BAB 25

118 2 0
                                    

Naya berjalan mendekati Kevin yang tertidur lelap di sofa. Wajah laki-laki itu terlihat lelah. Belum lagi lingkar hitam dibawah matanya yang terlihat sangat jelas semakin memperjelas bahwa selama beberapa hari ini, Kevin melewati hari-hari yang berat. Dan Naya yakin, Kevin sudah mengorbankan waktu istirahatnya dan itu semua karena masalah yang Naya timbulkan. Naya mendesah pelan.

Kevin hidup bahagia dulu, tepatnya sebelum Naya hadir kembali ke dalam hidup laki-laki itu. Hidup Kevin baik-baik saja. Tapi semenjak kehadirannya semua berubah. Ada saja masalah yang ia timbulkan. Dari keributan di klub sampai kejadian beberapa hari yang lalu. Hidup Naya seolah-olah tidak pernah terlepas dari semua masalah itu.

Naya jongkok di depan sofa sambil memandangi wajah tampan Kevin. Walaupun wajah itu terlihat lelah tapi sama sekali tidak mengurangi ketampanan yang dia miliki. Hati Naya berdesir. Naya mencintai Kevin. Dulu ataupun sekarang. Tapi Naya sadar cinta tidak harus memiliki  dan Kevin bukan miliknya. Kevin layak mendapatkan wanita yang lebih baik darinya. Wanita yang tidak memiliki masa lalu sekelam masa lalunya. Airmata mengenang dikelopak mata Naya membayangkan betapa tragis hidup dan kisah cintanya. Dengan cepat Naya menghapus airmata itu, dia tidak ingin Kevin terbangun karena ulahnya.

Tangan Naya terangkat untuk menyentuh wajah Kevin, namun Naya mengurungkan niat itu dan menurunkan tangannya kembali. Itu bukan ide yang baik.

Naya menghela nafas panjang. Berusaha menekan rasa nyeri di dadanya.

Aku harus kuat.

Naya berdiri lalu berjalan menuju pintu. Di depan pintu, dia kembali menoleh kearah Kevin.

"Maafin gw, Vin. Gw terpaksa ngelakuin ini." Ucap Naya pelan. Butiran bening itu akhirnya lolos dan membasahi pipinya. Dengan cepat Naya berbalik dan menutup pintu kamar pelan.

Jika memang ini adalah jalan hidup yang harus Naya lalui, ia rela. Demi kebahagiaan orang-orang yang ia sayang.

*****
"Nay, loe di dalem?" Panggil Kevin. Sudah berulang kali Kevin memanggil Naya sambil mengetuk pintu kamar mandi tapi tidak ada jawaban dari dalam. Akhirnya Kevin memutuskan untuk membuka pintu itu dengan paksa, tidak perduli nanti Naya akan memakinya atau tidak.

Kevin tersentak saat menyadari pintu tidak terkunci, lalu mata Kevin membesar ketika ia tidak menemukan Naya di sana. Kevin bergegas keluar kamar dan menghampiri meja petugas.

"Suster, lihat pasien kamar 215?" Tanya Kevin.

"Tidak Pak Kevin. Ada apa, Pak?" Sahut salah satu suster yang ada disana. Kevin mengerang pelan. Perasaanya mengatakan ada yang tidak beres.

"Please, Nay. Jangan bilang loe kabur." Desis Kevin pelan.

"Saya mau lihat cctv di semua pintu masuk rumah sakit ini. Sekarang!." Perintah Kevin dengan nada menyeramkan.

Tanpa berani menolak, suster-suster itu langsung mengiyakan permintaan Kevin dan menghubungi security. Dan dalam sekejap, mereka menemukan rekaman Naya yang keluar meninggalkan rumah sakit diam-diam tadi malam.

"Kerja kalian apa sampai-sampai ada pasien kabur kalian enggak tau?!!" Sentak Kevin kesal.

"Rumah sakit apa ini!!!"

"Maafkan kami, Pak Kevin. Kami...."

"Aaaaah!!!" Kevin menepis tangannya dan meninggalkan semua petugas yang ada disana begitu saja.  Namun baru beberapa langkah, dia berhenti dan menoleh kearah petugas rumah sakit bergantian. Tatapan matanya tajam dan menyeramkan.

"Kalau sampai terjadi sesuatu pada pacar saya karena kelalaian rumah sakit ini, saya tidak akan sungkan-sungkan menuntut kalian. Paham!" Ancam Kevin. Semua suster dan staff rumah sakit yang ada disana hanya menunduk mendengar ancaman Kevin.

Stay With Me...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang