So Happy liat Friends With Benefits ada di ranking 2 Chicklit!!!
YAYY THANK YOU GUYS💖😊😊😊
"Sen." Nadra menjatuhkan diri ke sofa dengan lemas, kepalanya ia sandarkan pada lengan Senna yang menjadi lembek karna tidak pernah olahraga kembali sejak menikah, "Negative." Cicit Nadra pelan, enggan mengakui bahwa untuk yang kesekian kalinya dia 'gagal'.
"Yaudah ay, kita coba lagi ya..." Lengan Senna merangkul bahu Nadra dan mengusap-ngusapnya memberi ketenangan yang justru membuat Nadra semakin kesal dan akhirnya menangis sendu.
Senna sudah cukup terbiasa dengan drama ini. Sejak usia pernikahan mereka baru jalan 2 minggu, Nadra sudah membeli test pack di apotik dan secara berkala memeriksa urinnya. Telat haid 1 hari saja Nadra langsung lari ke apotik, dan selama 13 kali mencoba, Nadra harus puas dengan satu garis yang menandakan negative alias tidak hamil.
"Kamu tuh gak ngerti! Kita udah nikah lebih dari setahun masa aku belom hamil juga? Nanti kalau ketemu sama keluarga dari Mamih kamu yang di Bandung, aku jawab apa? Masa belum isi..."
Senna paling tidak suka jika Nadra sudah terlalu banyak pikiran seperti ini. Mungkin bagi mereka-mereka yang kerjaannya doyan nyinyir dengan menanyakan 'kapan menikah?' Atau 'kapan isi' itu bukanlah hal yang berat, tapi bagi Nadra, pertanyaan itu adalah momok besar bagi hidupnya. Apalagi sebagai seorang wanita normal.
Senna tidak menghentikan elusan tangannya, ia bingung harus berkata apa karna pasti sekarang ini setiap kata yang keluar dari mulutnya itu akan tetap dianggap salah.
"Aku mandul deh kayanya Sen...."
Lagi-lagi Senna diam tidak menyaut. Ini bukan drama pertama yang terjadi, jadi Senna sudah lebih tenang dalam menyikapi hal seperti ini.
Sejak awal menikah, keduanya memang berkomitmen tidak ingin menunda anak karna usia Nadra sudah akan masuk 29 tahun dan itu artinya mereka hanya memiliki waktu 6 tahun sampai usia ideal melahirkan bagi wanita itu selesai. Sebenarnya setelah membaca di beberapa website parenting, usia di atas 35 juga masih banyak wanita yang melahirkan, namun Nadra dan Senna tidak mau mengambil risiko jika akan terjadi sesuatu pada anak mereka, jadi mereka sepakat untuk memanfaatkan waktu yang ada sampai usia Nadra 35 tahun. Dan sekarang waktu mereka tersisa 5 tahun...
"Kamu pasti kecewa ya? Padahal kamu udah pengen banget jadi Papa kan..." Orang yang sedang kecewa itu biasanya mulut dan pikirannya mulai kacau dan asal nyerocos, seperti yang sekarang terjadi pada Nadra, jadinya Senna harus lebih sabar dan bersikap tenang.
"Sen... Tanggepin dong. Aku kaya ngomong sama tembok kan!"
"Iya sayang, udah ya kita coba lagi." Akhirnya Senna bersuara juga. Lagaknya sih tenang, tapi dalam hati ia juga ikut merasa gagal. Selama ini selalu saja pihak wanita yang di persalahkan jika belum memiliki keturunan, tapi disini Senna justru merasa jika ia juga turut berperan mengapa sampai sekarang Nadra belum hamil juga, apa ada sesuatu yang salah ya dengannya?
Tangis Nadra sudah berhenti, namun raut sedihnya masih menghiasi, "Atau gara-gara dulu aku pernah suntik kb ya? Tapi kan cuma tiga bulan aja dulu-"
"Ay, ke dokter mau ya?"
Nadra menggeleng enggan, "Gak mau ah malu..." Ya aneh saja rasanya kalau harus mendiskusikan masalah dapur rumah tangga mereka pada orang lain, apalagi mengenai anak yang tak kunjung hadir ditengah mereka. Nadra terlalu takut mendengar vonis mandul dari dokter.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friends With Benefit
ChickLit18+ "What are we?" Tanya Nadra tiba-tiba. Entah mengapa tapi pertanyaan itu mengalir begitu saja tanpa bisa di cegahnya. "Friends." "Just friends?" "Friends who like to do this." Senna berbisik rendah dan langsung menyerang dada Nadra.