Selamat menikmati cerita ini.
°/\°
"Kalian berlatih berdua saja, hah?!" seru si pelempar jarum.
"Kau terlalu sibuk mengasuh 'bayi'-mu, Kraku," sembur Hesa. Bayi yang dimaksud Hesa itu-
"Apa maksudmu, Mama!" Pilo mulai naik pitam. Ia tak suka panggilannya sebagai bayi. "Aku sudah besar!"
"Sudahlah, Mama," ucap Gercu yang akhirnya lelah mendengar mereka. Ia melangkah mendekati Lio lalu menepuk pundak ketuanya, "Aku bersama Lio."
"Ceh, cari aman," cibir Hesa. Matanya kemudian beralih pada Kaki dan Pilo, "Kalian, kemari!"
Pilo diam. Ia masih bingung dengan situasinya sampai Kraku menyenggol lengannya, membuatnya menoleh, "Ikuti kata Mama," bisik Kraku. Ia melirik wanita yang kembali menatap Lio dengan ganas sambil menyembuhkan luka bakarnya dengan cairan obat yang ia bawa. "Ingat, Mama menyeramkan saat seperti itu."
"Ya, dia memang menyeramkan."
°/\°
Archa melirik Becha yang kini duduk di sebelahnya. Pria itu berada di depan Zuma dan kini menatapnya lekat-lekat, seolah meminta pendapatnya akan sesuatu. Ia tak suka situasi semacam ini. Sedangkan En hanya terkikik melihat tingkah keduanya. Sepertinya ia tak ada niatan untuk memulai penjelasan apa pun.
"Um ... sebenarnya ... ada apa ini?" tanya Zuma yang sejak awal memang bingung dengan situasinya.
Pandangan Archa beralih pada Zuma. Anak ini masih polos ternyata, pikir Archa. "Kau adikku."
"Hah?" Zuma semakin bingung.
"Kau adikku. Satu ayah lain ibu."
"Kau tahu itu?" tanya Becha yang masih tidak memercayai pendengarannya. Pernyataan Archa barusan mematahkan semua dugaannya selama ini.
"Ya. Bodoh jika aku tak mengetahuinya padahal jelas-jelas kau selalu memperhatikanku sejak aku masuk ke tabung itu."
Zuma semakin bingung dengan pembicaraan mereka, "Aku tidak mengerti."
"Singkatnya, aku ini produk hasil uji coba ilegal yang masuk kategori melebihi harapan."
"Produk?"
"Kau baca apa yang aku minta tadi?"
"Ya. Penelitian ilegal yang berbahaya. Memodifikasi genetik manusia dengan...," Zuma tercekat. Ia ingat bagian yang menurutnya menjijikkan dan mengerikan itu. Ia melanjutkan dengan suara yang pelan, "Dengan gen hewan."
"Tepat. Dan aku salah satunya yang berhasil dari sekian banyak produk uji coba."
Seketika ruangan itu menjadi hening. Zuma bahkan bisa mendengar detak jantungnya sendiri. Ini seperti mimpi buruk yang jadi kenyataan. Kejadian semacam ini di luar dugaan ataupun pemikirannya. Sedikit pun ia tak pernah membayangkan kejadian seperti ini.
Ia tak bisa memercayai pendengarannya. Archa masih terlihat sangat tenang setelah membongkar rahasia sekelas itu. Apa yang ada di pikiran pemuda ini?
"Lalu," Becha mulai membuka suara, "apa kau mau memberitahuku apa yang terjadi selama enam tahun kau menghilang?"
"Belum saatnya."
"Giliranku yang bertanya," ucap Zuma. Matanya penuh kegelisahan. "Kalau memang kau sekuat yang data itu katakan, kenapa kau bisa lebih lemah dari Lio? Kau bahkan pernah dihajar habis-habisan oleh Ema."
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Savior
Science Fiction-Cerita ini ada sejak sekitar bulan Juni 2016- Setelah para 'makhluk' itu lenyap, mereka pikir 'dia' juga ikut lenyap. Anggapan lain mengatakan 'dia'-lah yang membawa mereka. Para 'makhluk' mengerikan yang meneror sejak beberapa tahun lalu menghancu...