18

987 120 4
                                    

Taehyung tidak tahu sudah berapa lama ia menjerit. Melayang di tengah-tengah udara yang lembab, sekeliling yang gelap, dan desau angin yang menerpa wajahnya tiada henti. Ia juga tidak mengerti mengapa benda-benda aneh di sekitarnya bisa melayang. Ia bahkan melihat—astaga! Itu piano! Benda sebesar itu sedang apa di tempat—maksudnya, lubang—seperti ini?

Ting ting ting!

Hap!

Nyaris, Ya Tuhan. Jika Taehyung tidak segera bergeser ke kanan—dalam keadaan tetap melayang namun jatuh lebih jauh ke dalam—ia mungkin akan terhantam keras salah satu sisi pianonya tanpa tedeng aling-aling.

Omong-omong, berapa lama lagi hingga ia bisa mencapai dasar?

"Huaaaaaaa!"

Brugh!

"Awww!"

Satu lengkingan terakhir dan Taehyung merasa sekujur tubuhnya begitu sakit. Mungkin setelah ini tulang pinggulnya akan memar, entahlah. Bukan itu yang harus dipikirkannya saat ini, tetapi pertanyaan yang paling mendasar; ada di mana ia dan tempat macam apa ini?

Tempat itu terlihat asing, well bukan hanya dengan langit yang terlihat mendung dan pepohonan dengan bentuk yang aneh, tetapi juga setiap benda-benda yang dilihatnya. Setiap lekukannya tidak lazim, termasuk bunga-bunya yang tumbuh di antara semak-semak belukar. Taehyung merasa ini bukan dunianya.

Alice bilang, Wonderland tercipta karena enam hal mustahil sebelum sarapan pagi bisa menjadi kenyataan.

"Well, well, siapa ini? Aku tidak tahu manusia bisa datang kemari."

Taehyung mendongak dan ia merasa perutnya terasa mual.

.

Siapa kira-kira? Menuju HALAMAN 7.

Ending(s)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang