BAB 11

84 5 2
                                    

Malam ini pengunjung klub lumayan ramai. Sejak tadi Naya tidak berhenti mondar-mandir mengisi nampannya dengan berbagai pesanan para tamu. Belum lagi tamu-tamu yang tidak sabaran seolah-olah pelayan disini bukan manusia yang tidak punya rasa lelah. Biarpun memang tips yang mereka berikan terbilang besar tapi tetap saja itu tidak lantas membuat mereka memperlakukan para pelayan disini seenaknya.
"Cantik, ayo duduk disini temenin om," tiba-tiba seorang laki-laki tua yang setengah mabuk menarik tangan Naya dan membuat Naya hampir saja terjatuh di atas pangkuan laki-laki itu seandainya Naya tidak buru-buru menahan tangannya di meja.

"Maaf. Saya masih banyak pekerjaan." Tolak Naya yang masih berusaha sopan. Tapi laki-laki tua itu bukannya membiarkan Naya pergi justru semakin menarik tangan Naya dan memaksa Naya untuk duduk di atas pangkuannya. Naya berusaha melawan tapi laki-laki tua itu semakin berani, dia justru sengaja memukul pantat Naya dan membuat kemarahan wanita itu memuncak. Dengan refleks, Naya mengambil gelas yang ada di meja dan menyiramnya ke wajah laki-laki itu. Laki-laki tua itu terkejut dan marah. Tangannya sudah hampir mendarat di pipi Naya jika saja seseorang tidak menahannya.

"Sekali saja Anda menyentuh karyawan saya, saya akan menarik Anda keluar dari klub saya." Ancaman Kevin  membuat laki-laki tua itu semakin meradang dan melayangkan sebelah tangannya yang satunya ke arah Naya tapi lagi-lagi dengan sigap Kevin menahan tangan laki-laki itu dan menahan kedua tangannya.

" Anda sepertinya tidak mendengar ucapan saya barusan?" Erang Kevin. Wajahnya memerah karena marah.

" Baru kali ini saya lihat ada seorang pemilik klub besar begitu membela karyawan rendahannya daripada pelanggan yang sudah bertahun-tahun menjadi pengunjung tetap di klub ini." Sindir laki-laki itu sambil tersenyum sinis. Kevin semakin mengertakan rahangnya mendengar ucapan laki-laki itu. Jangankan satu laki-laki tua seperti ini, sepuluh laki-laki tua seperti dia akan aku lawan kalau sampai dia berani melukai Naya.

"Dan saya akan benar-benar menyeret Anda keluar kalau Anda masih terus disini." Sahut Kevin sungguh-sungguh. Tak lama kemudian beberapa sekuriti berpakaian hitam-hitam datang setelah Kevin memberi kode kepada mereka.

"Iya, tuan Kevin." Sahut Salah satu dari mereka.

" Antar tuan Tio ke mobilnya. Sepertinya dia sudah terlalu banyak minum." Perintah Kevin yang langsung di jawab dengan anggukan oleh sekuriti itu. Laki-laki tua itu menatap Kevin penuh kebencian saat ia berjalan menuju pintu keluar. Sebelum pergi, Kevin sempat mendengar laki-laki itu memaki Naya," wanita sok suci. Kalau suci kenapa harus kerja ditempat seperti ini. Munafik!" Ucapan laki-laki itu semakin membuat emosi Kevin bertambah tapi dia harus menahan diri agar pengunjung yang lain tidak terganggu.

Setelah kepergian laki-laki tua itu, Kevin langsung melirik Naya dan berjalan mendekatinya. 

" Loe gak....." Belum sempat Kevin menyelesaikan ucapannya, Naya sudah memotongnya," gak usah sok jadi pahlawan buat gw. Gw gak butuh!" Bentak Naya yang kemudian langsung berbalik meninggalkan Kevin. Kevin menghela nafas berat. Sebenci itu Naya ke gw? Gak bisa sekali aja dia kasih gw kesempatan buat ngebuktiin semuanya. Rutuk Kevin di dalam hati. Padahal dia masih berharap setelah malam di hari ulang tahun Vanya, setelah Kevin meminta Naya untuk memberinya waktu satu hari saja untuk dia menjelaskan semuanya, Kevin seperti masih memiliki harapan kalau Naya akan mengabulkan permintaannya itu tapi melihat sikap Naya malam ini, sepertinya itu hanya harapan Kevin semata.

Kevin berjalan menuju ruang VIP dimana teman-teman cabulnya masih berkumpul di sana dan tentunya ditemani wanita-wanita seksi yang siap menjadi tempat pelampiasan hawa nafsu mereka. Dasar...penjahat kelamin. 

Stay With Me...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang