kalian. Semoga kalian dapat menjadi yang kalian inginkan." Jinyoung mengusap kepala anak bungsunya. Ia sedikit mengarahkan pandangannya kepada suaminya sambil tersenyum. Jaebum ikut menatapnya dengan senyum manisnya.

"Ibu, aku sudah selesai," sahut Jinhee sambil turun dari kursinya. Jinyoung tersenyum. "Setelah ini, Jinhee harus menggosok gigi, lalu tidur, walaupun besok tidak sekolah."

Jinhee tersenyum dan menghampiri Ibunya. "Iya, Ibu. Oh ya, aku mau cium."

Jinyoung mengecup kening Jinhee dan mengucapkan selamat malam pada putrinya. Jinhee berlari kecil menuju Jaebum. "Ayah, aku mau cium."

Jaebum memberikan sebuah kecupan di kening Jinhee dan mengucapkan selamat malam. Setelah itu, Jinhee langsung menaiki tangga dan berlari ke kamarnya.

Tak lama setelah Jinhee masuk ke kamar, Jaehee turun dari kursi. "Ayah, aku ingin ke kamar ya."

Jaebum mencium kening putranya dan mengucapkan selamat malam. Jinyoung pun melakukan hal yang sama. Jaehee langsung masuk ke dalam kamarnya, meninggalkan orang tuanya berdua di ruang makan.

Jinyoung memandang Jaebum yang sedang menghabiskan makanannya. Ia senang, suaminya dapat makan dengan lahap. Pasti ia sangat kelelahan setelah pulang kerja. Rasanya ia ingin memijat Jaebum agar lelahnya dapat hilang.

"Apa? Kau ingin minta cium juga?" Lamunan Jinyoung buyar saat Jaebum memulai percakapan. Jinyoung tersenyum dan mengangguk dengan semangat.

"Aku juga mau peluk," tambah Jinyoung sambil memajukan bibirnya. Jaebum tersenyum lebar sambil menunjukkan rentetan gigi putihnya. Ia kembali memakan masakan Jinyoung yang menurutnya sangat enak.

book of us ¦ jjpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang