"Biar saya bawakan koper anda," seorang pemuda, berambut pirang—nyaris mendekati albino—dan sepasang mata sipit yang tajam. "Anda bisa—"
"Taehyung," sela sang pemilik nama cepat, "tidak perlu terlalu formal. Panggil Taehyung saja."
Satu senyum tertarik. "Baiklah, Taehyung," gurat wajahnya melunak, "kau bisa memanggilku Sehun. Ayo, ikuti aku."
Taehyung mengangkat bahu ringan. "Okay, trims."
Tidak perlu waktu sepuluh menit hanya untuk mengikuti Sehun hingga kakinya berjalan di sepanjang koridor mansion. Lain halnya dengan bangunan yang di luar, keadaan isi mansion jauh lebih megah jika dibandingkan dengan istana manapun. Memang tidak sebesar kastil-kastil di Inggris, tapi ini tetap saja besar bagi Taehyung.
"Pintu apa itu? Yang di ujung sana?" itu tidak sengaja, sungguh. Taehyung hanya sedang melihat sekeliling ketika satu pintu berpelitur cokelat tua menarik perhatiannya.
Sehun mengikuti arah pandangannya, yang detik kemudian tersenyum lalu menggeleng. "Bukan hal yang istimewa. Itu hanya perpustakaan,"
Sebelah alis Taehyung terangkat. Perpustakaan adalah satu dari sekian hal favoritnya di dunia ini. "Benarkah? Berapa banyak buku di sana? Boleh aku masuk?"
"Banyak sekali," Sehun mengusap dagu dengan gerakan berpikir. "Dan, tentu. Kau boleh—hei, Taehyung? Kau mau ke—"
Taehyung tidak mendengar.
Pintu itu sudah menarik perhatiannya terlalu jauh.
.
Perpustakaan seperti apa? Ke HALAMAN 4.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ending(s)
FanfictionInilah cara bagaimana Kim Taehyung menentukan kisah akhirnya. . . . [BTS Fanfiction. AllxTaehyung. Taehyung!centric].