"Tidak apa-apa, aku bisa sendiri."
"Oh," Seokjin tampak menimbang, tetapi selang beberapa detik, ia mengangguk ramah. "Tentu. Enjoy your time, Taehyung."
Seokjin orang yang baik, karena Taehyung benar-benar menghabiskan waktunya di tempat penuh patung lilin itu seorang diri. Dimulai dari ruang barat, yang dipenuhi dengan ornamen-ornamen mati dari lilin. Entah itu benda-benda dapur, atau alat yang digunakan oleh seorang tukang, bahkan sebuah rumah mini dengan grand piano kecil di sampingnya. Mengintip ruang timur, Taehyung mendapati berbagai replika tokoh-tokoh terkenal. Kebanyakan dari mereka memang tokoh fiksi, seperti vampir, drakula, atau mungkin seorang raja yang sudah mati. Berhenti di ruang tengah, Taehyung mulai merasa janggal. Beberapa lilin patung yang dilihatnya memang menyerupai manusia, namun ia sama sekali tidak mengenal sosok-sosoknya. Lalu matanya, well... itu mengerikan.
Taehyung tidak tahu sudah berapa lama menghabiskan waktu berkeliling hingga langkahnya berhenti pada sebuah pintu yang terpencil. Tanpa kalimat petunjuk. Tanpa kalimat peringatan. Hanya sebuah pintu reot yang tak diketahui lagi warnanya.
Didorong rasa penasarannya yang tinggi, Taehyung menyentuh kenop lalu memutarnya pelan.
CKLEK!
.
Pintu terbuka! Lanjut HALAMAN 17!
KAMU SEDANG MEMBACA
Ending(s)
Fiksi PenggemarInilah cara bagaimana Kim Taehyung menentukan kisah akhirnya. . . . [BTS Fanfiction. AllxTaehyung. Taehyung!centric].