26

805 83 6
                                    

"Sudah kubilang, diam!"

Hal yang mudah dilakukan, sebenarnya. Karena dua detik setelah Taehyung menuruti suara yang memerintahnya itu, ia segera dilepaskan. Taehyung terbatuk-batuk sesaat, menarik napas sepanjang mungkin sebelum akhirnya ia mendongak. Mendapati seorang pemuda sangat tinggi dengan gaya rambut yang tidak diketahui namanya.

"Kau bisa memanggilku Namjoon," sahutnya tiba-tiba tanpa diminta. "Kau?"

Entah apa yang merasukinya, Taehyung merasa orang di depannya ini tidak terlalu harus dicurigai. "Taehyung. "

Namjoon mengangguk sesaat. "Baiklah, Taehyung. Kau berhutang budi padaku karena telah menyelamatkanmu,"

"Hah?"

"Sekarang, kau harus membayarnya dengan menemaniku selama perjalanan."

"HAH?"

Normalnya, Taehyung akan memprotes dengan segala rentetan kalimat maki dan langsung kabur menjadi jalan keluar. Namun karena ia sudah melakukan opsi sebelumnya pada orang yang berbeda, maka ia tidak memiliki pilihan lain selain menuruti perintah pemuda bernama Namjoon sialan itu.

Dan entah mengapa, sudut hatinya sedikit memaksa Taehyung untuk mempercayai orang itu.

"Oh! Bloody hell!"

Taehyung menoleh penasaran. Suara Namjoon tadi berhasil menghancurkan kabut hitam di sekelilingnya. Ia juga tidak sadar sudah sejauh mana kakinya berjalan mengikuti Namjoon.

"Mana yang akan kau pilih, Taehyung?"

Lalu ia melihatnya.

Antara jalan menuju hutan terdalam dan sisi terbuka yang langsung menuju ke sebuah danau, mana yang akan dipilihnya?

"Aku—"

Kalimatnya berhenti, tepat ketika Taehyung salah mengambil langkah mundur hingga ia tidak sadar akan pijakan yang licin dan membuatnya terpeleset gesit, lubang jurang curam yang tidak disadarinya sejak tadi, dan pekikan Namjoon yang menggema setelahnya.

"Taehyung!"

Grep!

Satu setengah sekon.

Namjoon berhasil menangkap lengannya.

Krak!

Tetapi semua itu tidak berlangsung lama. Karena Taehyung melihatnya, satu kesadaran penuh dalam dua pilihan yang berbeda.

"Taehyung! Bertahanlah, jangan lepaskan tanganku!"

Krak!

Tidak, tidak. Jika ia ia terus mempertahankan posisinya, ranting terbawah yang digenggam Namjoon sebagai pegangan akan terlepas dan mereka berdua bisa terjatuh ke dalam jurang yang sama. Satu-satunya cara agar mereka berdua tidak terjatuh dengan mengorbankan salah satunya.

Ini mimpi, ini mimpi, ini mimpi. Taehyung berusaha merapal sebuah kenyataan, seperti mantra yang ia harapkan keajaibannya. Demi Tuhan, ini hanya mimpi!

Kraaaak!

.

Taehyung mempertahkan pegangan Namjoon? Bukalah HALAMAN 25

Taehyung menyerah dan melepaskan pegangan Namjoon? Bukalah HALAMAN 20

Taehyung tidak ingin melakukan keduanya dan masih menganggap berada di alam mimpi? Bukalah HALAMAN 4

Ending(s)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang