BAB 27

84 5 0
                                    

Caca berlari ke arah Naya saat melihat wanita itu turun dari mobil. Dengan mata berkaca-kaca Naya melihat ke arah Kevin, seolah-olah meminta dukungan dari laki-laki yang selama beberapa hari ini selalu menemaninya dan meyakinkannya bahwa semua akan baik-baik saja.

Naya jongkok dan merentangkan tangan menyambut tubuh mungil yang siap melompat kepadanya. Rasa hangat menjalar dihatinya saat itu juga. Airmata Naya lolos. Rasa haru membuay dadanya sesak. Dia menyayangi Caca. Merindukan gadis kecil itu tidak peduli bagaimana cara dia muncul di dunia ini.

"Mama kemana aja? Caca kangen."

"Maafin mama, ya. Mama ada perlu jadi gak sempet kabarin Caca." Hati Naya seperti tercabik saat mengatakan itu. Dia telah membohongi Caca, meninggalkan Caca karena keegoisannya. Naya semakin mendekap Caca.

"Mama jangan tinggalin Caca lagi." Tangis Naya semakin pecah. Rasa bersalah menghujamnya.

Melihat itu, Kevin mendekati Naya. Menepuk bahu Naya pelan lalu tersenyum. Senyuman yang selalu bisa membuat Naya kembali kuat.

Oh..Kevin, sebegitu besarnya pengaruh loe dalam hidup gw.

Naya berdiri sambil mengendong Caca. Di depan pintu, Vanya berdiri dengan mata berkaca-kaca. Dia bersyukur karena Naya kembali dan baik-baik saja.

Vanya tersenyum saat Naya menurunkan Caca dan menatapnya, lalu kemudian mereka saling berpelukan layaknya dua saudara yang tidak bertemu lama.

"Maafin gw..." sesal Naya.

"Ssttt...gak usah dibahas. Gw seneng loe pulang."

Suasana haru terasa begitu kental diantara mereka. Mereka adalah dua anak manusia yang terlahir dari orang tua yang berbeda namun saling menyayangi melebihi mereka yang sedarah. Mungkin saat ini keluarganya tidak mau menerimanya karena masa lalunya, tapi Naya tidak takut karena Naya punya mereka. Naya punya mereka yang akan selalu ada mendukung Naya, menguatkannya, dan menarik tangannya saat ia terjatuh. Dan Naya tidak akan meninggalkan mereka.

"Ehmm..ehmmm.." suara deheman Kevin membuat Naya dan Vanya tersipu malu.

"Udahan tangis-tangisanya. Gw laper." Seru Kevin sambil mengendong Caca.

"Caca juga laper." Seru gadis kecil itu.

Naya tersenyum melihat kelakuan doa orang yang ia cintai itu.

"Ayo, Papa Kevin. Kita makan duluan. Mama sama tante Vanya lama."

Mata Naya membesar kaget mendengar Caca memanggil Kevin dengan sebutan papa.

Dia menoleh ke arah Vanya, meminta penjelasan. Vanya terkekeh sambil menarik tangan Naya,"udah minta papa tuh Caca. Kawin gih." Jawab Vanya santai dan dibalas dengan sebuah cubitan oleh Naya. Merekapun tertawa bersama.

*****

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Stay With Me...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang