25

550 83 5
                                    

"Argh! Taehyung, cepat kemarikan tanganmu yang satu lagi!"

"Tapi—"

"Sekarang!"

Taehyung menurut. Ia segera mengangkat sebelah lengannya yang terkulai, mencoba menggapai-gapai sesuatu di atasnya, hingga ia berhasil meraih kelimar jari Namjoon yang langsung menarik beban tubuhnya sekuat tenaga. Sesuatu yang dilakukan sangat lincah—dan hati-hati—karena satu sekon Namjoon terlambat melakukannya, ranting akan patah dan mereka tidak sempat menyelamatkan diri.

Bruk!

"Ugh!" Taehyung meringis, mengaduh ngilu saat tubuhnya terbanting ke depan; hidung membentur bau khas tanah dan pening yang menjalar kepala dengan cepat. Ia sempat melihat Namjoon tergeletak lelah tepat di sampingnya dengan napas terengah.

"Tadi itu ... hampir ... sekali," tukas Namjoon terputus-putus, memejamkan mata sejenak lalu membukanya kembali. "Kau ... baik-baik saja?"

Yang ditanya mencoba bangun dan mengambil posisi duduk sebelum menjawab, "Sangat baik," Taehyung membuang napas kasar. "Terima kasih sudah menolongku,"

"Meh, jangan dipikirkan," Namjoon mengibaskan tangan asal.

"Tapi, serius, dari mana kekuatan sebesar itu? Kau bisa menarikku dengan sangat cepat,"

Namjoon mendengus kecil. "Latihan di kerajaan setiap hari, seperti itulah."

Bola mata Taehyung membesar. "Kau berasal dari kerajaan!?"

"Tidak, bukan seperti itu," kilah Namjoon cepat, ia segera bangkit dan memposisikan tubuhnya menjadi duduk. Terpisah kurang lebih dua puluh sentimeter dari tempat Taehyung berada. "Aku pengawal pribadi sang raja ..." bibirnya mengulas senyum tipis, tipis sekali.

Kening Taehyung mengerut samar. Perasaannya mendadak tidak enak.

"Kau tahu apa yang kulakukan untuknya?"

Ia menggeleng. Jelas tidak tahu adalah jawaban di baliknya.

Kali ini, senyum tipis itu berubah menjadi seringai lebar. Dan sebelum Taehyung sadar apa yang tengah terjadi, Namjoon segera menerjang tubuhnya dalam sekali sentakan tanpa aba-aba, menahan kedua bahunya dengan lengan menahan leher, dan tangan yang bebas meraba saku belakang celana; mencari sesuatu.

Taehyung bahkan belum sempat mengeluarkan protes ketika ia melihat benda apa yang diambil oleh Namjoon, langsung diarahkan pada lintang garis lehernya; tempat di mana denyut nadinya tersimpan.

"Aku membantu sang raja menjadi abadi ..."

Perak yang berkilau. Tajam. Ujung yang meruncing dengan sempurna.

Sebuah mata pisau yang begitu indah, namun mematikan.

"... dengan cara mengambil jantung anak muda sepertimu."

Hentakan cepat.

"Arrrgh!"

Teriakan memilukan.

Tawa membahana.

Merah dan gelap yang menyatu setelahnya.

.

End.

Epilog ada di HALAMAN 29.

Ending(s)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang