PART 22

291 4 3
                                    

Di depan laboratorium kampus, sudah berkumpul banyak mahasiswa dan mahasiswi serta beberapa dosen. Mereka tampak panik sambil terus berebut untuk bisa melihat kondisi di dalam laboratorium.

Joeshen bergegas menerobos kerumunan tersebut untuk melihat kondisi di dalam laboratorium. Dengan susah payah akhirnya dia bisa sampai tepat di depan pintu, dan rupanya dosen pengajar biologi juga ada di sana. Dosen itu sedang berbicara dengan salah seorang mahasiswa yang tak lain adalah Andi, yang kini sedang memeluk Lana dari belakang sambil menodongkan pisau ke leher Lana.

"Jika ada yang berani mendekat maka aku akan menancapkan pisau ini ke lehernya!" seru Andi yang terlihat begitu marah.

Sontak beberapa orang yang melihat kejadian di dalam berteriak saat Andi menodongkan pisau itu ke arah dosen biologi dan orang-orang yang ada di hadapannya.

"Ada apa sebenarnya ini, Pak?!" tanya Joeshen yang sangat panik dan khawatir akan keadaan Lana, yang kini nyawanya terancam.

"Bapak sendiri tidak tau, Joe. Tiba-tiba saja tadi Andi marah dan kemudian menodongkan pisau itu ke Lana," jelas dosen biologi itu. Ketakutan serta kepanikan terpancar jelas di wajahnya, mengingat karena baru pertama kali kejadian seperti ini terjadi dan tidak tahu apa masalah sebenarnya.

"Joe ...," panggil Lana di sela tangisnya. Tangannya berusaha menahan tangan Andi agar pisau yang di pegang pemuda itu tidak mengenai lehernya.

Joeshen segera melangkah untuk mendekati Andi dan Lana, tapi baru beberapa langkah saja Andi sudah mengancam kembali dan menodongkan pisau itu ke leher Lana. Memaksa Joeshen untuk tidak mendekat ke arah mereka.

"Andi, sebenarnya ini ada apa? Apa masalahmu hingga harus melakukan semua ini?" tanya Joeshen yang berusaha untuk mengajak Andi berunding, namun ketakutan serta kepanikan terpancar jelas dari wajahnya.

"Masalah?! Sebenarnya semua ini menyangkut masalah lama kita, Joe. Apa kau lupa, Ha?! Dan sekarang masalah kedua adalah karena Lana justeru memilihmu dibandingkan aku yang sudah jelas-jelas mencintanya!"

"Tapi kita semua tau kalau Riska mati karena bunuh diri, dan aku tidak tau menahu soal itu. Lalu sekarang untuk masalah Lana mau memilih siapa saja itu kan terserah dia, jadi sudah seharusnya kamu berpikir positif dan tidak mengedepankan ego seperti sekarang ...," Joeshen berusaha membujuk Andi agar tidak sampai terlarut dalam emosi dan membahayakan nyawa Lana.

Memang Andi sudah menyimpan dendam dengan Joeshen sejak lama, itu semua disebabkan karena Riska--sahabat Andi--yang ternyata mencintai Joeshen. Memang Andi mau membantu Riska sebagai sahabat untuk bisa dekat dengan Joeshen, tapi di sisi lain Andi juga mencintai Riska. Namun Andi lebih rela mengalah demi kebahagian Riska, sampai akhirnya Joeshen berteman dekat dengannya.

Tapi pada suatu hari, Riska berencana untuk mengajak Joeshen keluar. Niatnya adalah bisa mendapatkan moment yang tepat untuk mengungkapkan perasaannya pada Joeshen. Joeshen menyanggupi ajakan Riska tanpa berpikir bahwa Riska mencintainya, hingga akhirnya Riska meminta tolong pada Andi untuk menyiapkan sebuah kejutan di tempat yang sudah dipilih oleh Riska.

Di taman yang terletak di pinggiran kota, Andi sudah menyiapkan sebuah meja yang dihiasi lilin beserta makanan yang memang khusus dimasak sendiri oleh Riska. Namun saat sedang menunggu Joeshen yang ternyata datang terlambat, tiba-tiba Riska dihampiri oleh beberapa orang berpakaian preman. Mereka menggoda Riska dan merusak semua yang sudah disiapkan untuk Joeshen.
Andi yang memang sedang menunggu di dalam mobil Riska, melihat kejadian itu lalu berusaha menolong sahabatnya. Tapi sayangnya Andi harus menerima sakit karena dihajar oleh mereka, dan harus menerima pahit melihat gadis yang dicintainya diperkosa oleh preman-preman tersebut.

Joeshen memang datang saat itu, tapi dia tiba setelah semuanya berantakan. Hanya mendapati tubuh Riska yang terbalut gaun koyak dan hampir telanjang, yang tak sadarkan diri. Andi yang sudah pingsan dengan muka babak belur, serta meja dan makanan yang berantakan di taman.
Semenjak kejadian itu Riska depresi dan akhirnya stres, dia mulai kehilangan akal sehatnya dan itu membuat Andi berubah. Andi mulai tidak bisa menjaga emosinya dengan Joeshen, karena menganggap semuanya salah Joeshen yang datang terlambat datang saat itu. Sedangkan Joeshen sendiri merasa bersalah atas kejadian itu dan berusaha untuk menolong Riska agar bisa kembali sembuh.

"HATI DI PERSIMPANGAN"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang