Sebelum kalian mulai baca bagian ini, aku mau minta maaf yang sebesar-besarnya karena alasan teknis yang baru tak sadari di update sebelum ini. Seharusnya itu update untuk buku yang lain, dan gara-gara terburu-buru aku salah update. So so so sorry for the confusion I made, but here's another update to compensate my mistake.
.
.Enjoy. :)
.
.
.
Pesan #4
3 Januari, 19:36.
Hari ini Soph menggeretku ke mall. Kami membeli beberapa barang dan segalanya baik-baik saja, kurasa. Agak aneh ketika salah satu penjaga toko itu terlihat sangat mirip denganmu. Dia punya rambut cokelat yang sama, mata yang sama, senyuman yang sama. Tapi dia bukan kau, dan situasinya berbeda. Aku juga melihat hoodie yang sama yang sering kau gunakan setiap kali kau datang dan menghabiskan waktu di rumahku. Setelah makan di Mc Donalds's, Soph membeli tiket bioskop untuk kami berdua. Aku hanya memalsukan sebuah senyuman dan berterima kasih padanya karena belakangan ini dia telah menjadi teman terbaik dengan berusaha untuk menghiburku. Padahal, itu kewajibanmu. Kaulah yang seharusnya melakukan itu. Tapi kau tidak. Aku sangat merindukanmu.
Pesan #5
4 Januari, 00:39.
Tengah malam, dan aku merasa sangat cemas dan panik. Ingat ketika kita masih dua belas tahun dan aku mengalami serangan panik lalu kau melihatku dan langsung berlari kepadaku kemudian dalam dua menit aku sudah merasa lebih baik? Ya, hmm, serangan itu kembali lagi, Ty. Ketika aku berada di sekitarmu, itu jarang sekali terjadi. Tapi begitu kau pergi, keraguan dan ngeri itu kembali lagi. Begitu juga rasa lelah, iritasi, dan kesulitan berkonsentrasi. Aku membutuhkanmu. Tapi kurasa beberapa hal cukup ada tanpa harus diperkatakan. Aku baru akan bertemu denganmu dalam beberapa jam ketika sekolah mulai. Kau pasti bersama dengan gadis itu. Aku tahu ini menyakitkan, tapi aku tak lagi peduli dengan itu, setidaknya demikianlah yang kupikir.
Pesan #6
5 Januari, 17:40.
Aku melihatmu hari ini. Aku tidak mau, tapi sayangnya, aku melakukannya. Rambutmu masih tertata dengan cara yang sama dan aku hampir saja tenggelam dalam bayang-bayang matamu. Kau tampak berbeda, namun, sama. Lesung pipi di wajahmu masih tetap muncul ketika kau tersenyum. Kakiku terasa lemas dan lembek seperti jeli dan aku hanya terdiam berdiri di sana. Kau bersama dengannya. Perasaan itu masih terngiang dan kuingat dengan jelas bahkan hingga kini. Segalanya tiba-tiba terulang lagi di depan mataku. Kurasa kau orang asing yang terlalu familiar. Kita bertukar pandang di kelas dan aku bersumpah aku tidak dapat bernapas. Aku harap kau meraskan apa yang kurasakan juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Things I Could Never Tell You [Translation in Bahasa Indonesia]
Teen FictionVersi asli buku ini diterbitkan melalui wattpad dalam Bahasa Inggris oleh @invisiblilly , dengan judul yang sama "Things I Could Never Tell You" pada tahun 2015. Separuh bagian dari dunia ini bertahan selayaknya seharusnya, namun, bagian yang lain...