BAB 8

78 8 0
                                    

Flashback On

"Loe punya rencana apa lagi, Vin?" Tanya Naya sambil tetap membiarkan tangannya melingkar di leher Kevin. Kening Kevin berkerut.
" Maksud loe?" Suara Kevin terdengar begitu lembut ditelinga Naya. Ini aneh...selama ini Kevin tidak pernah bersikap begitu lembut padanya. Kevin terkesan seperti seorang laki-laki cuek, kasar, dan jauh dari kata romantis. Tapi malam itu, semua kesan buruk yang selama ini begitu melekat dalam diri Kevin seolah hilang begitu saja. Kevin tiba-tiba menjadi sosok yang begitu romantis, bahkan suaranya mampu membuat bulu kuduk Naya berdiri dan mengalirkan desiran aneh di dalam hatinya.
"Ya..maksud gw, selama inikan loe gak pernah baik sama gw. Kenapa malem ini sikap loe tiba-tiba berubah 180 derajat." Sahut Naya setengah gugup. Dia bingung mengambarkan perubahan sikap Kevin padanya, salah-salah malah Kevin berpikiran bahwa Naya mengharapkan Kevin bersikap baik padanya.
Kevin tersenyum miring sambil mempererat pelukannya. Tubuh mereka berada begitu dekat. Kevin mendekatkan kepalanya di telinga Naya. Jantung Naya berdetak kencang ketika merasakan nafas hangat Kevin dibalik telinganya.
"Selama ini ternyata loe ngarep gw baik ya...." Goda Kevin nakal dan semburan hawa panas langsung menjalar di wajah Naya. Betulkan apa yang ia pikirkan, pasti Kevin mengira dirinya mengharap Kevin bersikap manis padanya. Naya menginjak kaki Kevin.
"Auwwww....sakit, Nay!" Pekik Kevin.
"Jangan ge-er!!" Sentak Naya sambil melepaskan tangannya dan bergegas meninggalkan Kevin. Tapi Kevin tau apa yang Naya pikirkan, sebelum gadis itu sempat menjauh, Kevin dengan sigap menarik tangan Naya dan membuat gadis itu kembali berada dalam pelukannya.
"Jangan lari lagi dari gw." Bisiknya dan lagi-lagi suara Kevin kembali membuat wajah Naya terasa panas.
"Loe ngancem gw?" Tantang Naya. Kevin tersenyum nakal.
"Loe tau gw gak suka ditantangkan? Atauu...jangan-jangan loe sengaja nantang gw..." Kevin menatap Naya sambil menyipitkan matanya. Tujuannya cuma satu, dia ingin mengoda Naya dan melihat pipi gadis itu kembali bersemu merah. Kevin selalu menyukai setiap kali pipi Naya berubah menjadi merah. Mengemaskan.
"Semba........" belum selesai Naya ngomong, tiba-tiba bibir Kevin kembali membungkam mulutnya dan mengalirkan hawa panas yang kali ini bukan hanya dipipinya tapi menjalar ke seluruh tubuhnya.
"Mending loe diam daripada sepanjang dansa bibir gw tetep disini.." bisik Kevin disela-sela ciumannya sambil menekan tubuh Naya untuk tetap berada didekatnya.
"Ow....." hanya kata itu yang berhasil keluar dari bibir Naya karena sesungguhnya dia sama sekali tidak keberatan jika harus membiarkan bibir Kevin berada diatas bibirnya sepanjang malam. Owh....Naya...kamu nakal.
"Gw suka loe, Nay." Naya tersentak kaget dan untuk beberapa saat dia hanya mampu diam dan mematung. Perasaannya campur aduk. Gak nyangka, kaget dan...senang. Seorang Kevin Alvaro menyukai dirinya?!! Wow....siapa yang mengira.
"Loe gak usah jawab. Gw tau loe juga suka sama gw," Mata Naya membesar mendengar ucapan Kevin tapi setelah itu dia tersenyum dan menundukan kepalanya bersandar di dada Kevin. Kevin tersenyum melihat reaksi malu-malu Naya. Gadis itu selalu tau caranya membuat Kevin gemas. Mereka berdansa sepanjang malam. Tidak banyak bicara hanya menikmati alunan lagu dan kedekatan mereka malam ini.

Disudut ruang, seseorang sedang menatap Kevin dan Naya dengan tatapan penuh kebencian. Dia tidak rela melihat kedekatan mereka. Melihat cara Kevin menatap Naya dan begitu sebaliknya.
"Gw gak akan tinggal diam. Kevin harus jadi milik gw. Dan loe Nay, loe harus hilang dari hidup Kevin. Selamanya."

Flashback end

*****
"Loe udah tau siapa yang hamilin dia?" Suara Kevin mengagetkan Radit yang sedang asik menikmati kopinya. Tadi pagi Radit sengaja menghubungi Kevin. Bukan hanya ingin memberikan informasi terbaru mengenai Kanaya tapi Radit juga ingin mengajak Kevin untuk ikut menghadiri acara ulang tahun sepupunya. Tapi Radit ragu ini apakah ini rencana yang baik?
"Sial, loe! Untung gw gak nyemburin nih kopi ke muka loe." Gerutu Radit. Kevin hanya tersenyum acuh.
"Sorry. Buruan, loe dapet kabar apa? Siapa yang hamilin dia?" Desak Kevin.
"Sabar kali, bro."
"Gak sabar gw." Sahut Kevin sambil mengacungkan tangannya ke arah seorang pelayan yang berdiri tak jauh dari meja mereka.
"Satu coffee latte." Pesannya dengan suara datar dan tanpa basa-basi. Setelah itu, perhatiannya kembali pada Radit yang dari tadi memberinya tatapan takjub. Kevin tidak pernah berubah.
"Oke...sekarang buruan kasih tau gw, informasi apa yang loe dapet?" Kevin kembali mendesak Radit dan dibalas dengan sebuah hembusan nafas panjang oleh Radit. Sahabatnya yang ini memang tidak pernah belajar akan kata sabar.
"Kemarin gw ke klub itu lagi. Dan nyoba buat minta contact manager klub yang lama. Soalnyakan kejadian loe udah empat tahun yang lalu..."
"Terus...." potong Kevin tidak sabar. Radit menarik nafas melihat kelakuan Kevin.
"Udah gw telpon kemarin dan gw juga udah ketemu.."
"Dan hasilnya...." lagi-lagi Kevin menyela Radit.
"Sekali lagi loe potong omongan gw. Gw pulang." Ancam Radit kesal. Kevin menyeringai.
"Iya..iya. Buruan. Loe lama sih,"
"Kejadiannya diluar klub. Dideket parkiran. Cuma mukanya gak keliatan karna kebetulan cctv berada dibelakang mereka." Wajah Kevin langsung memerah.
"Mana rekaman cctvnya?" Radit mengeluarkan sebuah flashdisk dan memberikannya kepada Kevin.
"Kenapa dulu loe gak berhasil minta ini?" Tanya Kevin heran. Radit menarik nafas dalam.
"Ada orang yang bayar manager itu. Udah gw paksa siapa orangnya, dia bilang gak kenal."
"Dia tau muka mereka?"
"Sayangnya enggak, soalnya mukanya ditutup ala-ala ninja gak jelas. Tapi menurut gw, pelakunya masih sekitar murid disekolah loe. Fans kalian mungkin. Atauuu...mungkin fans loe." Kening Kevin berkerut, teman sekolah? Siapa? Kevin sama sekali tidak pernah berpikiran bahwa dia memiliki musuh? Atau..bukan dia, tapi Naya. Tiba-tiba kepalanya berdenyut kencang. Kevin meringis kesakitan.
"Vin, loe gak pa-pa?" Tanya Radit cemas. Kevin menggelengkan kepalanya pelan.
"Gak, gw gak pa-pa." Jawab Kevin pelan. Di dalam hati Kevin mengutuk dirinya yang begitu lemah. Kenapa setiap mengingat kejadian malam itu, kepalanya selalu mau pecah. Sial.
"Loe gak usah maksain diri." Kevin bukannya berterima kasih mendengar ucapan Radit, dia malah menyeringai geli.
"Gak usah sok perhatian, dech. Geli gw." Sahutnya dengan tatapan mengejek.
"Sial, loe! Bukannya makasih gw perhatiin." Umpat Radit kesal.
"Habis loe buka, langsung hapus. Gw gak mau managernya dapet masalah karena dianggap mencuri data klub. "pesan Radit . Kevin mengangguk dan memasukan flashdisk ke dalam saku jaketnya. Kemudian dia memanggil pelayan kafe.
"Eh...mau kemana loe?" Seru Radit.
"Balik kantor. Kenapa?"
"Parah loe. Habis dapet yang loe mau terus langsung cabut." Lagi-lagi hanya seringai kecil yang keluar dari bibir Kevin mendengar omelan Radit.
"Sejak kapan loe jadi lebay?"goda Kevin sambil mengeluarkan selembar uang ratusan dan memberikannya kepada pelayan.
"Terserah loe. Ada satu lagi yang mau gw sampein,"
"Apaan?buruan..."
"Sepupu gw ulang tahun lusa. Gw mau ngajak loe." Kening Kevin berkerut mendengar ajakan Radit.
"Normalkan loe? Daritadi tingkah loe aneh,"
"Ya normallah.."
"Terus ngapain ngajak gw?cewek loe mana?" Mengerti arah pembicaraan Kevin, Radit langsung melempar sebungkus rokok yang ada dihadapannya.
"Sial, loe! Maksud loe gw homo??"
"Emang enggak???" Sahut Kevin acuh sambil menangkap rokok yang dilempar Radit.
"Ya gaklah. Gw ngajak loe soalnya sepupu gw yang ultah itu sahabat tuh cewek. Jadi bisa dipastiin tuh cewek ada disana."
"Tapi terserah loe, kalau loe gak mau ya udah...." lanjut Radit yang kemudian berdiri meninggalkan Kevin.
"Bilang dong daritadi..." sahut Kevin ketika langkah kakinya sudah sejajar dengan Radit. Radit mengeleng-gelengkan kepalanya melihat kelakuan sahabatnya. Selalu seenaknya. Egois. Itulah kesan yang ada di dalam diri Kevin. Tapi Radit harus mengacungkan jempol untuk Kevin soal yang satu ini. Biarpun tau gadis yang dia cintai sudah ternoda, dia masih bertahan dengan perasaannya.

Stay With Me...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang