Bab 9: Beberapa Kepingan

61 7 1
                                    

Tada!! Aku kembali~

Sebenarnya ada sedikit kisah unik tentang cerita ini. Terutama beberapa bab ke depannya nanti. Beberapa hari banyak yang terjadi padaku. Juga ada kisah menarik di balik cerita yang aku pikirkan pertengahan tahun lalu ini. Mungkin jika aku tak lupa akan kuceritakan. Tapi nanti.

Lalu, sejujurnya bab ini sudah lama selesai. Kira-kira sejak akhir Januari. Aku juga sudah menyiapkan beberapa bab. Memangnya hanya uang dan emas yang bisa ditabung? Hahahaha..

Jadi untuk kalian yang membaca cerita ini, mohon dukungannya, ya. Kritik aku terima. Saran aku pikirkan.

Selamat membaca semua~

°/\°

Alarm bunyi cukup keras di pagi buta. Jam masih menunjuk pukul 04.23. Biasanya memang selalu ada latihan simulasi bahaya seperti ini. Tapi bulan ini sudah dilaksanakan dua minggu yang lalu. Selain itu, kali ini alarm berbunyi lebih keras dan nyaring. Itu hanya berarti satu hal.

Ini bukan simulasi.

Keadaan benar-benar gawat.

Hampir semua petugas markas langsung siaga. Yang tinggal di asrama pun langsung mengambil seragam dan berlari ke pos masing-masing. Termasuk tim Lio, tim lainnya yang masuk kategori penyerang berkumpul di lapangan utama. Beberapa ada yang masih terlihat mengenakan piyama.

"Ada apa?" tanya Gercu pada Kraku. Pemuda itu hanya mengangkat bahu sekilas.

Lio memastikan kembali anggotanya. Lengkap. Tapi Archa terlihat aneh. Pemuda itu tampak tak fokus. Anehnya lagi Archa memakai seragam dengan lengkap, sangat lengkap. Apa Archa tidak tidur semalam? Atau dia sudah mengetahui ini sebelumnya?

"Ketua, perhatikan depan," tegur Archa.

Ah, ya. Dia kembali menghadap depan. Tak lama tuan Kai datang bersama Ernel, pria paruh baya berambut perak keunguan. Terkenal dengan julukan 'titisan Slyth', jabatannya kini profesor kepala di laboratorium utama.

"Keadaan genting," tegas Ernel. "Beberapa tim akan ditugaskan keluar dan mendapat beberapa anggota tambahan. Tak menerima penolakan."

"Apa yang terjadi?" tanya ketua di sebelah Lio.

"Anggota tambahanmu yang akan menjelaskan semuanya."

Baru saja pria jangkung itu tutup mulut, beberapa orang datang dan langsung berbaris di bagian paling belakang tiap kelompok. Urca juga. Gadis itu bahkan masih memakai pakaian kemarin. Apa ia tak tidur? Jika iya, ke mana gadis itu semalaman?

Eh, gadis itu berbaris di kelompoknya. Yang berarti Urca adalah si anggota tambahan di timnya.

"Sekarang kembali ke kamar untuk memakai seragam baru yang sudah disiapkan. Bubar!"

Segera setelah perintah itu seluruh tim yang ada bubar menuju kamar masing-masing. Urca langsung menarik Lio. Kamar mereka bersebelahan. Yang lainnya mengikuti di belakang keduanya.

"Para Rheha memulai serangan," tegas Urca dengan sedikit berbisik pada Lio. Ia tahu anggota mereka pasti bisa mendengarnya. Sambil terus melangkah ia melirik mereka dan. Menempelkan telunjuknya ke bibir, membuat mereka tak jadi bertanya.

Black SaviorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang