5 - Hantu

3.5K 353 17
                                    

Langit tampak tidak bersahabat. Seakan tidak memberi celah untuk cahaya bulan yang ingin menerobos masuk. Sama halnya dengan suasana hati salah seorang pengunjung Cafe bernuansa Vintage ini. Bola matanya menatap kosong ke arah jendela, tepat di sampingnya. Arkan memilih duduk di dekat jendela, karena disinilah dirinya biasa menghabiskan waktu bersama sosok wanita yang sangat berharga bagi cowok ini.

Arkan melambaikan tangannya ketika si pelayan Cafe berjalan di sekitar mejanya.

"Flat White dan Affogato, satu."

Begitu mencatat pesanan Arkan, si pelayan kembali ke dalam-melaporkan pesanan Arkan ke bagian dapur. Arkan sengaja memesan dua minuman sekaligus. Bukan, dia tidak sedang menunggu seseorang. Hanya saja, setiap dia berkunjung kesini, Arkan selalu memesan pesanan yang sama. secangkir Affogato untuk Nara, dan secangkir Flat White untuknya.

Kejadian siang tadi kembali terlintas di memorinya.

"Lo kok gak bilang nungguin gue, Ar?"

Nunggu apaan sih, Nayla. Pede banget. Huh..

Nayla ikut menyandarkan badannya di dinding parkiran, tepat di samping Arkan. Arkan melirik ke samping dengan malas. Kemudian memfokuskan kembali pandangannya ke arah pintu keluar jalur siswi.

"Ar, kok gue dicuekin sih?"

Arkan tetap diam. tidak memedulikan gadis yang ikut bersandar di sebelahnya.

"Gue salah apa sih, Ar? kenapa tiba-tiba lo mutusin gue dengan alasan yang ga jelas?" ungkap Nayla dengan persaan meluap. Perasaan yang sudah lama di pendamnya karena tidak ada izin untuk mengutarakan.

"Oh, atau lo ninggalin gue cuma karena cewek cupu itu?!"

Arkan menatap Nayla yang tengah menatapnya dengan tatapan menyelidik. tatapan Arkan datar dan menusuk. Arkan memilih menjauh dengan helaan napas berat. Tetapi Nayla tetap saja mengekorinya.

"Ck!" Arkan membalikkan badannya, menghadap Nayla, "Gausa ngekor bis-"

Nayla yang tidak tahu kalau Arkan akan berbalik tidak dapat menghentikan langkahnya. Sehingga dia memegang bahu Arkan sebagai tumpuan. Arkan sontak membulatkan matanya. Arkan tidak ingin Nara melihat ini. Dia melihat ke arah pintu jalur siswi.

SurrenderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang