"-hyung?"
Matanya berat. Kantuk menyerangnya terlalu hebat.
"-hyung? Taehyung?"
Seberkas silau yang menembus retinya tanpa izin itu membuat Taehyung terjaga. Manik mahoninya mengerjap beberapa kali, yang detik kemudian benar-benar terbuka lebar; menerima bias cahaya dengan susah payah dan paras pertama kali yang dilihat olehnya adalah seorang wanita cantik.
Ibunya.
"Oh, syukurlah," Nyonya Kim terlihat lebih lega, ada gurat kecemasan yang terlintas dalam wajah dan sinar matanya. "Kau benar-benar membuat kami cemas, saying."
Kami?
Taehyung menoleh perlahan, meski rasa sakit menjalar di sekitar belakang kepalanya tiba-tiba. Ia mendapati Kim Joonmyeon berdiri tidak jauh dari tempat tidur, kedua lengan bersilang di depan dada, dan mata memandang dirinya dengan binar mata yang tidak jauh berbeda seperti sang ibu. Ah, sial. Taehyung tidak suka melihat orang lain mencemaskan dirinya seperti ini.
Tapi, tunggu. Sedang apa ia di sini? Terbaring lemah di atas tempat tidur ukuran sangat besar dengan empat penyangga di setiap sisi-sisinya.
Terakhir yang Taehyung ingat, ia berlari menuju perpustakaan. Menemukan tiga jalan setapak yang berbeda. Lalu... setelah itu... apa yang terjadi?
"Sehun menemukanmu pingsan di perpustakaan, Taehyung. Katanya kau belari terlalu cepat lalu terjatuh," Ibunya terkekeh geli sambil mengusap puncak kepala putra tunggalnya itu sayang, seolah-olah ia bisa membaca pikiran Taehyung. "Dasar anak ceroboh, kenapa kebiasanmu itu tidak hilang-hilang sejak kecil?"
"Yang lainnya juga mencemaskanmu, Taehyung," Joonmyeon menyahut. Sebuah kalimat pernyataan yang membuat kening Taehyung berkerut samar.
Yang lain? Siapa?
Namun sebelum ia bertanya, pintu kamar mendadak terbuka; suara kenopnya begitu nyaring dan menggema di gendang telinga Taehyung. Disusul dengan beberapa langkah kaki yang mengikuti, lalu mengikuti lagi, dan mengikuti lagi. Terlalu banyak langkah kaki.
"Kudengar Taehyung kecil kami sudah bangun?"
Satu.
"Oh, aku belum bertemu dengan anggota keluarga baru. Siapa namanya? Taehyung?"
Dua.
"Sssttt... tolong jangan berisik, Taehyung bisa terganggu,"
Tiga.
"Tae-hyung? Apa ini? Aku memiliki satu kakak lagi?"
Empat.
"Akhirnyaaaaa, menyenangkan sekali memiliki anggota keluarga baru dengan tahun kelahiran yang sama,"
Lima.
"Berisik! Kalian benar-benar mengganggu. Jangan membuat kesan yang buruk di depan anggota keluarga baru."
Enam.
Kerutan di kening Taehyung semakin jelas.
Ia merasa tidak asing dengan wajah-wajah yang baru saja datang dan dilihatnya itu.
Siapa, kapan, bagaimana, dan di mana ia bertemu dengan mereka? Semuanya begitu random tetapi tampak tidak asing pada waktu bersamaan.
Ah, terserahlah.
Taehyung terlalu malas mengingat.
.
End.
.
Akhir mana yang kalian dapatkan?
.
.
.
a/n : jadi, inti ceritanya apa yang dialami taehyung itu lebih ke mimpi sih 8"D keenam personil yang dia temuin itu ternyata ada di dunia nyata, ehehehe. Dan enam orang itu jadi kakaknya, begitulah. Semoga tidak membingungkan yaaa~ mungkin lain kali saya bakal bikin cerita model kayak gini lagi, wkwkwkw. Terima kasih sudah mampir XD
KAMU SEDANG MEMBACA
Ending(s)
FanfictionInilah cara bagaimana Kim Taehyung menentukan kisah akhirnya. . . . [BTS Fanfiction. AllxTaehyung. Taehyung!centric].