BAB 8

206K 12.2K 166
                                    

Banyak yang ngaku #teamSenna tapi minta Senna di bikin menderita 😂😂 aku sih ngikut aja ya diminta ini itu sama readers ^^

Daaan lagi-lagiii aku hanya bisa ber terima kasih untuk yang tetap setia sama cerita ini hihihihi padahal udah tau author kerjanya ngilang lama. Kiss kiss buat kalian sema~~~~

***

"Mba Nadra, aku ikut print ya, printerku tintanya kemarin ada yang salah isi jadinya ancur deh kalo ngeprint yang berwarna." Linda mendekati kubikel nadra sambil membawa hard disk di tangannya. Wajah Linda tampak kuyu karna memang sekarang sudah mendekati akhir bulan dan saatnya pembukuan. Dan lagi kemarin Linda baru curhat bahwa ia harus nombok karna salah membooked tiket pesawat untuk 7 orang. Nasib....

"Iya lin, silahkan." Nadra mensave pekerjaan sebelumnya dan ia berdiri dari kursi, mempersilahkan Linda untuk mengambil alih komputer. "Btw Lin ada charger gak? Kabel yang aku ini kadang nyala tapi lebih sering matinya." Rasanya baru bulan lalu Nadra membeli kabel charger di iBox tapi sekarang kabel itu sudah mulai kembali ngadat.

"Loh bukannya baru ganti hp ya, Mba?" Linda ingat saat ada acara di Central Park itu ia meminjam ponsel Nadra yang keluaran terbaru untuk menghubungi pacarnya meminta dijemput. "Masa hp baru kabel chargernya udah rusak sih, Mba?"

Nadra menatap ponselnya yang lengkap dengan retakan di bagian layar. Sudah satu minggu ini ia beralih kembali ke ponsel lamanya karna ia merasa menghianati Senna. Sebenarnya tidak menghianati juga sih.... Toh diantara mereka memang tidak ada hubungan jelas. Tapi ya Nadra merasa tidak enak saja jika ia harus menghubungi Aby melalui hp yang dibelikan oleh Senna. Rasanya ada yang mengganjal...

"Gak tau nih, Lin... Kayanya ketuker sama kabel charger orang lain waktu di stand pameran..." Jawab Nadra asal karna dia tidak memiliki ide apapun untuk berbohong.

"Bentar ya Mba, aku ambil dulu di kubikel ku. Mau sama powerbank-nya juga gak?"

"Boleh deh. Eh iya sekalian minjem headset dong Lin. Hehehe." Powerbank milik Nadra sempat jatuh ke aspal saat ia naik Ojek dan alhasil powerbank itu mogok bekerja seketika. Sedangkan headsetnya hilang entah kemana, palingan juga nyempil di salah satu tas yang pernah ia pakai tapi belum dibersihkan dalamnya saat berganti ke tas lain.

Linda kembali ke kubikel Nadra sambil membawa peralatan yang diminta oleh Nadra tadi. "Aku di balkon ya Lin kalau misalkan ada yang cari. Kamu santai aja pake komputernya."

"Ok, makasih loh Mba." Linda mulai menguasai komputer Nadra, sementara si pemilik aslinya berjalan ke arah balkon.

Banyak hal yang menganggu pikirannya sejak beberapa bulan lalu. Dan tentu saja itu berkaitan dengan Senna. Tapi akhir-akhir ini pikirannya justru beralih pada sosok Aby, pria yang mulai rutin menghubunginya baik via sms ataupun telfon. Tanpa bantuan dukun juga Nadra bisa menyadari kok kalau Aby tertarik dengannya dan mungkin mau menjalin hubungan lebih, tapi Nadra masih sedikit menjaga jarak, selain karna proses mereka dekat ini terhitung baru, Nadra lebih ingin memantapkan hatinya agar nanti perasaannya pada Aby bukan sekedar pelarian semata. Nah tapi masalahnya adalah.... Sulit sekali membuat dirinya berfikir bahwa Aby bukanlah sebuah pelarian karna Senna masih dengan kurang ajarnya menghantui segala pikirannya.

Mas Aby calling...

Lah umur panjang....

Friends With BenefitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang