16

876 107 0
                                    

"Tidak akan pernah kuizinkan!"

Taehyung mematung. Entah bagaimana caranya sang pangeran yang baru saja ditemuinya itu bisa menariknya ke sini, ke sebuah istana yang begitu megah yang terletak di antara lebatnya hutan dan pesisir pantai. Berdiri seperti patung di tengah aula pertemuan dengan dua kursi kerajaan berada tidak jauh di depannya.

Dan, demi Tuhan, apa yang dilihatnya saat ini mungkin saja fatamorgana!

Ia melihat Sang Raja dan Sang Ratu dengan mata kepala sendiri.

"Kami sudah menentukan siapa yang cocok menjadi permaisurimu, anakku. Kenapa kau tidak bisa menerimanya? Apa kau tahu pemuda yang saat ini di sampingmu berasal dari musuh keluargamu? Apa kau tidak tahu, Hoseok? Dia adalah musuh!"

"Ayahanda!"

"Jangan membantah!"

Cukup, hentikan. Seharusnya Taehyung merasa bodoh dengan semua ini. Namun anehnya, ketika ia mendengar penolakan telak yang ditujukan untuknya itu membuat Taehyung merasa sesak. Sakit, dadanya terasa nyeri. Ia tidak tahan melihat tatapan benci yang diarahkan sang raja kepadanya. Ia tidak tahan melihat sang ratu menangis tersedu-sedu. Ia juga tidak tahan memandang sepasang bola mata Hoseok dengan penuh kemurkaan dan kekecewaan yang begitu dalam.

Sakit. Terlalu perih.

Taehyung tidak mengerti.

.

Jika Taehyung ingin menghilangkan rasa sakitnya, pergi ke HALAMAN 6

Jika Taehyung bisa menahan rasa sakitnya, pergi ke HALAMAN 19

Ending(s)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang